Filosofi Sepasang Sandal Jepit

Penulis: Sirli Qurrota Aini*

Di bawah pandangan, tapi senantiasa setia mengantarmu hingga tujuan. Mayoritas orang seringkali tidak menghargai apa-apa yang berada di bawah. Padahal Tuhan menciptakan segalanya dengan kekurangan dan kelebihan masing-masing. Salah satu contohnya ialah sandal. Hampir setiap saat kita mengenakannya, tapi tak juga menyadari betapa pentingnya dirinya di dalam kehidupan kita.

Berikut filosofi yang dapat di ambil:

Senantiasa di bawah, tetapi setia menemani melangkah

Sandal meskipun digunakan di bawah, ia senantiasa setia menemani kita melangkah kemana saja. Ia tidak merasa harus dimuliakan. Walau hujan dan teriknya matahari kian mengguyur ia senantiasa setia.

(Baca juga: Makna Filosofi warna hitam)

Mengajarkan kesederhanaan

Siapapun yang menggunakannya tidak akan menimbulkan kesan seseorang yang memiliki kekuasaan ataupun tidak. Karena bentuk dan bahannya yang sederhana, tidak membuat kita harus menilai strata atau kasta seseorang dari sandal yang di pakai

Memiliki sifat keikhlasan

Ia senantiasa ikhlas meski di injak dan terkadang di campakkan oleh manusia. Selama ia bermanfaat untuk orang, baginya sudah terasa cukup. Sebab di dunia belum tentu kebaikan berbalas dengan kebaikan pula.

Saling melengkapi satu sama lain

Bagaimanapun keadaannya, jika mereka di pasangkan dengan sandal yang lain akan terasa tidak nyaman. Karena mereka diciptakan untuk saling melengkapi kekurangan masing-masing. Mereka mengajarkan bagaimana agar kita merima takdir Tuhan. Dengan siapapun kita berjodoh, Tuhan pasti memberikan yang terbaik untuk kita.

(Baca juga: Filosofi payung)

Sekalipun beriringan, ada saat dimana terpisah

Ada saat-saat di mana kita saling berpisah, tetapi bukan berarti tidak sejalan. Terkadang kita butuh saling memberi solusi dan mendengarkan satu sama lain. Menghentikan egoisme itu sangatlah penting di kehidupan sehari-hari. Agar tidak ada perpecahan antar sesama hanya karena perbedaan pendapat.

Saling bersama

Kebersamaan sandal itu menunjukkan bahwa sesungguhnya kita tidak pernah sendiri. Akan ada seseorang yang di utus Tuhan untuk mendukung dan menemani langkah kita yang tersendat di tengah perjalanan yang panjang. Ia akan senantiasa ada, menunjukan kehadirannya dibawah takdir Tuhan.

Sumber gambar: suar.grid.id

Penulis merupakan siswa kelas XII IPA MA Unggulan Nuris yang aktif di ekstrakurikuler jurnalistik

Related Post