Rindu Berkabut

Rindu Berkabut

Penulis: Achmad Faizal*

Aku ingin menemuimu memupus rindu. Sehabis upacara doa yang berkibar 5 waktu sehari. Meski sekujur tubuhku lekit berdebu. Atau dekil berlumpur dosa yang pekat

Aku ingin bertemu melebur hasrat rindu. Di setiap saat detak jantung yang kerap. Berpikir keluputan akal yang musykil dan khilaf. Atau sekelebat tindakan yang benar-benar kalap. Mungkin pula hatiku tak lagi ngerti arah selamat

(baca juga: Sumpah Pemuda Milenial)

Oh, Sang Mata Angin. Di mana kabut hidup ini dapat kusingkap deranya. Hanya rindu yang mengkristal di awang-awang langit. Seolah gelombang yang terseret pasang atau menggelinjang menerpa apa-apa.

Aku ingin pulang memeluk rindu tanpa penghalang. Bahkan kabut sekali pun tanpa batas waktu dan detak jantung yang kerap. Sebab, kau dan aku sepakat dalam perjanjian. Di sisi kalamMu kita dipertemukan

*Penulis adalah staff pengajar Bahasa dan Sastra Indonesia di MA Unggulan Nuris

 

 

Related Post