Sahrul Hibatulloh: Tilawah Itu Caraku Mencintai Alquran

Penulis: M. Irfan Maulana*

Seni Tilawah merupakan kesenian dalam pembacaan Alquran yang banyak diminati di berbagai kalangan, mulai dari yang muda hingga lanjut usia. Banyak ajang kompetinsi yang di dalamnya terdapat kesenian ini. Sahrul Hibatulloh merupakan santri yang menggemari seni tilawah ini dan beberapa kali menjuarai lomba tilawah hingga tingkat provinsi. Berikut wawancara dari anggota website Nuris padanya.

Mulai kapankah Anda mendalami seni Tilawah ini?

Saya mendalami kesenian ini pada saat saya masih duduk di bangku kelas IX MTs Unggulan Nuris. Pada waktu itu saya penasaran terhadap kesenian tersebut, semakin saya mengikuti arahan pembina, saya lama kelamaan mulai menyukai seni ini.

(Baca juga: Fingky Aufia: Mengenal Lebih Dalam Sang Pencipta Lewat Biologi)

Mengapa Anda menyukai kesenian ini?

Saya menyukai kesenian ini dikarenakan, menurut saya seni tilawah merupakan salah satu bentuk wujud melestarikan Alquran dan mencintai Alquran. Bukan hanya itu semakin kita banyak membaca Alquran maka akan semakin banyak pula pahala yang kita peroleh.

Berapa hari Anda mengikuti pembinaan rutin?

Saya mengikuti pembinaan rutin hanya tiga hari sebab, saya mendengar lomba ini jarak waktunya sangat dekat sekali dengan hari lombanya. Jadinya saya hanya bisa mengikuti pembinaan rutin selama tiga hari saja. Yang membina saya yaitu ustadzah Qomariyah salah satu guru di lingkup Tahfidz Quran.

Apakah Anda pernah meraih prestasi dalam kesenian ini?

Pernah, pada saat MTs saya mendapatkan tiga prestasi yaitu juara harapan 2 di MAN 2 tingkat Jatim, juara 2 di Universitas Muhammadiyahtingkat Jatim, dan juara harapan 2 di MAN 1 tingkat Jember Terbuka. Jika selama di MA Unggulan Nuris saya pernah mendapat juara 1 di IAIN (Insitut Agama Islam Negri) Jember.

(Baca juga: Zaky Fahmi Humaidi: Public Speaaking Itu Menyenangkan)

Apa yang Anda rasakan ketika nama Anda masuk dalam kategori juara?

Saya merasa terkejut karena pembinaan yang begitu singkat. Juga saya merasa belum pantas karena sebuah prestasi dalam seni ini berarti juga berani mengamalkan apa yang telah diterima selama dia maish bisa melakukan apa yang telah dia capai.

Apa pesan Anda untuk para peminat seni Tilawah yang masih dasar ataupun merasa bosan?

Jika para adik-adik sekalian merasa bosan atau merasa belum bisa, jadikan seni Tilawah sebagai hobi kalian sebab sebuah hobi jika dikerjakan dalam keadaan apapun akan tidak terasa melelahkan. Juga jangan sampai kalian menyerah, belajarlah dengan sunggu-sungguh hingga apa yang kalian inginkan tercapai.

Penulis merupakan siswa kelas XI PK MA Unggulan Nuris yang aktif di ekstrakurikuler jurnalistik

Related Post