Filosofi dari Sebuah Pensil

Penulis: Deli Annisa Virca*

Assalamualaikum sahabat santri, pasti sahabat tahu kan apa itu pensil? Dan tentu saja pernah menggunakannya ketika sekolah. Nah kali ini kita akan beri tahu sahabat nih tentang filosofi pensil. Penasaran kan? Simak terus ya… selamat membaca!

Ternyat sebuah pensil memiliki filosofi yang sangat menarik untuk ditelisik. Belajar dari pensil adalah belajar tentang kehidupan. Dimana kehidupan yang kita jalani kita ibaratkan dengan pensil kehidupan. Banyak pelajaran di dalamnya dan banyak pula makna kehidupan yang mendalam. Diantaranya sebagai berikut;

Pertama, pensil butuh penggerak. Maksudnya setiap pensil diciptakan untuk dimanfaatkan, jadi pensil tak akan berfungsi jika tidak ada yang menggerakkan. Pensil butuh tangan untuk digunakan. Begitu pula dalam kehidupan yang kita jalani, semuanya sudah ada yang mengatur dan ada yang menggerakkan. Percaya dan yakilah bahwa Allah Swt telah mengatur yang terbaik untuk hidup kita. Jalani hidup ini dengan penuh syukur dan terus berusaha menjadi terbaik yang kita bisa.

(Baca juga: filosofi sepasang sandal jepit)

Kedua, kesempatan menghapus. Nah tentu saja pensil ada sepaket dengan penghapus. Karena penghapus memang sangat dibutuhkan ketika ada tulisan yang keliru dan butuh perbaikan. Sama halnya dengan hidup yang kita jalani, tak ada yang sempurna, dan waktu selalu memberi kesempatan untuk kita memperbaikinya.

Ketiga, pensil perlu di raut. Pensil akan dapat digunakan ketika sudah diraut. Akan tergeletak begitu saja dan tak bermanfaat. Tak pernah tajam dan menghasilkan goresan. Proses meraut pun kadang melukai pensil itu sendiri. Begitu pula dalam hidup, dalam hidup selalu ada ujian, yang tanpa sadar mengajarkan kita untuk semakin dewasa. Kita perlu terluka sedih dan menangis hingga diri ini sanggup berbenah dan bertumbuh untuk menjadi pribadi yang lebih bijak dan mendewasa. Maka rautan sebagai ujian dan pensil pun akan tajam dan bermanfaat.

(Baca juga: filosofi payung)

Keempat, bagian dalam pensil lebih utama. Dalam hidup hati adalah yang utama, terkadang kita melihat orang lain dari tampilan luarnya saja, tidak mau tahu bagian terdalam lubuk hatinya.Semua bermula dari hati. Ketika hati kita sehat dan baik, baiklah seluruh tubuh kita. Ketika hati kita sakit, rapuh dan gampang patah, maka cepat pula berdampak buruk bagi kesehatan. Wajah dan fisik penting, tetapi bukan yang utama, budi pekerti lah yang tak boleh hilang dan tertinggal di belakang. Itulah cerminan diri kita yang sebenarnya. Maka janganlah menilai orang hanya dari tampilan luarnya.

Kelima, goresan pensil meninggalkan jejak. Ketika kita menulis menggunakan pensil, tentu saja aka nada jejak yang kita ukir, begitupun dalam hidup setiap hari kita mengukir kenangan dalam ingatan kita, dan meninggalkan jejak kenangan di hati orang lain. Pastikan jejak yang kita tinggalkan adalah kebaikan.

Nah bagaimana? Sudah tahu kan apa saja filosofi pensil bagi kehidupan? Semoga bermanfaat ya sahabat!

Sumber gambar: productnation.co

Penulis merupakan siswa kelas XII IPA SMA Nuris Jember yang aktif di ekstrakurikuler jurnalistik

Related Post