Mawar Kenangan

Mawar Kenangan

By : Naily Azizin Nuha

Horee…” Suara mulai terdengar sesaat setelah hidangan masakan makan siang telah tersedia, seluruh keluargapun langsung menyerbu dengan segera dan makan dengan lahap. Setelah selesai makan mereka bercerita pengalaman-pengalaman mereka.

Tiba-tiba terdengar bunyi ringtone mawar yang memindahkan teme cerita mereka,

“Cie, cie… Kak mawar angkat Kak,” Kata Fian adeknya menggoda

“Apa kamu Yan, diem,” Sahut mawar dengan nada guyonnya.”Huh,siapa seh,gag tahu lagi seneng bareng keluarga aja,” Kata mawar dengan agak kesal dan langsung mematikan telfonnya.

Sesaat kemudian, “Assalamu’alaikum,” Kata orang di balik pintu. Mawar pun meninggalkan meja makan tersebut dan mulai melangkah untuk membukakan pintu. Setelah sesaat membukakan pintu mawar langsung dengan segera menutup kembeli pintunya dan wajahnya terlihat memerah setelah melihat yang di alik pintu adalah salah seorang teman sekolahnya datang dengan membawa bunga mawar kesukaannya.tapi semua hal itu sudah di pastikan sia-sia kara prinsip mawar yang sangat kuat  kalau dia tidak akan pernah berpacaran selama hidupnya. Padahal di sekolahnya bayak cowok  yang ngincer dia.

Setelah itu, Mawar merebahkan tubuhnya dikursi depan dan memejamkan matanya untuk tidur siang. Sejenak ia memejamkan mata ia teringat tentang ucapan teman kalau karna prinsip Mawar yang kuat itu banyak yang kagum sama dia padahal udah banyak cowok yang nembak  bahkan kebanyakan idola sekolah, tetep aja dengan prinsipnya. Dan gak salah juga seh Mawar emang primadona di sekolahnya diapun sering dapat juara kalau ada lomba apa saja.

Siang, senja, dan malampun telah terlewati, kini satnya Mawar dan sekeluarga untuk bangun pagi dan mandi untuk segera shalat berjamaah. Sebelum menuju ke kamar mandi Mawar menengok handphonenya sebentar, dilihatnya sapaan-sapaan pagi hari dari teman-temanya.

Esok hari saat Mawar bersama teman-temannya sedang asyik mendengarkan ceritanya yang selalu berbagi pengalaman menarik. Tak lama kemudian terdengar dari kejahuan Nafi’ memanggil Mawar dan menanyakan kalau dia habis nolak cowok lagi, Mawar pun menceritakan apa yang terjadi kemaren sambil tertawa ria. Bel masuk pun berdering tanda istrahat telah selesai,pelajaranpun baerjalan seperti biasa dan waktunya pulang.

Saat akan makan siang bersama keluarga Mawar membuka handphonenya danmulai membaca sms dari nomor yang tidak ia ketahui dari siapa,

“Wa’alaikum salam, Siapa?” balas Mawar.

“Aku Abdil teman Nafi’, ini Mawarkan?” balas dari seberang sana.

“Iya aku Mawar, Abdil siapa? Kok aku gak kenal,” balas Mawar dengan ramahnya.

“Aku saudaranya, jadi maklum aja kalau kamu gak kenal,” balas Abdil.

Sms demi sms pun yang terkirim kian menambah keakraban mereka berdua.

“Kenapa ya aku kok bisa ramah gini sama orang yang nggak aku kenal, padahal biasanya aku kan bentak-bentak, ah tau’lah ngapain difikirin yang penting dia bukan orang  jahat,” gumam Mawar dalam hatinya.

“Kok aku ngrasa beda ya sama dia, padahal kan Cuma kenal lewat HP,” kata Abdil dalam hatinya yang juga merasa keheranan.

Hari berganti hari bulanpun ikut berganti, Mawar yang dulu masih kuncup di hati Abdil kini saatnya merekah dan Abdil pun mengungkan perasaannya melalui sms karna merasa malu kalau harus lewat telefon.

“Mawar, mungkin kau berduri mungkin kau sulit untuk di sentuh tapi izinkanlah aku untuk menyentuh hatimu, dan saat ini ku cuma ingin bilang 1 kata yang selama ini ku pendam 1 kata itu adalah “I LOVE YOU”. Mungkin aku lancang bilang hal itu tapi q cuman pengen ngungkapin  ke kamu apa yang selama ini ku pendam,” kata-kata itupun ia kirim ke nomor Mawar.

