Penulis: Deli Anisa Virca*
Indonesia merupakan negara yang terletak diantara 2 lempeng dunia yaitu lempeng Eurasia dan lempeng Australia. Selain itu Indonesia memiliki 172 gunung berapi aktif sehingga tidak menutup kemungkinan di Indonesia sering terjadi gempa bumi baik gempa vulkanik maupun tektonik. Untuk itu dibuatlah teknologi tepat guna yaitu alarm pendeteksi gempa sederhana. Alarm ini berfungsi untuk membangunkan kita ketika ada gempa saat kita tertidur. Berikut adalah cara pembuatan alarm pendeteksi gempa sederhana.
Alat dan bahan meliuti Power suplay atau baterai, 4 kabel bekas, kawat, toples bekas, alarm dan pemberat (mur).
(Baca juga: Abito: Aplikasi Online Berbasis Ternak)
Cara pembuatan, pertama bentuk lingkaran kecil pada ujung kawat. Kemudian masukkan kabel pertama yang ujungnya sudah dikelupas kulitntya ke dalamnya lubang tersebut. Kedua, gantungkan pemberat ke kabel yang sudah dikelupas kulitnya. Pastikan kabel tersebut tidak menyentuh kawat. Karena sentuhan kabel dan kawat itu akan menjadi penghantar dynamo berputar.
Ketiga, rangkaian kabel, kawat dan pemberat tadi letakkan ke dalam toples yang tutup dan badan samping bawahnya sudah diberi lubang. Keempat, keluarkan ujung kabel pertama melalui tutup toples. Kemudian hubungkan dengan kabel kedua yang sudah dihubungkan dengan power suplay atau bisa diganti dengan baterai.
Kelima, masukkan kabel ke tiga melalui lubang badan samping bawah lalu kaitkan dengan bagian bawah kawat. Ujung kabel ketiga satunya bisa langsung dihubungkan ke alarm. Kemudian kabel keempat. Masukkan kabel ke empat ke dalam power suplay, dan ujung lainnya hubungkan dengan alarm. Keenam, jangan sampai keliru dalam pemasangan kutub (+) dan kutub (-) ya sahabat.
(Baca juga: Limbah daun waru bisa jadi energi alternatif benarkah)
Setelah melakukan urutan proses pembuatan di atas sahabat sudah bisa mendapatkan sebuah alarm pendeteksi gempa sederhana. Biasanya, alarm ini diletakkan di atap rumah untuk meminimalisir terjadinya guncangan yang disebabkan bukan karena gempa. Sedangkan alarmnya bisa diletakkan di tempat-tempat yang sering kita kunjungi seperti kamar, ruang keluarga dan lain sebagainya. Dengan begitu kita akan merasa lebih aman ketika gempa terjadi saat kita tertidur.
Penulis merupakan siswa kelas XI IPA SMA Nuris Jember yang aktif di ekstrakurikuler jurnalistik.