Abu Bakar Sahabat Terbaik Nabi

Abu Bakar Sahabat Terbaik Nabi

penulis: M. Fuad Abdul Wafi*

Pesantren Nuris – Ada banyak bukti dari kenyataan bahwa Abu Bakar adalah sahabat nabi terbaik. Sebagai pengganti Rasulullah sebagai khalifah pertama adalah salah satu pembuktian yang harus kita imani. Berikut ini beberapa hadis yang menerangkan sosok sahabat Abu Bakar tersebut.

1.Jaminan Surga untuk Abu Bakar Ash-Shiddiq

Rasulullah bersabda;

يَدْخُلُ اْلجَنَّةَ رَجُلٌ فَلَا يَبْقَى أَهْلُ دَارٍ وَلَا أَهْلُ غُرْفَةٍ إِلَّا قَالُوا مَرْحَبًا إِلَيْنَا فَقَالَ أَبُوْ بَكْرٍ يَا رَسُوْلَ اللهِ مَا تَوَى عَلَى الرَّجُلِ فِي ذلِكَ اْليَوْمَ قَالَ: “أَجَلْ وَأَنْتَ هُوَ يَا أَبَا بَكْرٍ

“Akan ada seorang laki-laki masuk surga, tidak ada dari penduduk rumah dan kamar kecuali mereka berkata, “selamat datang kepada kami”. Lalu Abu Bakar berkata, “Ya Rasulallah! Tidak ada kerugian bagi laki-laki itu pada hari tersebut”, Rasulullah berkata, “Iya, dan laki-laki itu adalah engkau wahai Abu Bakar”. (HR. Al-Haitsami).[1]

2. Jaminan Surga untuk Abu Bakar Ash-Shiddiq

Rasulullah berkata kepada Abu Bakar;

أَنْتَ عَتِيْقُ اللهِ مِنَ النَّارِ

“Engkau adalah orang yang dibebaskan oleh Allah dari neraka.” (HR. Al-Haitsami).[2]

(baca juga: Kyai Dawuh, Santri Unjuk Jari)

3. Sanjungan Rasulullah kepada Abu Bakar

Rasulullah bersabda;

مَا نَفَعَنِي مَالٌ مَا نَفَعَنِي مَالُ أَبِي بَكْرٍ قَالَ فَبَكَى أَبُوْ بَكْرٍ رضي الله عنه وَقَالَ مَا أَنَا وَمَالِي إِلَّا لَكَ

Rasulullah r bersabda, “harta tidak bermanfaat bagiku, harta Abu Bakar tidak bermanfaat bagiku. Abu Hurairah berkata, “Lalu Abu Bakar t  menangis dan Raulullah berkata, “Tidak ada dari diriku dan hartaku kecuali untukmu”. (HR. Al-Haitsami).[3]

4. Sanjungan Rasulullah kepada Abu Bakar

Rasulullah bersabda;

لَوْ كُنْتُ مُتَّخِذًا مِنْ أُمَّتِي خَلِيلًا لَاتَّخَذْتُ أَبَا بَكْرٍ وَلَكِنْ أَخِي وَصَاحِبِي

“Seandainya saya mengambil kekasih dari kalangan umatku, maka aku jadikan Abu Bakar sebagai kekasihku, tetapi dia adalah saudaraku dan saha-batku.” (HR. Al-Bukhari).[4]

5. Bukti Rasulullah Ridla Jika Abu Bakar Menjadi Penggantinya;

أَتَتِ امْرَأَةٌ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَمَرَهَا أَنْ تَرْجِعَ إِلَيْهِ قَالَتْ أَرَأَيْتَ إِنْ جِئْتُ وَلَمْ أَجِدْكَ كَأَنَّهَا تَقُولُ الْمَوْتَ قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنْ لَمْ تَجِدِيْنِي فَأْتِي أَبَا بَكْرٍ

“Datang seorang wanita kepada Rasulullah r, maka nabi memerintahkannya untuk kembali lagi kepadanya. Wanita itu berkata, “Apa pendapatmu jika aku datang tetapi tidak berjumpa lagi denganmu?” Seakan wanita itu mengatakan: Sudah wafat. Beliau bersabda, “Jika engkau tidak menemui aku, maka datanglah kepada Abu Bakar.” (HR. Al-Bukhari  Muslim).[5]

(baca juga: Risalah Umar Bin Khattab)

Seiring dengan pembahasan tentang keridhaan Rasulullah terhadap Abu Bakar sebagai penggantinya, al-Imam as-Suyuthi berkata;

وَفِيْ حَدِيْثِ ابْنِ زَمْعَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَهُمْ بِالصَّلَاةِ وَكَانَ أَبُوْ بَكْرٍ غَائِباً فَتَقَّدَمَ عُمَرُ فَصَلَّى فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلّى الله عليه وسلم: ” لَا لَا لَا يَأْبَى اللهُ وَاْلمُسْلِمُوْنَ إِلَّا أَبَا بَكْرٍ. يُصَلِّي بِالنَّاسِ أَبُوْ بَكْرٍ ” . وَفِي حَدِيثِ ابْنِ عُمَرَ ” كَبَّرَ عُمَرُ فَسُمِعَ رَسُوْلَ الله صلى الله عليه وسلم تَكْبِيْرٌ فَأَطْلَعَ رَأْسَهُ مُغْضِباً فَقَالَ أَيْنَ ابْنُ أَبِي قُحَافَةَ .

“Dalam hadits Ibnu Zam’ah, bahwa Rasulullah memerintahkan mereka salat berjamaah dan saat itu Abu Bakar sedang tidak ada, maka majulah Umar ke depan untuk jadi imam, Nabi bersabda, “Tidak, tidak, tidak, Allah dan kaum muslimin akan menolak kecuali Abu Bakar, maka Abu Bakar pun salat (jadi Imam) bersama manusia.”

Dalam riwayat Ibnu Umar: “Umar bin Al-Khaththab takbir (memimpin salat berjamaah), maka Rasulullah mendengar takbirnya Umar, lalu dia menolehkan kepalanya sambil marah dan berkata, “Di mana Ibnu Abi Quhafah (Abu Bakar)?”.

قَالَ اْلعُلَمَاءُ: فِي هَذا اْلحَدِيْثِ أَوْضَحُ دَلَالَةً عَلى أَنَّ الصِّدِّيْقَ أَفْضَلُ الصَّحَابَةِ عَلى اْلإِطْلاَقِ وَأَحَقُّهُمْ بِالْخِلاَفَةِ وَأَوْلَاهُمْ بالْإِمَامَةِ

Para ulama berkata, “Ini merupakan dalil yang jelas bahwa Abu Bakar merupakan sahabat paling utama secara mutlak, yang berhak dengan khilafah, dan paling utama dalam imamah.”[6]

*penulis adalah pengajar BMK dan Tafsir di MA Unggulan Nuris


[1] Al-Haitsami, Mawarid adz-Dzaman, juz 1 hal 533. Hadis no (2172).

[2] Ibid, hadis no (2171).

[3] Ibid, hadis no (2166).

[4] Shahih al-Bukhari, hadis no (3456).

[5] Ibid, hadis no (3459, 6927, 6794). Shahih Muslim (3758).

[6] Asy-Syuthi, Tarikh al-Khulafa, hal 58.

Related Post