Sebelum Semua Terlambat

Sebelum Semua Terlambat

Muis Kurniawansyah Reghar

 

Cerita ini hadir dari pengalaman yang sudah penulis alami beberapa tahun silam. Bukan niat untuk menggurui, tapi hanya sebagai bingkai kehidupan masa lalu yang bisa dijadikan pelajaran bagi siapa saja yang masih belum melewati masa-masa yang sudah dulu penulis lewati.

Jenjang SMA adalah sebuah jenjang untuk mempersiapkan ke mana masa depan kita yang sebenarnya. Mau bekerja, mau kuliah, atau mau nikah? Tiga pertanyaan itu yang akan mengiringi ketika lulus dari SMA.

Memang, masa-masa SMA menjadi masa-masa yang paling indah diantara masa-masa sekolah jenjang lain. Banyak hal yang terjadi yang begitu mengesankan dan mungkin tak akan terlupakan. Banyak kejadian yang terjadi di bangku SMA. Timbulnya rasa ingin tahu lebih terhadap seseorang, kedekatan dengan teman, kehangatan kasih sayang dari guru. Sesuatu yang tidak lagi penulis temukan pada jenjang pendidikan penulis saat ini.

SMA seakan membius untuk berpikir masa depan. SMA merupakan tanggung jawab dan prospek masa depan. Kelas X adalah masa-masa pengenalan, baik lingkungan, teman, sistem, gaya, atau pun sebuah peraturan. Kelas XI harusnya sudah mempersiapkan kelas XII-nya karena sudah masuk penjurusan mata pelajaran. Namun, di waktu kelas XI adalah masa-masa dimana kebanyakan semakin menjadi-jadi dan semakin melupakan tanggung jawab. Banyak yang melakukan “kenakalan”, tapi mereka tetap naik ke kelas XII.

Kelas XII adalah suatu masa dimana kita harus benar-benar memikirkan mau kemana masa depan kita. Bagi mereka yang bisa merubah kebiasaan dari kelas XI ke kelas XII yang lebih baik, maka akan siap menghadapi apa yang terjadi di masa depan nanti. Sedangkan bagi yang tidak bisa merubah kebiasaan dari kelas XI, maka akan terlanjur dan tetap tidak bisa menjalani sebagaimana kelas XII. Bisa saja semakin tambah parah kenakalannya, semakin banyak melanggar, menyimpang dari aturan dan lain sebagainya.

Bisa dilihat dari menjelang UN. Bagi yang dulunya bisa merubah, dia akan siap menghadapi UN, begitupun sebaliknya. Nah, ketika UN sudah terlaksana, kita akan dipusingkan memilih perguruan tinggi. Itu pasti. Dan itu memang sudah menjadi sebuah siklus.

Kemudian, ketika pengumuman kelulusan diumumkan, kita akan terlena lagi di suasana senangnya lulus dari SMA. Padahal, rasa senang ketika merayakan kelulusan itu maksimal hanya 3 hari. Ya 3 hari saja. Jadi, untuk apa senang-senang dengan hasil lulusan? Corat-coret, konvoi, atau bahkan sampai mabuk-mabukan? Untuk apa? Toh, hari ke-4 pasti senang-senang itu sudah pergi dan sudah sirna hanya menjadi kenangan dengan coretan di seragam.

Setelah 3 hari itu berlalu, maka kita akan dibingungkan dengan nilai untuk mendaftar perguruan tinggi mana. Kalau nilai di atas rata-rata, tidak jadi masalah, tapi jika tidak? Tentu, kita pasti akan berpikir, “mau kemana kalau nilaiku seperti ini. Memilih Kuliah dimana, jurusan apa, prodi apa yang harus dipilih? bagaimana prospeknya dan bagaimana peluangnya?”. Ada juga yang terlintas dalam benak fikirannya “mau kerja dimana, sebagai apa?”. Dan ada pula sebagian yang setelah lulus SMA sudah memiliki planning untuk menutup bukunya dan lebih memilih untuk membuka terop (nikah). Setiap siswa tetap akan terpikirkan seperti itu, meskipun hanya sekilas.

Bagi yang memilih jalur kuliah. Ini akan menjadi beban, ketika mereka belum mendapatkan sekolah yang dia inginkan. Bagi yang tidak diterima lewat jalur SNMPTN, maka akan menjadi sebuah pukulan dan peringatan bagi mereka untuk tidak terlena lagi. Dan seterusnya maka mereka akan disibukkan dengan pusing tentang memilih jurusan dan prodi mana yang akan mereka ambil di program SBMPTN. Dan celakanya lagi, bagi mereka yang tidak siap dengan ujian tulisnya, yang tingkat kesulitannya 3 bahkan 5 kali lipat dari UN.

Tapi, bagi mereka yang sudah diterima SNMPTN atau program lain, mereka akan menikmati hasilnya dengan menunggu tahun ajaran baru dimulai. Sebuah moment krusial di masa-masa SMA. Sebuah pelajaran berharga untuk menghargai waktu, pelajaran tentang arti bersyukur, berusaha dan berdoa.

Related Post