Salihah dengan Taat

Penulis: Rofiana/MN Edisi 6

Di zaman modern ini, memang banyak wanita yang sudah memakai hijab. Akan tetapi, masih banyak wanita yang belum faham tata cara berbusana secara islami, sehingga mereka memakai pakaian ketat yang otomatis akan tampak lekuk tubuhnya. Mereka juga memakai kain transparan sembari melebih-lebihkan kainnya maupun perhiasannya, sehingga akan mengundang syahwat kaum adam yang sengaja maupun tidak sengaja melihatnya. Mereka menganggap berpakaian yang demikian itu, merupakan hal yang lumrah, hal kecil, dan trn masa kini. Padahal yang yang besar-besar itu semua awalnya dari hal yang kecil yang diremehkan. Dijelaskan di dalam Alquran yang berbunyi:” Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuan, dan istri orang-orang mukmin, “Hendaklah ia mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka, yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah maha pengampun lagi maha penyayang.” (QS. Al-Ahzab:59).

Wanita-wanita muslimah yang konsekuen serta takut kepada Allah dan hari pembalasan di akhirat, tida terpengaruh dan terkecoh oleh tipu daya. Mereka memandang perintah untuk menutup aurat itu sebagai kewajiban yang tidak diabaikan. Mereka menyadari bahwa Allah memerintahkan demikian tidaklah sia-sia, karena Allah maha mengetahui lahi maha bijaksana, dimana Dia tidak membebani tugas dan kewajiban untuk menjerumuskannya ke lembah duka yang memenatkan dan melelahkan. Syari’at itu Dia tetapkan agar supaya hati menjadi lebih suci, agar kehormatan terpelihara untuk menjauhkannya dari segala sesuatu yang kotor ddan keji, dan agar kehidupan bermasyarakat lebih tegak serta terpelihara dari kerusakan.

Wanita-wanita yang konsekuen belum tentu bebas dari orang yang berbuat alim dan mengacu, maka caranya adalah dengan “Hindari saja, tidak perlu balik menyenang, bila ia mengusik diamkan saja”. Wanita yang berakan sudah tentu menjaga lisannya dari perbuatan menggunjing seperti menggosip dan lain sebagainya. Biarpun wanita sudah menutup auratya, namun ia masih tetap tidak bisa menjaga lisannya, maka ia akan tetap dilaknat. Dikatan dalam sebuat sya’ir yang artinya “Telah berabad-abad manusia diuji, tetapi tidak pernah aku lihat yang seberat menipu dan bergosip.”

Seorang wanita dapat dikatakan wanita soleha apabila ia sudah bisa menundukkan hawa nafsunya. Muslimah yang berakal sehat sudah tentu membaca ayat-ayat Alquran yang memerintahkannya untuk menjaga kehormatan dan menutup aurat, kemudian dia akan senantiasa melaksanakan perinta itu dengan rela hari demi menggapai ridha-Nya.

Penulis merupakan alumni pesantren Nuris Jember dan juga redaksi MN (Majalah Nuris) edisi 6. 

Related Post