Seusai Mawar membaca sms yang Abdil kirim ke ponselnya Mawarpun membalas dengan kelembutannya.“Gak kok kamu gak lancang tapi maaf q gak bisa nerima kamu, karena kamu sudah ku anggap sahabat terbaikku, sama seperti Nafi’.”

Selesai Abdil mambaca balasan dari Mawar ia merasa seperti tertusuk duri mawar yang kian menancap begitu dalam, namun dengan tulus Abdil mengatakan kalau dia tidak akan pantang menyerah dan kan menunggu hati Mawar akan luluh, dia juga janji kalau akan setia walau sampai kapanpun.

*******

Sepulang Mawar dari belajar kelompok dia melihat pintu dalam keadaan terbuka sedikit,dan didalam rumahnya juga sepi, Mawar pun melihat didepan TV ada papanya yang tertidur pulas dan iapun melanjutkan langkahnya menuju kamarnya, dilihatnya ada seseorang yang sedang terbaring di ranjang tempat tidurnya saat Mawar melihatnya Mawar tersenyum manis karna ternyata dia adalah ibunya. Mawar pun langsung memeluk Mamanya yang sedang tertidur pulas dan ikut terlelap bersama Mamanya.

Makan malam pun tiba,namun Mawar dan Fian tidak merasakan indanya makan bersama keluarga karna suasana yang sangat hening tanpa ada suara 1 pun dari merka, Mawar dan Fian mencoba untuk merubah suasana dengan bercerita namun semuanya gagal karna Papa dan Mamanya masih tetap berdiam.

*******

Jam sudah menunjukkan pukul 04:00 saatnya Mawar sekeluarga untuk bangun, Mawar pun menurunkan kakinya dari tempat tidur, dan mengambil pakaian ganti di lemarinya, saat akan menutup kembali pintu alamari ia terdiam karna mendengar suara adiknya yang menangis kencang. Karena terkejut Mawar langsung melemparkan baju yang ia pegang dan pergi menuju kamar adiknya, dilihatnya ayah dan adik Mawar yang duduk bersandingan,entah apa yang mereka lakukan. Mawar pun mengambil kertas yang dipegang adiknya dengan hati-hati dan perlahan ia membuka kertas itu dan membacanya. Matanya pun mulai ikut mencucurkan air mata karna kini Mamanya telah pergi entah kapan Mamanya akan kembali yang telah meninggalkan mereka tanpa adanya keceriaan.

Di sekolah pun Mawar hanya bisa termenung, bahkan saat istirahat dia hanya bisa diam dan melihat kearah luar jendela dengan tetesan air matanya yang menetes dengan sendirinya. Tak lama kemudian Nafi’ pun datang dan menanyakan permasalahannya karna semua teman Mawar tidak ada yang bisa menghibur Mawar. Namun sahutan Mawar tetap sama saja, hanya gelengan kepala. Namun Nafi’ tak pernah pantang menyerah, seusai sekolah ia langsung menarik Mawar dan mendudukkannya disamping sorang yang tak Mawar kenali.

“Kamu kenapa, kok gak pernah balas sms ku, bahkan kamu gak angkat telfonku, kamu punya masalah?” Spontan Mawar yang tertunduk menoleh kearahnya yang juga menatapnya.

“Kamu Abdil?” Tanya Mawar yang tiba-tiba tersenyum.

Merekapun bercerita panjang lebar dan Nafi’ pun hanya dapat mendengarkan dengan duduk disamping Mawar.

Esok haripun mulai terasa cerah karna dia bisa bertemu dengan orang yang selama ini hanya bisa memotivasinya lewat kejauhan, walaupun Abdil hanyalah seorang sahabat namun ia sangat berarti dalam hidup Mawar. Mawar pun mulai menghidupkan suasana rumahnya walaupun tanpa Mama tercintanya.

*******

Menjelang ulang tahun Mawar tanggal 27-07 ia hanya bisa terdiam karna ultah kali ini hanya akan ia rayakan bersama Papa dan adiknya saja, namun Mawar tidak ingin menampakkan masalahnya kepada seorangpun,karna dia yakin kebahagiaan itu akan datang tanpa ada yang menyangka karena hanya Allah yang tahu apa yang akan terjadi esok hari.

