Bedah Buku Habibie 3, Sebuah Buku Tentang Ilmuan Indonesia

Judul           : HABIBIE 3 “Kecil Tapi Otak Semua”
Penulis        : A. Makmur Makka
Penerbit       : Edelweiss
Cetakan       : Cetakan 1, Mei 2012
                      Cetakan II, September 2012
Isi                : 185 halaman
ISBN           : 978-602-8672-54-2
Harga          : Rp. 35.000,-
Peresensi     : Rintan Setyo Minarti*

Sinopsis

“Jangan tanyakan apa yang negara bisa berikan, tapi tanyakan apa yang kau bisa berikan pada negara” ( B.J Habibie )

Buku Habibie 3 “Kecil Tapi Berotak Semua” menceritakan kisah-kisah singkat tentang perjalanan hidup seorang B.J Habibie sebagai mantan presiden ke-3 Indonesia di masa kepemimpinannya. Mulai dari kisah percintaan dengan ibu Ainun, sewaktu menjadi mahasiswa, membangun sumber daya manusia pada masanya dan masih banyak lagi kisah menarik lainnya.

(Baca juga: buku tentang agama dan cinta)

Semasa kuliah B.J Habibie memiliki julukan yakni seseorang yang baby face, karena beliau adalah mahasiswa yang termuda, terkecil, dan terlincah di kalangan mahasiswa Indonesia lainnya, beliau juga terkenal orang paling fasih bahasa Belandanya padahal beliau adalah mahasiswa asal Makassar kala itu dan pandai dalam berbagai bidang, orang-orang memanggilnya Rudy Habibie.

Dalam buku terdapat foto kenangan bersama rekan-rekannya mulai dari foto bersama dengan keluarganya, foto bersama toko-tokoh terkenal, foto di masa kuliahnya dan masih banyak lagi potret kesayangan beliau. Kecintaan beliau kepada tanah air dengan selalu mengenang hari bersejarah dan mengabadikannya lewat tulisan-tulisan beliau.

(Baca juga: buku tentang keajaiban dalam sebuah senyuman)

Tak lupa kenangan dan potret foto bersama sang kekasih ibu Hasri Ainun Besari juga tersuratkan dalam buku ini, dimana ibu Ainun selalu mendukung Habibie dalam setiap langkahnya, mengirim kartu ucapan begitu romantisnya saat hari kemerdekaan, begitupun sebaliknya B.J Habibie juga sering mengirim puisi kepada ibu Ainun dengan kata-kata sangat mendalam. Rasa hormat dan terimaksih kepada Garuda Indonesia yang telah mengukir sejarah dan kenangan bersama sang istri juga di ceritakan dalam buku ini.

“Kasih saya uang 500 juta dolar dan N-250 akan menjadi pesawat yang terhebat yang mengalahkan ATR, Bombardier, Dornier, Embraer, dll. Kita tidak perlu tergantung dengan negara mana pun!”(Habibie 3: 144).  

Dalam kutipan ini menggambarkan bahwa beliau memiliki rasa gairah yang tinggi, dengan mengajak putra putri Indonesia untuk berfikir kritis dan brilian. Akhirnya beliau membuktikan, bahwa pesawat N-250 mengalami kesuksesan saat peluncuran perdana sehingga mendapat banyak pujian oleh berbagai pihak, ketika penerbangan sukses beliau melakukan gaya ‘turba’ yakni turun kebawah.

Sayangnya, dalam buku ini penempatan alurnya tidak runtun, sehingga membuat pembaca tidak mengetahui kronologi atau jalan cerita bagaimana awal kisahnya. Ada yang semasa kuliahnya di tempatkan pada bab akhir, itu semua mungkin karena waktu perjalanannya yang sangat panjang dan begitu berkesan semua.

Penulis merupakan siswa kelas XII IPA SMA Nuris Jember yang aktif di eksrakurikuler jurnalistik

Related Post