Hobi Traveling dan Aktivis Swayanaka Indonesia, Alumni Nuris Selalu Favorit di 50 Lebih Lembaga Pendidikan

Hobi Traveling dan Aktivis Swayanaka Indonesia, Alumni Nuris Selalu Favorit di 50 Lebih Lembaga Pendidikan

Pesantren Nuris – Aisatul Haidaria, alumni Nuris yang satu ini punya sisi unik yang patut disimak. Mulai dari suka duka saat nyantri di Pesantren Nuris Jember kurang lebih selama 6 tahun, kesibukan kuliah hingga meraih Sarjana Pendidikan Fisika di Universitas Jember (UNEJ), hingga dikenal sebagai aktivis, serta sosok wanita yang doyan melalangbuana dari Jember ke Kota Metropolitan bahkan sampai ke Sumatera Utara. Sayang jika kita melewatkan rangkaian kisah alumni Nuris yang satu ini?

Dara asal Kelurahan Baratan, Kecamatan Patrang, Kabupaten Jember ini memulai kisah perjuangannya saat masuk SMP Nuris Jember dan lulus pada tahun 2010. Berkat motivasi diri dan dukungan orang tua, dia melanjutkan studi ke SMA Nuris Jember, masuk jurusan IPA. Karena cita-cita yang diidamkannya untuk menjadi seorang dokter, Aida belajar dengan giat dan tak pernah absen jadi juara kelas.

Saat masih di SMA Nuris Jember, gadis kelahiran Jember 21 Oktober 1994 ini sangat aktif di kepengurusan OSIS dan menjadi ketua. Mata pelajaran yang dia sukai saat itu adalah bahasa Inggris meski berada di kelas Sains. Tak heran, jika gadis cerdas ini sudah cas cis cus dan lancar saja jika berbicara menggunakan bahasa Inggris saat bertemu gurunya. Soal prestasi bidang speech dan news reading pun juga tak kalah mentereng.

(baca juga: Usai Studi di UB, Alumni Nuris Ini Akan Selesaikan Studi di National Chiayi University Taiwan, IPK Summacumlaude)

Di ujung perjuangannya di SMA Nuris Jember saat akan lulus pada tahun 2013, harapannya untuk menjadi seorang dokter tak mudah ia dapatkan. Justru, Aida diterima di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang dengan jurusan Bahasa Inggris. Ketidaksetujuan kedua orang tuanya soal geografis Malang yang berjarak dengan Jember, akhirnya Aida mengurungkan niatnya ke Kota Apel tersebut.

Bersamaan dengan saat itu, Aida juga diterima di Universitas Jember, Fakultas Pendidikan dan Ilmu Keguruan, Program Studi MIPA, Jurusan Pendidikan Fisika. Ibarat pepatah, kenyataan terkadang tak sejalan dengan apa yang diinginkan, Aida pun berpikir cepat dan tancap gas untuk jurusan tersebut. Seiring dengan lika-liku perkuliahan dengan jurusan yang sebenarnya tak diharapkan, Aida jalani dengan gamang, perlahan namun pasti, justru waktu semakin mendewasakan pola pikirnya.

“Di Pesantren Nuris Jember telah membiasakan saya kuat dengan segala keadaan, mandiri, dan bertanggung jawab. Pengasuh selalu membina santri untuk menjalani kehidupan dengan gigih dan selalu pandai mengambil hikmah demi hikmah agar tenteram dalam hidup. Termasuk jurusan perkuliahan saya ini, saya yakin pasti ada rencana Allah yang lebih baik untuk saya di masa depan.” Ungkap Aida.

“Jika dulu saya ingin sekali menjadi dokter, justru sekarang malah ingin jadi entrepreneur. Dunia dan pemikiran saya telah berubah dan berkembang. Meski saya kuliah fisika, saya tetap menjalani apa yang saya suka seperti peningkatan bahasa Inggris dan soal kedokteran. Saya aktif di AISEC Indonesia. Bahkan, punya track record bagus, saya masuk 20 besar peserta hometown project bersanding dengan peserta dari kampus favorit lainnya seperti UGM, UI, IPB dan lain-lainnya.”

