GERAKAN CINTA BAHASA INDONESIA PADA OLIMPIADE BAHASA INDONESIA 3

Olimpiade Bahasa Indonesia yang ke-3 telah dilaksanakan tanggal 29 Agustus lalu. Tak kurang dari 227 siswa dari seluruh SMA/SMK/sederajat yang terdaftar mejadi peserta olimpiade.  Antusiasme peserta Olimpiade tampak dari semangat mereka dalam acara pembukaan yang digelar di Lobi FKIP Unmuh Jember. Bukan hanya peserta, para guru yang mengantar siswa-siswi juga memiliki semangat yang tak kalah besar.  Peserta tersebut berasal dari beberapa kabupaten di Eks Karisiden Besuki.

Olimpiade Bahasa Indonesia memang tak biasa diselenggarakan. Namun, Unmuh Jember memiliki iktikad untuk membumikan bahasa Indonesia. Tak jarang, banyak anak muda yang mulai “asing” dengan bahasa Indonesia. Banyak anak muda yang sok “kebarat-baratan”, yang tidak lagi percaya diri dengan bahasa Indonesia. Nah, Olimpiade ini merupakan salah satu alternatif untuk memupuk rasa cinta dan peduli terhadap bahasa Indonesia.

Olimpiade Bahasa Indonesia 3 mengusung tema “Belajar dalam Sastra, Wujudkan dalam Karya”. Dengan tema tersebut, peserta dapat memahami karya sastra sebagai media belajar dan memiliki karya. Khusus untuk masyarakat Jember, sastra daerah Jember belum digali dengan baik. Untuk itu, diperlukan kemauan dan kerja keras sehingga masyarakat Jember memiliki jalan keluar melalui karya sastra untuk menyelesaikan permasalahan dan persoalan sosial. Hal ini sesuai dengan adanya teori yang menyatakan bahwa karya sastra merupakan alat yang ampuh dalam menyelesaikan problem di masyarakat. Karya sastra tersebut bisa berupa kearifan lokal yang ada dalam setiap tradisi atau budaya yang ada di masyarakat.

Berdasarkan konsep tersebut, Olimpiade Bahasa Indonesia digelar dengan tujuan agar siswa lebih mencintai bahasa Indonesia dalam bentuk mencintai karya sastra khususnya sastra daerah. Dengan demikian, bahasa Indonesia akan tumbuh lestari bersama kearifan lokal dan ciri kedaerahan di setiap tempat. Hal ini akan menajdi daya tarik dan nilai bahasa Indonesia.

Konsep yang diusung panitia terbukti disambut dengan suka cita oleh semua peserta. Mereka sangat antusias dalam mengikuti rangkaian acara pada Olimpiade Bahasa Indonesia 3.

Dari 20 peserta, 10 peserta dengan nilai tertinggi, masuk dalam final. Dalam final ini, semua peserta harus menyiapkan diri dalam memresentasikan dan mengembangkan tema tertentu sesuai dengan teks yang telah dibagikan oleh panitia.  Babak ini disebut dengan tes monograf.

Untuk mengusung budaya lokal, panitia mengusung tema kearifan lokal di budaya pendalungan. Ya, pendalungan sebagai ikon dan ciri khas dan ciri bahasa dan budaya masyarakat Jember.

Selamat dan sukses untuk para pemenang:

  1. Diah Susi K dari SMAN 1 Glagah
  2. Umi Latifah dari SMA Nuris Jember
  3. Yprilia Nora dari SMAN 1 Tenggarang
  4. Nahdiyatul L dari MAN 1 Jember
  5. Ifta Athiyah dari MA Unggulan Nuris Jember

Selamat untuk para pemenang. Kalian adalah generasi penerus yang akan memegang teguh dan cinta pada Bahasa Indonesia, sehingga bahasa Indonesia lestari di Indonesia.

Sukses untuk panitia, kita semua sukses dan kita semua luar biasa. Bahasa Indonesia Jaya!

Related Post