Penyair Muda Berbakat, Fahmi Ilman, Alumni Pesantren Nuris Jember ini Ingin Launching Bukunya di Jember

Penyair Muda Berbakat, Fahmi Ilman, Alumni Pesantren Nuris Jember ini Ingin Launching Bukunya di Jember

Pesantren Nuris  – Salah satu alumni Pesantren Nuris Jember mendadak tenar. Much. Fahmi Ilman, mahasiswa STAIMA Al Hikam, Malang, Jurusan PAI ini menerbitkan buku Antologi Puisi “Tulisan kepada Batu Nisan”, buku pertamanya.

Sosok aktivis dan penyair muda ini sangat kreatif, banyak kegiatan kebudayaan yang digeluti. Dia menjadikan adagium maestro penulis sastra Indonesia, Pramodya Ananta Tour sebagai motivasi, Saat membaca kau akan merdeka selamanya, ketika kau menulis maka kau akan abadi.

Dia mengatakan pula sangat ingin meluncurkan buku pertamanya ini di tanah kelahirannya, Jember. Khususnya di Pesantren Nuris Jember.

(Baca juga: Perdana, Siswa MA Unggulan Nuris Raih Juara Tahfidz Se Jawa-Bali )

Ini sedikit kutipan wawancara reporter Pesantrennuris.net kepada Much. Fahmi Ilman:

Apa arti menulis bagi Fahmi?

Menulis bagi saya seperti ibadah mahdoh yang mana sebagai hamba wajib melaksanakannya. Membaca adalah suatu ikhtiyar untuk wawasan serta nutrisi bagi tulisan-tulisan saya, karena puisi bagi saya juga bernyawa.

Sejak kapan memulai menulis puisi?

Awal saya bisa menulis puisi karena memang selain merupakan hobi dan juga gemar membaca mulai usia 17 tahun dan menekuni dunia tulis menulis sekitar 3 tahun silam.

Tema apa puisi yang gemar Fahmi tulis?

Dalam hal ini semua tulisan saya bercorak cinta, rindu, kehidupan, dan kehilangan, akan tetapi pada hakikatnya semua tulisan saya bersumber dari perempuan.

Kesibukan apa selain menulis puisi yang dilakukan Fahmi?

Saat ini saya sedang menempuh pendidikan perguruan tinggi di kota Malang. Selain juga disibukkan dengan perkuliahan saya juga aktif di beberapa komunitas seperti, Malam Puisi Malang di mana saya sendiri sebagai penggerakknya. Seringkali juga menghadiri acara dalam pembacaan puisi dan juga hal yang bersangkutan dengan seni.

Bagaimana proses kreatif yang Anda lakukan dalam menulis puisi?

Secara tidak langsung saya menyamar sebagai penyair yang berprofesi sebagai aktivis kenangan dan pengiat literasi masa lalu yang mana dapat melahirkan buku dengan pengamatan juga analisis kenangan.

Apa semua ide kreatif Anda tertuang menjadi Puisi?

Semua saya kemas dalam bentuk puisi entah pernah mencintai tapi tak kunjung dicintai, meratapi arti kehilangan, saling menunggu tapi tak saling tau, dan semua itu akan menjadi sebuah puisi.[AF.Red]

Related Post