Perjuangan Seorang Ibu

Oleh Suhartini Widyasari*

Pagi yang cerah, secerah hati bu Fatmah pagi itu dan Della, mereka juga memiliki umur yang tak beda jauh.

Bu Fatma merupakan sosok ibu yang sangat baik, dia mempunyai prinsip dan tekat yang kuat untuk membesarkan anaknya seorang diri. Karena suaminya pergi merantau jauh dinegeri orang dan sampai sekarang gak ada kabarnya. Meskipun tanpa adanya suami disampingnya, itu bukan masalah bagi seorang bu fatma , dia tetap mandiri dan semangat untuk membesarkan ketiga anaknya tersebut dengan didampingi  bu surya , yaitu nenek dari anak-anaknya tersebut.

Ketiga anak bu Fatma masih sekolah, meskipun ekonominya tidak memungkinkan untuk anak-anaknya tersebut terus melanjutkan sekolah, tapi hal itu tak dijadikan masalah ba bu Fatma. Dia hanya memikirkan anak-anaknya agar tetap bersekolah supaya menjadi anak yang sukses esok hari.

“Pagi bu…….”Delly baru keluar kamar dengan wajah yang cerah dan sudah siap untuk berangkat sekolah. Delly merupakan anak yang dewasa (sulung), yang sekarang duduk dibangku SMA.

“Iya nak,…….”jawab bu Fatma sambil menyiapkan sarapan untuk anak-anaknya.

“Devi dan Della belum bangun bu?”

Tanya delly sembari mengambil piring untuk sarapan.

“iya…., ibu mau banguni mereka dulu , kamu sarapan dulu ……”. Tak lama kemudian adik-adiknya pun menyusul untuk sarapan pagi.

“Pagi kak……..?!”Devi dan della keluar dengan wajah yg sangat senang , karena ini adalah hari pertama mereka masuk sekolah , setelah liburan panjang kemarin. Devi adalah anak kedua yg duduk dibangku SMP, sedang Della anak terakhir (bungsu) yang masih duduk dibangku dasar.

Bu Fatma memandangi mereka sambil berkata, “bagaimana jika suatu saat nanti aku tak mampu lagi merawatnya?

Merekapun berangkat kesekolah bersama dan kebetulan mereka belajar dan menuntut ilmu ditempat yang sama, yaitu YAyasan NURIS.

Suatu hari Delly berkata kepada ibunya, kalau dia sudah nunggak SPP selama 3 bulan. Bu Fatma  pun bingung dari mana ia harus mendapatkan uang tersebut. Apalagi jangka waktu yang diberikan pihak sekolah hanya seminggu. Semalaman bu Fatma tak bias tidur memikirkan hal itu,” aku harus mendapatkan uang dari mana? Tanpa befikir panjang , keesokan harinya Bu fatma meminjam uang pada salah satu tetangganya. Bu Fatma pun mendapatkan uang tersebut dan langsung diberikan kepada Delly agar cepat melunasi tunggakannya.

“Uang mulai menipis, tabukan untuk anak-anak pun habis, harus bagaimana ini ?”, kata Bu Fatma sambil melamun. Seminggu setelah itu ada teman Bu Fatma, tiba-tiba iya mengajak Bu Fatma untuk bekerja diluar negeri, yaitu semenanjung Malaysia. Hal itu memang difikirkan oleh Bu Fatma, sejak iya merasa kalau ekonominya semakin menipis . tapi hal itu masih terlintas saja, karna menurut Bu Fatma itu tak mungkin terjadi.

Hari demi hari Bu Fatma memikirkan hal itu.

“kalau aku pergi kerja, apalagi diluar kota bagaiman nasib anak-anakku, siapa yang akan ngurus mereka?!”

Mungkin  ini saatnya aku bicara dengan Ibu, sebelum anak-anak pulang dari sekolah. Akhirnya Bu Fatma pun kerumah Ibunya yang bersebelahan dengan rumahnya.

“assalamualikum………!”

“walaikumsalam..,

Ada apa Fat, masuk…………!

“Begini Bu , Ibu tau sendirikan kalau kondisi ekonomi ku sekarang menipis ?

