Tingkatkan Minat Baca, Kembalikan Santri pada Kejayaan Ulama Terdahulu
Pesantren Nuris – Motivasi dari Tjahyo Suprajogo mampu menghipnotis ratusan santri Pesantren Nuris Jember untuk kembali bersemangat belajar dan memperbanyak bacaan. Kesempatan seminar literasi nasional yang diselenggarakan oleh Seksi Penjamin Mutu Yayasan Nurul Islam Jember pada hari Kamis, 13 Februari 2020 kemarin memang sangat menarik.
Pengalaman Dr. Tjahyo Suprajogo, M.Si, nama lengkap pemateri kelahiran Malang tersebut, sebagai motivator tak diragukan lagi. Dia adalah penggerak GPMB atau Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca skala nasional bahkan juga bergiat sebagai fasilitator motivasi minat baca Perpusnas RI.
Ratusan santri turut atraktif mengikuti seminar bertajuk “Menumbuhkan Minat Baca dan Meningkatkan Kecerdasan melalui Literasi” tersebut. Mereka adalah siswa yang aktif bergiat di kegiatan ekstrakurikuler bidang literasi seperti jurnalistik website, penulisan kreatif sastra, dan karya ilmiah remaja.
(baca juga: Prestasi Literasi Santri Nuris Dahsyat, Dominasi Juara Ajang SME 2020 Tingkat Provinsi)
Wahyutini Ekowati, selaku Kepala Bidang Pendidikan Formal (BPF) Yayasan Nurul Islam Jember menuturkan saat memberikan pidato sambutan. “Seminar literasi nasional ini sangat penting untuk terus diselenggarakan agar dapat memacu semangat minat baca siswa. Dengan pembiasaan literasi akan membuat siswa semakin kaya pengetahuan, bersikap kritis, dan cerdas.”
“Ini adalah upaya yayasan di Nuris untuk terus menambah wawasan siswa mendapat pengalaman dari motivator profesional. Pak Tjahyo Suprajogo ini sangat kaya pengalaman, beliau juga seorang dosen kepamongprajaan di Institut Pemerintah Dalam Negeri (IPDN) Bandung. Tentu, siswa terpilih ini beruntung bisa ikut dan diharapkan dapat menyebarkan kepada semua santri di sini.” Imbuhnya.
(baca juga; Ikuti Srawung Sastra, Santri Nuris Belajar Sastra dan Budaya dari Sujiwo Tejo)
Dalam seminar yang diselenggarakan di Masjid Baitunnur Nuris tersebut, motivator lulusan doktor Universitas Brawijaya Malang menuturkan bahwa bangsa Indonesia sebenarnya sangat literatif sejak dahulu kala. Banyak bukti sejarah yang mengungkap itu semua, hanya generasi kekinian belum banyak tahu literatur karya empu dan ulama terdahulu.
“Siapa bilang literasi di Indonesia rendah? Kita ini bangsa yang sangat literatif. Kitab Nashaihul Ibad karya Syekh Nawawi Al Bantani, ada nama Nuruddin Ar Raniri, Hamzah Fansuri, dan banyak yang lainnya. Kita jangan terlalu malu dengan indikator literasi yang dibuat oleh orang barat.” Tukas Tjahyo.
“Barangkali dewasa ini dengan zaman yang semakin mutakhir sudah saatnya santri khususnya di Nuris Jember ini, jangan terbawa arus untuk terlalu mengidolakan karya barat. Sebab jika kita telaah lebih jauh, karya ulama-ulama terdahulu lebih dahsyat. Tinggal bagaimana santri meneruskan dan mengaplikasikannya.” Tambahnya.[AF.Red]