Nuris – Pratu Yovie Rishi Anggara (22), alumni SMK Nuris angkatan 2012 ini tekuni dunia militer sejak tahun 2013. Dalam hal mengisi waktu cutinya pria kelahiran 16 Oktober 1994 itu adakan kunjungan ke Pesantren Nuris Jember, dalam rangka menyambung tali silaturahmi dengan KH. Muhyiddin Abdusshomad selaku pengasuh Pesantren Nurul Islam.
(Baca juga: Meski Persiapan Singkat, SMK Nuris Mampu Sisihkan 850 Peserta dan Juara Se-Jawa Timur)
Dia juga mengungkapkan kunjungan kali ini bukanlah yang pertama, hampir setiap waktu liburnya ia sempatkan untuk bertemu dengan guru-guru di yayasan Nuris ini. Namun ada yang berbeda dengan kunjungan yang sebelumnya, kali ini pria yang telah berstatus sebagai tentara tersebut mendapatkan kesempatan untuk mengisi upacara yang termasuk acara rutinan setiap hari Senin.
“Tujuan saya berkunjung kemari untuk bersilaturahmi dengan guru-guru saya yang telah mendidik saya sampai menjadi seperti ini, “ ungkapnya ketika ditemui kemarin, Senin (07/11). Awalnya pria asal Tanggul ini menempuh pendidikan di SMK Nuris Jurusan Teknologi Otomotif (TO). Memulai pendidikan sejak tahun 2010 hingga 2012, membuatnya mengerti sedikit banyak tentang agama yang telah ia pelajari di Pesantren Nurul Islam. Terkait hal itu, menjadi salah satu anggota abdi negara yang berstatus sebagai santri membuatnya dipercaya untuk berbagi ilmu dengan anak-anak penduduk desa. Jejak dakwahnya terus berlanjut setelah para masyarakat Kabupaten Malinau provinsi Kalimantan Utara tempatnya bertugas, ia juga dipercaya sebagai pengkhotbah setiap hari Jumat. Selain itu, ia juga terbiasa menjadi imam di Masjid An-Nas salah satu masjid di desa yang berbatasan langsung dengan Malaysia.
“Meskipun berstatus sebagai seorang militer, namun status santri tetap saya pegang teguh ketika saya bertugas. Tentunya tetap malakukan kawajiban saya sebagai muslim, shalat lima waktu. Di waktu luang, saya sempatkan untuk sedikit berbagi ilmu agama kepada penduduk sekitar, “ Tambahnya. Pratu Yovie Rishi Anggara juga menambahkan “Harapan saya kepada santriwati Pesantren Nuris agar tetap patuh kepada bapak/ibu guru pengajar. Karena berkat doa dan keikhlasan mereka, apa yang kita harapkan mudah tercapai.” (IRA/SAY/RED)