“iya ibu tau, Lalu kenpa Fat?”

“barusan ada teman ku , dia mengajak ku untuk bekerja diLuar Negeri ,yaitu Malaysia, aku ingin sekali Bu anak-anak sukses agar tak menyesal seperti halnya aku dan jangan sampai mereka berhenti sekolah hanya karna factor keuangan yang tak memadai, aku tak ingin mereka menyesal esok hari Bu….!, jadi aku mohon Bu izinkan aku untuk bekerja.

Berkali-kali Bu Fatma meminta izin kepada Ibunya. Akhirnya dengan seiring berjalanya waktu, ia pun diberi izin meskipun hal itu sangat berat bagi Bu Surya membiyarkan anak satu-satunya tersebut pergi keNegeri orang.

Selama seminggu BU Fatma mempersiapkan apa yang mau dibawa dan langsung berangkat tanpa sepengetahuan anak-anaknya. Tapi, sebelum Bu Fatma berangkat, ia beroesan kepada Ibunya.

“Bu….aku nitip anak-anak , tolong jaga mereka. Berilah mereka kasih sayang yang cukup, supaya mereka tidak kekurangan kasih sayang dari seorang Ibu. Aku janji Bu, suatu saat nanti aku akan kembali dengan membawa kesuksesan. Aku begini karna apa Bu, tak lebih karna aku ingin anak-anak sukses dan aku yakin , aku bias membuat mereka melanjutkan kesekolah yang lebih tinggi hingga menjadi orang sukses dan kelak ketika aku pulang, aku bias melihat mereka semua berhasil”! sembari meneteskan air mata.

“iya Fat, Ibu ngerti  dengan  keinginan mu yang begitu besar.”! Tapi kamu juga harus mengerti dengan keadaan Ibu , Ibu sudah semakin tua dan tak mungkin seterusnya ngurus mereka.” Jawab Bu Surya

“iya Bu………aku hanya pergi sementara, karna hanya satu yang aku inginkan Bu, mencari biaya agar anak-anak bias terus brsekolah dan menjadi orang yang sukses. Terimaksih Bu, Fatma brangkat dulu.

“iya Fat hati-hati dan jaga diri kamu baik-baik disana.”! Dengan wajah yang sangat sedih, Bu Surya melepaskan tangan Anaknya tersebut .

Bu Fatma pun berangakat tanpa sepengetahuan anak-anaknya.

Sepulang sekolah, ke_3 anaknya mencari BU FAtma.

“Ibu…….bu, kemana ibu dari tadi dipanggil kok gak ada suaranya. Akhirnya Delly pun mencari kerumah neneknya.

“nek,….?!”

“iya nak, ada apa?!”

“Ibu kemana ya nek, dari tadi dipanggil kok gak ada?”

“Cucuku, kalian jangan mencari ibu kalian, do’akan saja dia supaya dia selamat diluar sana!”

Sambil menangis nenek pun memeluk Delly.

“maksut nenek apa, Ibu kemana nek?”

“Ibumu meminta do’a, agar dia selamat dan apa yang menjadi cita-cita Ibumu tercapai, nak nenek sudah semakin tua, kamu adalah anak paling tua dan yang paling nenk percaya, ajari adik-adikmu, kamu harus menjadi contoh yang baik bagi mereka jangan kecewakan ibumu nak, kasian dia merantau jauh dinegeri orang. Dia hanya ingin membuat kamu dan adik-adikmu melantjutkan sekolah dan menjadi anak yang sukses esok hari”!. Sembari menangis Delly pun menjawab

“iya nek……, Insayaallah saya janji, saya akan memberikan yang terbaik buat ibu”!

Bu Fatma pun sampai diSurabaya, sebelum iya berangkat keluar Negeri, dia diajari bahasa serta tatakrama ketika sampai diMalaysia nanti. Setelah belajar selama sebulan, Bu Fatma pun bersiap-siap untuk berangkat keNegara yang iya tuju.

