Sholat Jenazah di Atas Kuburan

Soal:

Banyak orang yang ingin mengerjakan sholat jenazah.  Apalagi jika yang meninggal adalah seorang ulama. Tidak, jarang sholat jenazah sampai dilakukan berulang-ulang. Bahkan dilakukan di atas kuburan, yakni sholat tersebut dilakukan setelah mayit disemayamkan dalam kuburan. Bagaimana hukumnya sholat jenazah di atas kuburan itu?

Jawab:

Menanggapi hal ini, ulama Syafi’iyyah mengatakan boleh. Hal ini didasarkan pada Hadits Nabi Muhammad SAW:

عَنْ يَزِيْدَ بْنِ ثَابِتٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ خَرَجْنَا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ,  فَلَمَّا وَرَدْنَا الْبَقِيْعَ إِذًا هُوَ بِقَبْرٍ جَدِيْدٍ فَسَأَلَ عَنْهُ, فَقِيْلَ : فُلاَنَةٌ, فَعَرَفَهَا فَقَالَ :” أَلاَ آذَنْتُمُوْنِيْ بِهَا؟ ” قَالُوْ: يَا رَسُولَ اللهِ كُنْتَ قَائِلاً صَائِمًا فَكَرِهْنَا أَنْ نُؤْذِنَكَ, فَقَالَ :” لاَ تَفْعَلُوْا، لاَ يَمُوْتَنَّ فِيْكُمْ مَيِّتٌ مَا كُنْتُ بَيْنَ أَظْهُرِكُمْ إِلاَّ آذَنْتُمُوْنِيْ بِهِ، فَإِنَّ صَلاَتِيْ عَلَيْهِ رَحْمَةٌ “. ثُمَّ أَتَى الْقَبْرَ فَصَفَّنَا خَلْفَهُ وَكَبَّرَ عَلَيْهِ أَرْبَعًا. ( مسند أحمد بن حنبل، رقم ١٨٦٣٣)

“Diriwayatkan dari Yazid bin Tsabit RA, beliau bertkata, “Kami pernah keluar bersama Nabi SAW. Ketika kami sampai di Baqi’, ternyata ada kuburan baru. Lalu beliau bertanya tentang kuburan itu. Sahabat menjawab, yang meninggal adalah seorang perempuan. Dan ternyata beliau mengenalnya. Kemudian beliau bersabda, “Kenapa kalian tidak memberitahu aku hal kematiannya?” Mereka menjawab, “Wahai Rasulullah, anda (waktu itu) sedang tidur Qailullah (tidur sebentar sebelum zhuhur) dan berpuasa. Maka kami tidak ingin mengganggumu”. Rasulullah SAW menjawab, “Jangan begitu, apabila ada orang meninggal diantara kalian dan aku ada di sana, maka hendaklah memberitahu aku agar aku bisa menshalatinya. Karena sholatku merupakan rahmat baginya”. Lalu, beliau mendatangi kuburan itu dan kamipun berbaris di belakang beliau. Kemudian beliau bertakbir empat kali (Shalat jenazah) untuknya.” (Musnad Ahmad bin Hanbal, [18633])

Ada dua hal yang bisa dipetik dari hadits ini. Pertama, kebolehan melakukan sholat jenazah lebih dari satu kali. Ini bisa dilihat, bahwa sahabat juga sholat jenazah bersama Nabi SAW. Padahal, bisa dipastikan, sahabat sudah melakukan sholat untuk perempuan itu sebelumnya. Kedua, mengerjakan sholat jenazah diatas kuburan adalah boleh. Al-Shan’ani mengatakan:

وَالْحَدِيْثُ دَلِيْلٌ عَلَى صِحَّةِ الصَّلاَةِ عَلَى الْمَيِّتِ بَعْدَ دَفْنِهِ مُطْلَقًا، سَوَاءٌ صُلِّيَ عَلَيْهِ قَبْلَ الدَّفْنِ أَمْ لاَ. ( سبل السلام، ج ٢ ص ١٠٠)

“Hadits itu secara mutlak menunjukkan sahnya shalat jenazah setelah dikuburkan, baik sebelum dikuburkan sudah dishalati atau belum.” (subul as-salam,  juz II, hal 100)

(Baca juga: Hujjah Aswaja : Al-Barzanji Pengarang Sholawat Al-Barzanji)

Dengan begitu, sholat jenazah di atas kuburan hukumnya boleh-boleh saja. Dan itu bisa menggugurkan kefardhuan sholat tersebut.

Sumber: KH Muhyiddin Abdusshomad. 2008. Hujjah NU. Surabaya: Khalista.

 

Related Post