Falsafah Luhur dari Lagu Lathi

Penulis: M. Izzul Aroby*

Selesai buka bersama dengan beberapa teman saat Ramadlan lalu, ada salah satu teman membuka obrolan dengan menunjukkan sebuah lagu yang sedang viral. Lathi. Awalnya penulis hanya sekadar menganguk respek tanpa ada greget ingin mendengarkan lagu. Tidak berselang lama, café memutar sebuah lagu yang terasa asing namun nyaman didengar, temen tadi sontak bilang “lha, iki lo lagu seng jareku..!!”. rasa penasaran muncul untuk lebih mengulik lagu ini dengan googling diberbagai sumber.

Selama di-upload di youtube channel Weird Genius, lagu ini telah ditonton lebih dari 20 juta viewer dan dikomentari lebih 89 ribu kali ( 21-5-2020 ). Mayoritas netizen memberikan komentar positif berkenaan dengan lagu yang menggabungkan Electronic  Dance Music EDM  berbahasa Inggris modern dengan budaya tradisional Jawa ini.

Weird Genius yang terdiri dari Reza Arap, Eka Gustawan dan Billy Taner berkalaborasi dengan Sara Fajira dalam menghasilkan lagu Lathi ini. Lagu Lathi berkisah hubungan percintaan yang tidak sehat (toxic relationship), sembari tersirat makna adanya keberanian dalam menjalani hubungan yang tidak sehat tersebut.

(baca juga: Aisyah Istri Rasulullah, Korban Lambe Turah di Zamannya)

Penulis tertarik pada salah satu lirik dari lagu lathi yang berbahasa Jawa. “Kowe ra iso mlayu soko kesalahan. Ajining diri ana ing lathi”. “Engkau tidak dapat melarikan diri dari kesalahan yang telah diperbuat. Harga diri seseorang terlertak pada lidahnya (ucapnnya).”

Lirik tersebut mengutip falsafah orang jawa yang telah turun temurun diajarkan bahwa jika ingin menjadi orang yang dihargai dan dipercaya hendaknya menepati apa yang telah diucapkannya. Lirik “kowe ra iso mlayu soko kesalahan” mengajarkan sebuah sikap tanggung jawab bagi seseorang, terlebih ketika telah melakukan kesalahan. Sikap tanggung jawab akan menumbuhkan kepercayaan orang lain.

(baca juga: Seputar Maryam, Aisyah, dan Aisyah)

Adanya lagu lathi yang mencantumkan Falsafah Jawa merupakan oase di tengah semakin pudarnya penggetahuan anak muda tentang berbagai falsafah Jawa yang luhur. Diterimanya lagu lathi oleh anak muda merupakan suatu peluang tentang bagaimana mengenalkan budaya serta nilai luhur ajaran nenek moyang bangsa nusantara. Kemasan yang menarik melalui musik dan berbagai instrumen merupakan salah satu jalan mengenalkan budaya pada kawula muda. Wong Jowo ojo lali karo jawane.[]

Sumber foto sampul: kuyou.id

*penulis adalah alumni MA Unggulan Nuris tahun 2016

Related Post