Kedahsyatan Sholawat Burdah, Melodi Keagungan Nabi hingga Pengusir Setan dan Penyakit Kronis

Kedahsyatan Sholawat Burdah, Melodi Keagungan Nabi hingga Pengusir Setan dan Penyakit Kronis

Pesantren Nuris – Santri di Pesantren Nuris Jember tampak khusuk melantunkan puji-pujian kepada Nabi Muhammad SAW. kala petang setelah salat maghrib. Alunan zikir yang melebur dalam temaram senja, perlahan menyala pijar ruang Masjid Baitunnur seiring hati yang terbuka penuh harap atas kehadiran junjungan Baginda Nabi tercinta (21/09/2018).

Rupanya lantunan sholawat burdah tidak hanya di Masjid Baitunnur, tetapi juga mengangkasa di sepanjang Pesantren Nuris Jember. Setiap malam Sabtu, setiap asrama serentak menggelar pujian keagungan Nabi dengan bimbingan asatid dan asatizah masing-masing. Dua asrama putra (Dalem Belakang dan Asrama Pusat) di Pesantren Nuris Jember misalnya, serempak dalam barisan shaf memejamkan mata menikmati melodi sholawat burdah yang dipimpin langsung oleh Ustad Imron Arrosyid dan Ustad Hidayatullah.

(baca juga: Kapolres Jember Diklat Profesionalitas Pengaman dan Ketertiban Pesantren Nuris Jember)

“Setiap hari Jumat malam Sabtu ba’da maghrib sampai menjelang isya, kami di Biro Kepesantrenan mempunyai program pembacaan sholawat burdah sepekan sekali. Ini dilakukan serentak di semua asrama di pesantren, mulai asrama pusat, dhalem belakang, dhalem timur, dan dhalem barat.” Ungkap Ustad Ilham Nawafillah, Waka 2 Biro Kepesantrenan Pesantren Nuris Jember.

“Kami melibatkan Divisi Ubudiyah di setiap asrama dalam mengaktifkan kegiatan ini agar terselenggara dengan istiqomah dan khidmat. Visi misi agenda pembacaan sholawat burdah ini yakni meningkatkan kecintaan santri kepada Nabi Muhammad SAW. Selain itu, burdah mempunyai manfaat dalam membentengi diri dari gangguan hal-hal gaib, bisa mengusir setan, dan dapat menyembuhkan penyakit kronis.”

(baca juga: Wujudkan Pengurus dan Guru Kader Pesantren Profesional melalui Diklat)

Burdah merupakan sekumpulan syair-syair yang tersusun bak melodi dalam menyanjung kebesaran dan kemuliaan Nabi Muhammad SAW. Dahulu kala, Imam Al Bushiry sakit keras sampai sebagian anggota tubuhnya lumpuh, kemudian beliau bernazar untuk membuat sholawat yang berisi keagungan Nabi jika sembuh dan pulih. Akhirnya, terciptalah sholawat burdah—Burdah sendiri berarti selimut—karya Imam Al Bushiry setelah kesembuhannya.

“Semoga dengan istiqomahnya santri di Pesantren Nuris Jember dalam membaca sholawat burdah ini dapat menambah kecintaan kita kepada Nabi. Selain menghormati syair karya Imam Al Bushiry yang saleh, dan dapat menjaga kita dari hal-hal gaib.” Imbuhnya.[AF.Red]

(baca juga: Satu Dokter, Dua Perawat, Peningkatan Layanan Kesehatan di Poskestren Nuris)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Related Post