Pesantren Nuris Islam Sebar Islam Nusantara di Asia Tenggara

Singapura,
Gerak langkah Pondok Pesanten Nurul Islam (Nuris), Antirogo, Jember, Jawa Timur sudah merambah lintas negara. Lembaga yang dibinanya, Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Madrasah Aliyah (MA) Unggulan Nuris, belum lama ini menggelar Nuris Student Exchange Program (NSEP), yaitu sebuah program pertukaran pelajar antara Nuris dengan negara pelajar negara jiran seperti Malaysia, Thailand, dan Singapura.
Kali ini Nuris mengirimkan 12 pelajar yang telah dipersiapkan secara khusus untuk mengemban amanah visi internasional Nuris selama satu bulan di tiga negara yang serumpun itu. Mereka diberi tugas untuk mengajar di berbagai lembaga seperti Annuban (Taman Kanak-kanak/TK), Prakthom (Sekolah Dasar/ SD), dan Mattahayom (Sekolah Menengah Pertama/ SMP). Mata pelajaran yang diajarkan yakni, Al-Qur’an, bahasa Arab, bahasa Inggris, dan bahasa Indonesia.
“Selain itu, mereka juga belajar kebudayaan kepada masyarakat dan keislaman kepada ulama-ulama di sana,” tutur pengasuh Pondok Pesantren Nuris, Robith Qoshidi kepada NU Online, Senin (4/4).
Menurut Gus Robith, sapaan akrabnya, pertukaran pelajar dengan lembaga di tiga negara tersebut merupakan kelanjutan dan inovasi kegiatan Program Abdi Masyarakat (PAM)  yang telah dilakukan Nuris selama ini. Mereka mengajar Al-Qur’an, bahasa Arab, bahasa Inggris, dan kitab kuning di berbagai pesantren di Jember.
“Tujuannya jelas, untuk belajar mengabdi sekaligus mengamalkan ilmunya di masyarakat. Kalau ke mancanegara, selain belajar dan mengajar, juga dapat mempererat tali persaudaraan khususnya sesama muslim di tiga negara tersebut,” cetusnya.
Sementara itu, Kepala MA Unggulan Nuris, Balqis Al-Humairo, mengungkapkan bahwa kegiatan tersebut sangat positif dan membanggakan. Selain dapat mengimplementasikan ilmunya, juga bisa menambah wawasan dan pengalaman yang nantinya dapat direalisasikan di Nuris sendiri. “Terus terang kami bangga dengan mereka. Mereka adalah pelajar pilihan,” ungkapnya.
Sebelumnya MA Unggulan Nuris sudah kedatangan dua siswa dari Thailand yang hingga kini masih betah belajar di kampus Nuris. Menurut Balqis, kegiatan pertukaran pelajar tersebut akan terus berlanjut pada tahun ajaran berikutnya. Ia berharap agar pertukaran pelajar ini mampu meningkatkan hubungan bilateral antara Indonesia dengan ketiga negara tersebut. Selain itu, program internasional Nuris ini dapat mempelopori terwujudnya keislaman Nusantara sesuai yang didengungkan dalam Muktamar ke-33 NU 2015 lalu.
“Islam adalah agama yang moderat dan toleran. Hal inilah yang dipelajari di pesantren Indonesia. Dan harus diketahui dunia bahwa Islam itu sejuk, teduh dan antikekerasan serta menjunjung tinggi toleransi,” lanjutnya. (Aryudi A. Razaq/Fathoni)
Lakukan Pertukaran Pelajar, Pesantren Nuris Sebar Islam Nusantara di ASEAN
Singapura, NU Online
Gerak langkah Pondok Pesanten Nurul Islam (Nuris), Antirogo, Jember, Jawa Timur sudah merambah lintas negara. Lembaga yang dibinanya, Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Madrasah Aliyah (MA) Unggulan Nuris, belum lama ini menggelar Nuris Student Exchange Program (NSEP), yaitu sebuah program pertukaran pelajar antara Nuris dengan negara pelajar negara jiran seperti Malaysia, Thailand, dan Singapura.
Kali ini Nuris mengirimkan 12 pelajar yang telah dipersiapkan secara khusus untuk mengemban amanah visi internasional Nuris selama satu bulan di tiga negara yang serumpun itu. Mereka diberi tugas untuk mengajar di berbagai lembaga seperti Annuban (Taman Kanak-kanak/TK), Prakthom (Sekolah Dasar/ SD), dan Mattahayom (Sekolah Menengah Pertama/ SMP). Mata pelajaran yang diajarkan yakni, Al-Qur’an, bahasa Arab, bahasa Inggris, dan bahasa Indonesia.
“Selain itu, mereka juga belajar kebudayaan kepada masyarakat dan keislaman kepada ulama-ulama di sana,” tutur pengasuh Pondok Pesantren Nuris, Robith Qoshidi kepada NU Online, Senin (4/4).
Menurut Gus Robith, sapaan akrabnya, pertukaran pelajar dengan lembaga di tiga negara tersebut merupakan kelanjutan dan inovasi kegiatan Program Abdi Masyarakat (PAM)  yang telah dilakukan Nuris selama ini. Mereka mengajar Al-Qur’an, bahasa Arab, bahasa Inggris, dan kitab kuning di berbagai pesantren di Jember.
“Tujuannya jelas, untuk belajar mengabdi sekaligus mengamalkan ilmunya di masyarakat. Kalau ke mancanegara, selain belajar dan mengajar, juga dapat mempererat tali persaudaraan khususnya sesama muslim di tiga negara tersebut,” cetusnya.
Sementara itu, Kepala MA Unggulan Nuris, Balqis Al-Humairo, mengungkapkan bahwa kegiatan tersebut sangat positif dan membanggakan. Selain dapat mengimplementasikan ilmunya, juga bisa menambah wawasan dan pengalaman yang nantinya dapat direalisasikan di Nuris sendiri. “Terus terang kami bangga dengan mereka. Mereka adalah pelajar pilihan,” ungkapnya.
Sebelumnya MA Unggulan Nuris sudah kedatangan dua siswa dari Thailand yang hingga kini masih betah belajar di kampus Nuris. Menurut Balqis, kegiatan pertukaran pelajar tersebut akan terus berlanjut pada tahun ajaran berikutnya. Ia berharap agar pertukaran pelajar ini mampu meningkatkan hubungan bilateral antara Indonesia dengan ketiga negara tersebut. Selain itu, program internasional Nuris ini dapat mempelopori terwujudnya keislaman Nusantara sesuai yang didengungkan dalam Muktamar ke-33 NU 2015 lalu.
“Islam adalah agama yang moderat dan toleran. Hal inilah yang dipelajari di pesantren Indonesia. Dan harus diketahui dunia bahwa Islam itu sejuk, teduh dan antikekerasan serta menjunjung tinggi toleransi,” lanjutnya. (Aryudi A. Razaq/Fathoni. NU ONLINE)
Related Post