SMA Nuris Jember Membuktikan Mampu Menjuarai Olimpiade Bahasa Indonesia Se-Jawa Timur

SMA Nuris Jember kembali membuktikan bahwa sekolah ini memang unggul bukan hanya dalam bidang agama, melainkan juga unggul dalam berbagai bidang seperti Sains, bahasa, dan teknologi. Melalui prestasi gemilang siswa-siswinya dalam sekian kompetisi, Mausulur Rohman, siswa kelas 12 IPA kelahiran Banyuwangi ini berhasil meraih Juara 1 dalam Olimpiade Bahasa Indonesia se-Jawa Timur 2015. Olimpiade yang dilaksnakan pada tanggal 18 Oktober 2015 dan 2 November 2015 diselenggarakan oleh Himpunan Mahasasiswa Program Studi Bahasa Indonesia FKIP Universitas jember (IMABINA). Ini merupakan kegiatan kedua kalinya yang diikuti kurang lebih 700 siswa-siswi SMA/SMK/MA se-Jawa Timur.

Olimpiade ini dibagi menjadi dua babak. Babak pertama, peserta mengerjakan soal yang berjumlah 100 soal. Pelaksananaan babak pertama diadakan di lima rayon berbeda, yaitu Jember, Banyuwangi, Situbondo, Pasuruan, Kediri, dan Madura.  Dari 700 peserta dibabak pertama, diambil 25 peserta dengan nilai tertinggi untuk bertanding dibabak kedua atau babak final. Pada babak pertama Mausul meraih nilai tertinggi diranking pertama.

Babak final bertempat di gedung Mas Soerachman FKIP Universitas Jember. Selain mengerjakan soal, peserta diminta untuk  mendongeng. Penampilan mendongeng  peserta dinilai oleh tiga Juri yang berasal dari dosen FKIP Bahasa Indonesia. Dongeng yang ditampilkan adalah dongeng nusantara karangan peserta sendiri. Rupanya dongeng yang berjudul si Mustofa yang dibawakan Mausul menarik perhatian ketiga juri. Kepiawaian  Mausul memerankan tokoh si Mustofa yang dermawan dan Properti sederhana namun bermakna yang digunakan dalam mendongeng mengantarkannya meraih Juara 1. Mausulur Rohman mengaku bahagia dan bangga ketika diberi trofi penghargaan dan tabanas sebesar Rp2.500.000,00 dan Rp500.000,00 atas keberhasilannya memenangkan dua kategori penghargaan sekaligus, yaitu kategori juara 1 dan kategori penggunaan media terfavorit pilihan juri. Keberhasilan ini merupakan buah kerja keras dan semangat meraih prestasi terbaik yang menjadi prinsipnya.

“Saya sangat berterima kasih kepada para guru bahasa Indonesia saya yang telah bersusah payah berjuang, mendidik dan membina kami hingga meraih prestasi ini. Kemenangan ini mengajarkan pada saya bahwa untuk meraih juara kita harus mau berjuang keras dan melawan rasa takut dan malu dalam diri kita. Jujur, tes mendongeng di babak final menjadi tantangan terbesar dalam diri saya. Karena sebenarnya saya sendiri jarang tampil didepan umum dan agak pemalu. Tapi tekad untuk menjadi juara dan motivasi dari guru saya membuat saya berani untuk melawan semua itu.” Tutur Mausul.

Di tempat terpisah, Kepala Sekolah SMA Nuris, Robith Qoshidi Lc, mengatakan, siswa-siswi yang mengikuti berbagai ajang lomba, selalu ditanamkan sikap berjuang keras dan pantang menyerah, karena itu adalah modal yang paling utama.  “Keinginan untuk mengikuti berbagai lomba akan terus didukung penuh oleh sekolah. kalah dan menang adalah nomor ke 2, yang penting ada kemauan yang keras dan semangat pantang menyerah.Namun, jika siswa-siswi kami berhasil meraih juara, hal itu menjadi kepuasan dan kebanggaan tersendiri bagi sekolah.” [Mila]

Related Post