……………

Berangkatlah Bu Fatma dengan temannya tersebut keMalaisia. Ternyata Bu Fatma bekerja sebagai pemabantu rumah tangga (TKW).  Sesampainya disana mereka berpisah, lalu sampailah Bu Fatma dirumah yang ia tuju , rumahnya besar dan memang membutuhkan pembantu sekaligus perawat untuk anaknya.

“Assalamualikum………………….?”

“Siapa ………….?”

“Begini Bu saya dikirim untuk menjadi pembantu disini………….”

“Oh……………jadi kamu, Ok. Tapi jangan panggil aku dengan sebutan Ibu tapi panggil saya Nyonya, ngerti……….?”

“iya Nyonya saya mengerti…….”

“Bagus……….., jadi sekarang kamu langsung kekamarmu dan jangan lupa dibersihkan dulu karena masih kotor.”

“Baik Nyoya………….”(dengan wajah ketakutan Bu Fatma pergi kekamarnya.)

Sebulan sudah Bu Fatma bekerja dirumah tersebut, ia tak kuat karna setiap kali disuruh untuk membersihkan sesuatu ia pasti dibentak. Tapi Bu Fatma tetap sabar mengingat  anak-anaknya yang sangat membutuhkan biaya untuk melanjutkan sekolah sampai kejenjeng yang lebih tinggi. Suatu hari ketika Bu Fatma bekerja ia teringat dengan keluarganya, karna sudah hampir dua bulan ia tak menghubungi mereka, akhirnya ia pun nekat menelfon menggunakan telfon rumah tempat ia bekerja.

“kreeeeng……………..?” telfon rumah milik keluarga Bu Fatma

“Halo assalamualaikum……………?”

“walaikumsalam, ini siapa………..?” kata Bu  Fatma, kebetulan anak yang paling tua yang menerima telfon dari Bu Fatma, yaitu Delly.

“Ini Ibu nak,.”

“Apa, ini benar Ibu………., bagaimana keadaan Ibu, Ibu baik-baik saja kan, kita semua kangen sama Ibu.”

“Ia nak Ibu baik-baik saja, kamu sendiri bagaimana?”( kata Bu Fatma sambil menagis.)

“Mereka juga baik-baik saja Bu, Ibu kenapa kok menangis……..”?

Tut……………..tut………………..tut………..(tefon pun terputus)

“Heh Bi, ngapain kamu nelfon memakai telfon ini,apa kamu tau biaya dari sini keIndonesia itu mahal, gaji kamu pun tak cukup, dasar tidak tau aturan.”

“Ampun nyonya, saya hanya menelfon sebentar nya, saya kangen dengan anak-anak dan keluarga saya dirumah.”

“Ah…………….sudah jangan banyak alasan, sekarang aku kurung kau digudang………” (sembari menyeret Bu Fatma kegudang dan dikuncinya ia dari luar.)

“ampun Nyonya…………….ampun”(menagislah Bu Fatma sambil menyesali dengan keaadanya) kenapa aku harus pergi keNegara yang kejam ini, aku menyesal, padahal aku sudah mengikuti pembelajaran selama satu bulan disurabya dan aku pun mengikuti sesuai aturan yang dipelajari, kenapa begini YA ALLAH.”

Selama 3 hari Bu Fatma tidak dibukakan pintu juga tidak dikasih makan, ia merasab putus asa, tapi karena ia ingat dengan keluarga dan anak-anaknya yang menanti kepulangan ia, akhirnya Bu Fatma pun bangkit dan bersemangat kembali.

Tiba- tiba Bu Fatma mendengarkan pembicaraan majikannya,.

“Aku belum puas menyiksa pembantu sialan itu Pa, aku ingin menyiksanya kembali, aku benci dengannya.”

“ia Ma……….. tapi jangan sekarang, nanti setelah makan malam kita buka gudang lalu sret dia keluar.”

Karna Bu Fatma sudah mendengar pembicaraan mereka, ia tidak kekurangan akal dan berkataa.

“Kalau aku tak keluar dari rumah ini, bisa-bisa aku mati terbunuh oleh mereka,  Aku harus keluar dari rumah ini.”

Makan malam pun selesai, begitu pintu dibuka dan sebelu lampu dihidupkan. Bu Fatma berada dibelakang pintu lalu dipukul majikannya tersebut dari belakang dan ia segera bergegas kabur, kaluarlah Bu Fatma dari rumah tersebut.

