Penulis: Achmad Faizal*
Setiap bulan Oktober, bangsa Indonesia merayakan Bulan Bahasa dan Sastra sebagai momen untuk meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Bulan Bahasa dan Sastra tahun 2024 ini kembali hadir dengan semangat yang semakin relevan dalam menghadapi tantangan era digital. Generasi muda, khususnya Generasi Z, memegang peran penting sebagai generasi yang sangat akrab dengan teknologi dan dunia digital. Generasi Z memiliki potensi besar untuk memajukan bahasa dan sastra Indonesia, serta mengangkat tingkat literasi di kalangan masyarakat Indonesia secara keseluruhan.
Tantangan Literasi di Era Digital
Literasi bukan hanya soal kemampuan membaca dan menulis; literasi meliputi pemahaman, interpretasi, dan analisis informasi dari berbagai sumber. Namun, tantangan besar di era digital adalah arus informasi yang begitu cepat, diiringi dengan kaburnya batas antara informasi yang valid dan informasi yang menyesatkan. Generasi Z, yang tumbuh di era informasi ini, dihadapkan pada berbagai tantangan, termasuk banjir informasi di media sosial dan internet, yang tak jarang diiringi hoaks.
Kecenderungan untuk menyukai informasi yang singkat dan visual membuat literasi mendalam menjadi kurang mendapat perhatian. Padahal, kemampuan literasi mendalam—membaca dan memahami isi secara utuh dan kritis—sangat penting dalam membangun masyarakat yang cerdas dan bijak. Maka dari itu, Bulan Bahasa dan Sastra 2024 menjadi momen yang tepat untuk mengingatkan pentingnya literasi mendalam bagi generasi ini.
Peran Bahasa dan Sastra dalam Meningkatkan Literasi
Bahasa dan sastra Indonesia bukan sekadar alat komunikasi, tetapi juga cerminan budaya, identitas, dan peradaban bangsa. Dalam karya sastra, misalnya, terkandung nilai-nilai kehidupan, sejarah, dan pandangan yang bisa mengasah kepekaan sosial dan budaya. Dengan memahami sastra Indonesia, generasi muda dapat belajar banyak tentang identitas dan nilai-nilai yang ada di Indonesia.
Bulan Bahasa dan Sastra 2024 ini mengusung berbagai kegiatan literasi, mulai dari lomba menulis, diskusi sastra, hingga seminar yang mengundang tokoh-tokoh di dunia literasi. Melalui kegiatan ini, diharapkan Generasi Z dapat melihat sisi menarik dari bahasa dan sastra Indonesia. Semangat literasi yang digerakkan di bulan ini diharapkan dapat melampaui satu bulan perayaan dan terus berlanjut dalam kehidupan sehari-hari.
Peran Generasi Z dalam Meningkatkan Literasi Bahasa Indonesia
Generasi Z merupakan generasi yang dikenal adaptif, kreatif, dan inovatif. Mereka memanfaatkan teknologi untuk belajar, bekerja, bahkan berkreasi. Inilah kesempatan besar bagi mereka untuk turut melestarikan bahasa dan sastra Indonesia melalui berbagai platform digital. Kreativitas mereka dapat diwujudkan dalam bentuk konten-konten digital yang menarik dan edukatif, seperti podcast tentang sastra Indonesia, resensi buku lokal di media sosial, hingga video yang mengenalkan kosa kata Bahasa Indonesia yang jarang dikenal.
Misalnya, dengan menggunakan media sosial seperti Instagram, TikTok, atau YouTube, Generasi Z dapat membuat konten yang menonjolkan keindahan bahasa dan sastra Indonesia, membahas buku-buku karya penulis lokal, atau menceritakan sejarah kata-kata unik dalam bahasa Indonesia. Hal ini bisa menjadi cara yang menarik dan modern untuk mengajak masyarakat, khususnya kalangan muda, untuk lebih mencintai bahasa dan sastra Indonesia.
(baca juga: Komitmen Santri Kekinian di Tengah Era Disrupsi Moral dan Keteladanan)
Mengajak Generasi Z Terlibat Aktif dalam Kegiatan Literasi
Dalam menyambut Bulan Bahasa dan Sastra 2024, berbagai program dan acara literasi diselenggarakan untuk mengajak generasi muda berpartisipasi. Misalnya, sekolah-sekolah dan kampus-kampus mengadakan lomba menulis esai, puisi, atau cerpen yang bertema bahasa dan sastra Indonesia. Selain itu, banyak pula kegiatan bedah buku yang melibatkan generasi muda untuk berdiskusi secara kritis terhadap karya-karya sastra yang mereka baca. Kegiatan seperti ini tak hanya meningkatkan minat baca, tetapi juga mengasah kemampuan berpikir kritis.
Generasi Z yang terbiasa berinteraksi secara digital juga memiliki peluang untuk menulis di platform online. Artikel blog, cerpen, atau puisi yang dipublikasikan di internet tidak hanya menjadi sarana berekspresi tetapi juga dapat menjadi media berbagi informasi yang membangun literasi. Dengan terlibat dalam kegiatan literasi, Generasi Z bisa mengembangkan cara pandang yang lebih luas dan kritis terhadap informasi yang mereka konsumsi setiap hari.
Membudayakan Literasi Digital yang Sehat
Selain literasi baca tulis, Generasi Z juga perlu membudayakan literasi digital yang sehat. Literasi digital adalah kemampuan memahami, menganalisis, dan mengevaluasi informasi digital. Kecakapan ini penting dalam menghadapi tantangan dunia maya yang penuh informasi cepat dan beragam. Saat Generasi Z bisa memilah mana informasi yang bermanfaat, mana yang harus dikritisi, dan mana yang harus ditolak, mereka tak hanya cerdas digital tapi juga menjadi generasi pembaca yang bijak.
Harapan di Bulan Bahasa dan Sastra 2024
Momen Bulan Bahasa dan Sastra 2024 menjadi harapan besar bagi masyarakat Indonesia, khususnya Generasi Z, untuk menguatkan kembali kecintaan terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Diharapkan, program-program yang diadakan selama bulan ini dapat meningkatkan kualitas literasi di kalangan masyarakat, terutama dalam hal pemahaman terhadap budaya dan identitas bangsa.
Semangat Generasi Z dalam menyambut Bulan Bahasa dan Sastra diharapkan tak hanya berhenti pada Oktober ini. Kecintaan mereka terhadap bahasa dan sastra haruslah terus hidup dan tumbuh menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Dengan cara ini, literasi tidak hanya menjadi tren, melainkan menjadi budaya yang mengakar kuat dalam kehidupan generasi muda Indonesia.[]
*penulis merupakan guru bahasa Indonesia di MA Unggulan Nuris