Gus Mus, NU, dan Sawadhul A’dzom

Penulis: M. Izzul Aroby*

Kisah ini dituturkan oleh KH. Mustofa Bisri yang masyhur dipanggil Gus Mus. Ketika beliau mengisi tausyiah di Kabupaten Pamekasan saat hari santri tahun 2019 lalu. Cerita yang menarik ini terjadi tahun 1989 tentang pertemuan para Kiai NU dengan Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz. Ulama panutan kaum Wahabi yang menjadi simbol salafisme modern.

Syekh Bin Baz melalui Dar Al Ifta’ mengirim undangan istimewa kepada PBNU. Berangkatlah delegasi NU yang diwakili KH. Sahal Mahfudz, Gus Dur, Gus Mus, dan Mas Fahmi Saifuddin (kakak mantan Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin). Singkat cerita, Rombongan PBNU diterima diruang tamu Bin Baz beserta banyak delegasi dari berbagai belahan dunia.

Krusak-krusuk gusar para kiai NU terjadi karena hingga pertemuan hampir usai dan utusan NU belum ditemui. “Apa mungkin Bin Baz lupa ada tamu dari Indonesia.” batin Gus Mus sambil memberikan kode pada Mas Fahmi.

Ternyata, delegasi NU mendapat keistimewaan ketika ada staf yang mengatakan, “Mari, Kalian dipersilakan untuk menemui beliau di ruangan khusus Syekh Bin Baz”. Gus Mus yang didaulat menjadi juru bicara “dadakan” menyampaikan unggah-ungguh sepatah dua patah kata.

(baca juga: Aisyah Istri Rasulullah, Korban “Lambe Turah” di Zamannya)

Dialog seru terjadi ketika Bin Baz bertanya, “Berapa jumlah anggota kalian (NU)?” Gus Mus berseloroh: “Lima puluh juta wahai syekh.” Bin Baz terperanjat kaget sembari membenarkan posisi duduk seraya mengulangi kalimat Gus Mus dengan nada setengah tidak percaya. “Benar lima puluh Juta?” “Mungkin lebih dari itu ya syekh.” Tambah Gus Mus.

Terkejutnya Bin Baz tidak mengherankan karena saat itu (tahun 1989) jumlah NU bahkan lebih besar dari jumlah penduduk Arab Saudi yang pada tahun 2019 tercatat hanya 34 juta saja. Alvara Reseacrh Center pada tahun 2019 merilis bahwa di Indonesia muslim yang mengaku berafiliasi dengan NU berjumlah lebih dari 100 juta.

Jumlah yang besar membuat Gus Mus dengan bangga menuturkan di hadapan ribuan hadirin peringatan hari santri di Pamekasan bahwa yang dimaksud Sawadhul A’dzom dalam dawuh Rasul Muhammad adalah Nahdlatul Ulama. Pesan Gus Mus pada warga NU agar bangga menjadi warga NU dan melestarikan tradisi tradisi Nahdlatul Ulama. Waallahu A’lam.[]

sumber foto sampul: nu.or.id

*Penulis adalah alumni MA Unggulan Nuris tahun 2017, kini sedang melanjutkan studi sarjana di Polije

Related Post