Karena selama 3 hari ia tidak diberi makan, hingga keadaanya lemas dan tak punya tenaga dan Bu Fatma pun tak tau mau kemana, hingga akhirnya ia jatuh pingsan.

Tiba-tiba Bu Fatma tersadar dan sudah berada dirumah sakit, ada seseorang yang menolongnya.

“Ibu sudah sadar, selama 2 hari Ibu tidak sadar”(kata seorang perempuan yang menolongnya tersebut.)

“Terimakasih sudah menolongku, aku sungguh berhutang budi pada mu nak, lalu kenapa kamu bisa menolong Ibu dan langsung membawa kerumah sakiy ini?

“Sudah tidak usah difikiri masalah itu Bu, yang penting Ibu sudah sadar sekarang. Aku menemukan Ibu taman didekat rumahku, jadi langsung aku bawa saja ibu kesini karena takut terjadi apa-apa. Memangnya apa yang terjadi sama Ibu………….?”

Akhirnya Bu Fatma pun bercerita tentang apa yang terjadi padanya selam enam bulanan ini.

“Kasihan nasib Ibu sangat menderita sekali”(kata gadis itu sambil memeluk Bu Fatma seperti memeluk Ibunya sendiri.)

Setelah sehat kembali Bu Fatma dibawa oleh gadis tersebut kerumahnya.

“Lalu apa rencana Ibu sekarang…………….”?

“Ibu harus bekerja nak, kasihan anak-anak dan keluarga Ibu disana, mereka pasti kefikiran karena lama sekali Ibu tak menghubungi mereka.”

“Begini saja, Ibu nelfon mereka dulu dan bilang kalau keadaan Ibu disini baik-baik saja, nanti kita bicarakan lagi tentang Ibu yang mau bekerja, gimana”?

“Baiklah kalau begitu nak….”

Bu Fatma pun menelfon mereka.

“assalamualikum……………”(dengan wajah yang sangat bahagia Bu Fatma menelfon mereka.)

“Walaikumsalam ………..siapa”?(kata Delly)

“Nak ini Ibu……………..”

“Ibu……………..ini benar Ibu, Ibu kami khwatir dengan Ibu sudah hampir sembilan bulan Ibu tidak ada kabarnya, Ibu kemana saja, apa yang terjadi Bu?”

(sembari menagis)

“Sudah nak tak usah menangis, Ibu tidak apa-apa dan baik-baik saja disini(Bu Fatma berusaha menutupi musibahnya ia kepada ana-anaknya). Bagaiamana sekolah mu nak?

“Sekolah dan keadaan kami baik-baik saja Bu, tapi ada 1 masalah, kalau Delly tidak membayar uang SPP selama 6 bulan terakhir maka Delly tidak bisa mengikuti ujian Bu. Tapi itu tidak jadi masalah buat ku Bu, aku tidak kenapa-napa meskipun berhenti sekolah karena aku tidak mau nyusain Ibu.

“Nak kalau kamu bicara seperti itu berarti kamu tidak kasian dengan Ibu yang selama ini sudah berjuang mencari ,uang hanya ingin menyekolahkan kamu dan adik-adik mu hingga menjadi orang yang sukses esok hari. Fikirkan masa depan mu nak, jangan berfikir pendek tapi nerfikirlah lebih panjang lagi demi masa depan kamu kelak.”(sembari menagis )

“Ia Bu………..maafkan Delly Bu, Delly janji akan menjadi seorang seperti apa yang Ibu inginkan dan akan menjaga adik dengan semampu Delly Bu.”

“Bagus kalau begitu, Ibu senang dengan prinsip kamu. Ibu ingin bernicara dengan Nenek mu nak. Ia Bu…………..,aku panggilkan sebentar.”

“assalamualaikum……………..kamu Fat?”

“Ia Bu, bagaimana keadaan Ibu?”

“alhamdulilah Ibu baik-baik saja, kamu sendiri bagaiman. Lama seakli kamu tidak ada kabar , apa yang terjadi Nak………?”