(baca juga: Kuliah dengan Beasiswa, Aktivis, Alumni Nuris Lulus dengan Predikat Terbaik)

“Sebagai Committee President pada proyek di AISEC Indonesia lumayan sibuk. Proyek saya saat itu mengenai kepedulian terhadap kesehatan ginjal. Masih nyerempet soal kedokteran bukan. Selain itu, saya juga aktif sebagai sekretaris di Swayanaka Indonesia Regional Jember. Aktif pula di Kelas Inspirasi Jember sebagi volunteer. Di situ saya banyak wawasan dan lebih bersyukur atas pendidikan yang saya dapatkan.”

Saking banyaknya kesibukan dan keaktifannya, gadis gesit dan cerdas ini tetap fokus menata masa depan dan menjalankan studinya. Baginya, belajar tidak hanya sekadar mencari ilmu di kelas dengan nilai-nilai kuantitatif, tetapi juga butuh nilai pengalaman yang tentunya dapat menempa mental dan membuatnya lebih bijak dalam menjalani hidup lebih berkualitas.

Di sela seabrek kesibukan tersebut, Aida juga memiliki program les privat untuk menambah penghasilan. Hal ini cukup membantu beban biaya yang dikeluarkan oleh orang tuanya. Saat mengikuti PKL (Praktik Kerja Lapangan) saat kuliah pun, dengan biaya sendiri dia ikut program PKL Internasional ke Kuala Lumpur, Malaysia.

Tepat sebulan lalu, hari Sabtu, 10 Februari 2018, Aisatul Haidaria, diwisuda di Gedung Soetardjo Universitas Jember dan menyandang gelar sarjana pendidikan (fisika). Dengan IPK sangat memuaskan yakni, 3,23, dia menyelesaikan skripsi berjudul “Model Pembelajaran Guided Discovery dalam Pembelajaran Hukum Newton tentang Gerak yang dilengkapi Gambar dan Verbal di SMA”.

Namun, tidak cukup soal gelar sarjana dan keagresifan Aida dalam berbagai kegiatan organisasi saja yang dijalaninya. Anak kedua dari 4 bersaudara ini juga sudah mempersiapkan diri untuk meningkatkan kemampuan mengajarnya. Bukan Aida namanya jika tak nekad sampai ke luar kota bahkan keluar pulau Jawa hanya untuk menempa pengalaman mengajarnya.

“Selama 2 bulan setelah saya menyelesaikan sidang skripsi sebelum wisuda, saya ambil kesempatan untuk mengajar di Tangerang, Lembaga Bimbingan Belajar (LBB) Gama Global. Di sana saya mendapat pengetahuan cara cepat memecahkan soal matematika, fisika, bahasa Inggris, bahasa Indonesia dan lain-lain.”

“Selama di sana, saya semakin melebarkan sayap ke puluhan sekolah di daerah Jabodetabek. Sensasi mengajar di kota besar itu sangat tertantang dan menyenangkan. Sebenarnya LBB saya ini rintisan mahasiswa UGM, tetapi saya bisa masuk karena potensi saya saat mengajar itu all out. Bahkan saya juga pernah ngajar di LBB Polamatika di Medan, Sumatera Utara. Nikmatnya lagi, setiap angket siswa untuk saya selalu menjadi tentor favorit. Ini sangat membanggakan.”

“Terhitung lebih dari 50 lembaga pendidikan yang saya rasakan sensasinya. Alhamdulillah selalu jadi yang terfavorit. Sekarang pun setelah lulus saya akan terus menempa diri, rencananya mau ke Jogja, Tangerang lagi terus entah sampai puas mencari pengalaman yang baik.”

“Saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh keluarga besar Pesantren Nuris Jember atas bekal yang telah diberikan. Semoga adik-adik yang masih berjuang akan dimudahkan cita-citanya, tingkatkan prestasinya, dan jaga nama baik Pesantren Nuris Jember di mana pun berada. Jiwa santri akan saya terus bawa sampai mati.” Tutupnya.[AF.Red]

Nama : Aisatul Haidaria

Alumni : Lembaga SMA Nuris Jember, 2013

Kuliah : Universitas Jember jurusan Pendidikan Fisika

Related Post