Alkisah Aunan Lana dan MHQ Tingkat Nasional

Penulis: M. Risal H dan M. Qorib H*

Tidak semua manusia diciptakan untuk menjadi tahfidz, karena tahfidz hanya ada pada orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah. Ternyata ada beberapa dari kalangan santri yang ditunjuk oleh Allah untuk menjadi hafidz, salah satunya santri Pesantren Nuris Jember.

M. Aunan Lana, seorang santri dari lembaga MA Unggulan Nuris kelas XI PK B, yang berhasil mendapatkan juara 3 tahfidz 5 juz tingkat nasional dan juga seleksi ke tingkat ASEAN, akan tetapi hanya juara 1 saja yang lanjut ke tingkat ASEAN.

(Baca juga: Dilema Pesantren Modern Dan Eksistensi Di Masyarakat)

Lomba hafidz ini digelar di PP. Maqnaul Ulum, Sukowono, Jember. Jumlah peserta yang ikut pada lomba ini sangat banyak yaitu sekitar 50 peserta dari berbagai daerah antara lain Probolinggo, Jember, Situbondo, Banyuwangi dan Lumajang.

Di balik kemenangan yang telah diraih, pasti ada latar belakang yang membuatnya menjadi juara. salah satunya yakni pembinaan. Pembinan tersebut dilakukannya mulai dari hari Rabu-Kamis.

Selama bimbingan berlangsung dia melakukannya dengan sangat giat agar mendapatkan yang menjadi impiannya bergeser menjadi nyata. Ustadz yang membina latihan, yaitu Ustadz Muhyi.

(Baca juga: Puasa Sah Tapi Pahala Hangus)

Dalam hal bimbingan ada beberapa metode yang telah dilaluinya seperti murajaah. Itulah yang menjadi bahan persiapan untuk menjadi seorang pemenang. Setelah dia terjang semuanya barulah dia berikhtiar dan bertawakkal kepada Allah Swt, dan memohon agar mendapatkan impiannya.

Yang membuatnya menjadi juara yaitu ada pada bidang kefasihan dalam melantunkan ayat suci Al-Quran, seperti makhorijul huruf, dan dalam hal lagu. Akan tetapi yang paling penting adalah kekuatan otak untuk menyimpan memori yang telah dihapalnya. Bukan hanya dari segi itu saja yang dinilai oleh para juri, akan tetapi dari semua segi para juri juga menilainya.

Kesan dia ketika menang yaitu gembira dan bersyukur kepada Allah karena telah diberikan kemenangan. Dan dia berpesan kepada semua orang. Jika kalian tidak bisa untuk mengahafal Al-Quran,  setidaknya jangan lupa untuk membaca Al-Quran, karena Al-Quran adalah kalamullah yang diturunkan kepada manusia untuk dibaca dan diamalkan ilmunya, juga sebagai pedoman hidup manusia.

*Penulis adalah siswa kelas XI MA Unggulan Nuris yang aktif di ekstrakurikuler jurnalistik.

Related Post