Kurban Perasaan pun Ku Tak Mampu
Penulis: Achmad Faizal*
Adakah yang lebih kaya dari Ibrahim. Sesekala itu melepas pasrah seribu ekor kambing, tiga ratus ekor sapi, dan seratus ekor unta. Di padang tandus hatiku, kering, terdesak sesak dahaga. Berebut kedudukan dan keangkuhan yang kecil
Adakah yang lebih rela dari Ibrahim. Sekejap waktu harus mengorbankan penantian belahan hati bersama gema takbir. Yang tak pernah dilakukan selama 80 tahun usianya. Demi keimanan hakiki yang tak kunjung resap dalam kalbuku
(baca juga: Hening)
Adakah yang lebih kuat dari Ibrahim. Menerjang hamparan safa dan marwa yang fatamorgana. Di antara terik keinginan dan ketidakmampuan mendaki bukit-bukit dosaku. Hingga kuasa Tuhan menyemburkan oase dari telapak kaki Ismail
Inikah serpih-serpih hikmah yang tercecer oleh waktu. Seperti timbunan pasir menyimpan jejak kisah lampau. Dikabarkan angin dan musim Dulhijjah merahasia. Di sana ada deru kemuliaan yang menghembus debu akalku. Sebab, saat itu kurban perasaan pun ku tak mampu
11 Agustus 2019
*Penulis adalah staf pengajar bahasa dan sastra Indonesia di MA Unggulan Nuris