Bu Fatma pun bercerita semua yang terjadi padanya.

“Sungguh kejam sekali mereka, terus sekarang kenapa kamu tidak pulang saja nak jika hanya dijadikan seperti sampah disana, pulang nak itu lebih baik buat Ibu.”(sembari menagis Bu Surya menyuruh Bu Fatma pulang, ia tak tega melihat anaknya disiksa dinegeri orang)

“Bu ……………besok saya mau mengirim uang untuk kebutuhan Ibu juga anak-anak, karena seminggu lagi Delly sudah UAN dan membutuhkan untuk membayar tunggakannya,”

Sehabis menelfon Bu Fatma pun kembali berbicara dengan gadis yang menolongnya tersebut, ia bernama Desy. Juga merupakan anak yang mandiri dan bisa dibilang sukses karena sudah mempunyai perusahaan sendiri.

“Bagaiman kalau Ibu bekerja diperusaah saya, karena kebetulan membutuhkan tenaga kerja.”?

“Yang benar Nak………..terimakasik Ya Allah kau telah memberi aku kemudahan mencari pekerjaan, sekali lagi terimakasih nak.”?(sembari mengucapkan terimakasih lalu memeluk Desy atas kebaikannya) sungguh mulia hati mu.”

“Sebagai manusia kita harus saling tolong menolong Bu, jadi akupun seperti itu. Ya sudah berarti mulai besok Ibu sudah mulai bekerja dan berangkat bersama saya.”

“Ia nak…………..skali lagi terimakasih nak”

“Nak Desy , apa Ibu boleh meminjam uang terlebih dahulu, karena Ibu tidak punya uang untuk keperluan keluarga Ibu disana dan seminggu lagi anak saya yang paling tua akan menghadapi UAN.”

“Oh itu , ia sudah Bu tidak apa-apa selagi saya masih punya. Jadi kapan Ibu mau mengirimkan untuk mereka?”

“Besok Nak……………”

“ya sudah besok Ibu pergi kerja sambil mengirimkan uang untuk keluarga Ibu, bagaimana?”

“ia sudah nak dan terimakasih karena kamu sudah banyak membantu Ibu, Ibu janji akan bekerja sebaik mungkin.”

Akhirnya Bu Fatma pun mulai bersemangat dan beraktifitas seperti biasanya. Selam 1 tahun ia sudah bekerja bersama Desy dan Desy pun sudah menganggap ia seperti Ibunya sendiri, setelah membayar semua hutang-hutangnya Bu Fatma pun merasa lebih tenang.

Selama setahun itu Bu Fatma tidak memberi kabar pada keluarganya, ternyata Delly sudah menjadi anak yang dewasa. Karena kuliah ,maka Delly belajar bekerja sampingan untuk biaya kuliahnya tersebut tanpa meminta kepada Bu Fatma. Itulah yang Bu Fatma inginkan, menjadikan anak-anak mandiri dan sukses.

Setelah banyak menyediakan tabungan untuk keperluan kedepan, Bu Fatma pun mempunyai keinginan untuk pulang karena ia merasa tabukannya sudah cukup dan harus pulang karena anak-anaknya pasti membutuhkan kasih sayang seorang Ibu.

Akhirnya Bu Fatma pun pulang dengan wajah yang tampak bahagia, senyumnya membuat anak-anaknya begitu bahagia, sesampainya diruamah ternyata anak-anak nya sudah remaja dan dewasa.

Delly pun sudah bekerja dan meneruskan S2nya, sedangkan Devi dan Della mengejar untuk menjadi seperti kakaknya, yaitu orang yang sukses. Begitu bangganya hati Bu Fatma melihat itu semua.

Ternyata pengorbanan ia selama ini tidak sia-sia, dengan sebuah keberanian. Hingga merantau diNegeri orang dan jauh dengan keluarga.

Bu Fatma pun tersadar, bahwa semua yang kita inginkan jika dikerjakan dengan kerja keras pasti tercapai karena rencana ALLAH itu lebih baik dari rencana kita.

 

Siswa Alumni SMA NURIS JEMBER*

Lulusan Tahun 2014/2015*

Related Post