Jakarta, Ibu kota Negara Republik Indonesia menjadi salah satu destinasi sebagai tempat perantauan bagi para alumni PP. Nurul Islam Jember. Mereka -para alumni- tersebar di berbagai kampus di jakarta dan sekitarnya. Mulai dari pusat Jakarta hingga Bogor. Ada alumni yang berstatus mahasiswa di kampus yang berjulukan miniatur negara yang sekaligus banyak melahirkan tokoh-tokoh ilmuwan, maupun tokoh-tokoh yang duduk dibangku birokrasi negara dan duduk dibangku politisi, yakni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ada pula alumni yang menempuh pendidikan strata 1 dan 2 nya di kampus bergengsi yang menjadi tempat belajarnya tokoh-tokoh terkemuka, salah satunya mantan Presiden RI ke-6, Prof. Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono, yakni Institut Pertanian Bogor, kampus yang memiliki jurusan ilmu statistik no. 1 di Indonesia.
Baca juga : (Pemuda Berbudaya Santri, Berpikiran Modern)
Tak hanya di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan di IPB saja, alumni PP. Nurul Islam Jember juga kuliah di Akademi Pimpinan Perusahaan dan Universitas Yarsi. Para alumni yang tersebar di kampus bergengsi di Jakarta mengambil jurusan yang tak bisa di remehkan, seperti Hukum, Ilmu Hadis, Bahasa Arab, Ilmu Tafsir, Ilmu Statistika, PAI, Ekologi Wisata, serta Kedokteran. Selain itu, ada pula alumni yang memperdalam ilmu ekonomi di STEI Tazkia (Sekolah Tinggi Ekonomi Islam) yang terletak di Bogor. Walhasil, debut pendidikan pada alumni di Jakarta dan sekitarnya di tempuh di kampus-kampus bergengsi di tingkat Nasional maupun Internasional serta di program studi yang luar biasa.
Para alumni yang tersebar di wilayah Jakarta dan sekitarnya masih tetap membangun jalinan silaturrahmi dalam wadah komunitas alumni yang disebut “PEMANUTAN” (Pergerakan Mahasiswa Alumni Nuris Megapolitan).
Mengapa para alumni memilih Jakarta ?
Jakarta menjadi destinasi para alumni dalam membangun karakter serta mental yang kuat. Disamping itu, para alumni menjadikan Jakarta sebagai wadah dalam memperkaya ilmu dan pengalaman. Jakarta tak hanya tempat mencari ilmu, namun juga tempat mencurahkan ilmu. Tak hanya sebagai tempat mencari pengalaman, namun juga menyumbangkan pengalaman. Jika asumsi masyarakat menyebut Jakarta adalah kota banjir, secara bersamaan para alumni akan berasumsi bahwa kota Jakarta adalah kota banjir, yakni banjir ilmu, pengalaman, serta pembangunan karakter orang-orang hebat. Jika orang lain berasumsi bahwa Jakarta adalah kota macet, para alumni akan berasumsi bahwa Jakarta kota macet, macet akan ketidaktahuan serta keluh kesah. Dan jika masyarakat berasumsi bahwa Jakarta kota panas, para alumni akan berasumsi bahwa Jakarta kota panas, panas sebab dahaga ilmu serta pengalaman.
Disamping itu, Jakarta pun juga tempat pembangunan karakter serta mental yang kuat. Hal itu disebabkan, para alumni lebih banyak mengenal dan beradaptasi dengan khazanah kekayaan Indonesia berupa agama, suku, budaya, adat istiadat, bahasa, serta karakter seseorang. Selain itu, Jakarta juga tempat para alumni membangun networking (jaringan/relasi) sehingga semakin banyak relasi akan semakin banyak jalan dalam mengakses kesuksesan.
Walhasil, Jakarta itu segalanya bagi para alumni, suka maupun duka. Karena jakarta adalah Jantung Nusantara. Kami tunggu alumni berikutnya, di Ibu Kota Negara Indonesia, JAKARTA!!! [Roni/Red]