Tanggal sudah berganti menjadi 27-07 saat ulang tahun Mawar pun tiba, banyak bunga dan cokelat di atas bangkunya ia pun tersenyum bahagia. Tiba-tiba ada sebuah bingkisan yang dihadapkan didepan wajahnya, dan ditolehnya ternyata Nafi’ dengan bingkisan kado warna abu-abu warna kesukaan Mawar, setelah mengambil bingkisan itu dengan penuh senyuman, Nafi’ juga memberikan sebuah surat dari Abdil.

Mawar pun mulai membaca surat itu,

“Mawar, walaupun ku ambil 1 mahkotamu kau masih tetap indah dan sempurna di mataku,namun ku harap kau dapat melihat sebuah kejutan di rumahmu saat matahari berganti bulan kau tak akan layu, bahkan ku harap kau akan semakin mekar dan merekah.” Mawar pun tersenyum manis dan menoleh sejenak pada Nafi’ yang dari tadi menatap Mawar sahabatnya dengan sekepal kebahagiaan yang terasa saat sahabatnya menampakkan keceriaan di wajahnya.

Malam haripun tiba, saat itu Mawar berada di teras rumahnya, sendiri bersama bintang-bintang yang tampak bersinar terang saat ulang tahunnya. Mawar merasa terkejut saat melihat lampu hias berwarna warni mengelilinginya dan di susul dengan matinya lampu, lilin-lilinpun berjalan menuju arahnya yang dipegang oleh Papa, adik dan orang yang tidak Mawar duga karena di antara mereka ada Abdil yang membawakan bunga mawar berwarna merah. Dan Mawar hanya bisa diam karna terkejut.

“Aku hanya ingin mengungkapkan perasaanku yang sempat tertunda, untuk ke dua kalinya aku ingin kau menerimaku menjadi kekasih yang dapat menjadi penyemangat dalam hidupmu, aku bersungguh-sungguh War, ku sayang kamu War,” kata Abdil dengan segenap perasaannya. Dan untuk pertama kalinya ada seseorang yang dapat meluluhkan hati Mawar, kejutan dari Papa dan Adiknyapun mulai dipersembahkan, dengan perlahan sebuah mobil di jalankan dari garasi rumahnya dan berhenti tepat di depan Mawar dan pintu mobil pun mulai Mawar buka dengan hati-hati dan dilihatnya ada seorang yang duduk dengan senyuman yang di tebarkan denga indah. Sontak Mawar langsung menjerit “MAMA” Mawapun loncat dan memeluk sesosok Mama yang selama ini ia dambakan kedatangannya.

*******

“Ye………..” akhirnya kelulusan tiba dan nilai Mawar menjadi juara ke 2 setelah Abdil se-kabupaten. Teman-teman pun saling mengucapkan selamat kepada Mawar. Terdengar Nafi’ memanggil Mawar dari kejauhan, tampak di sana terlihat Abdil yang juga menebarkan senyum. Mawar pun pulang diantarkan Abdil sampai tepat didepan pintu rumahnya. Tampak orang tua Mawar sedang bercakap-cakap dengan seorang yang juga dikenali Mawar. Setelah bersalaman dengan tamu dan orang tuanya Mawar langsung menuju ke kamarnya.

Malam hari Mawar menangis sejadi-jadinya ditemani adiknya Fian, telfon dan sms  dari siapapun tidak ada yang ia lihat.

Esok harinya Fian menyalamkan maaf untuk Abdil dari Mawar dengan HP Mawar,

Setelah itu Mawar pun akhirnya angkat bicara, dengan halus dan dengan suaranya yang terdengar sangat perat karna telah mengeluarkan air matanya semalaman suntuk dia pun berbicara “Seekor lebah telah hinggap di hatiku dan menjadikanku mekar sempurna, dan lebah itu pun membuatku sangat bahagia bahkan dialah penyemangatku, namun kini aku hanya bisa meminta maaf padanya karena aku harus meninggalkannya tanpa meninggalkan akar sehelaipun, dan lebah itu kamu Dil, aku harus meninggalkan kamu sejauh mungkin karena aku saaat ini telah dijodohkan oleh keluargaku.” Belum sempat Abdil mengucapkan satu kata pun Mawar sudah menutup telfonnya.

Dan kini mereka hanya bisa terdiam dengan menatap bunga Mawar yang telah menjadi kenangan terindah dalam hidup mereka, dan menyanyikan lagu kenangan terindah yang sempat Abdil kirimkan untuk Mawar.

(Baca Juga : Cinta Itu Ibadah, Sayang!)

Related Post