Akara Akalpa

Penulis: Fadilah Miftahul J*

Huppp
Menghirup udara pagi yang segar
Kulihat optimisme hidup dan asa yang berkibar
Bening embun memantulkan cahaya sejuk, busung dada mendebar
Sebentuk bianglala melingkar di kedua bola mataku

Oh, generasi akar yang militan, menembus pori tanah zaman, menyusur hara
Berpeluk iman menebar biji-biji waktu yang menumbuhkan mimpi kejayaan

(Baca juga: Ramadhan tak rapuh)

Hompimpa alaium
Tanah ini, surga dari segala bangsa yang gemah
Tempat nyawa bertempa menjadi rumah yang ramah
Pojok sukacita yang sanggup membendung segala air mata yang tumpah
Dan membasuh kecut peluh dengan hujan yang teramat basah
Dan lagi, sebentuk bianglala melingkar di kedua bola mataku

Tata tentrem kerta raharja
Sejauh mata memandang sawah yang berpundak, sungai kecil beriak
Dan burung-burung nakal melompat kegirangan dan orang-orangan yang tak lagi menakuti
Di puncak Raung nun jauh, aku melihat abu-abu kebiruan serupa selimut
Konon ranum hijau kopi Arabica-nya kesohor sampai ke negeri seberang
Ada satu lagi yang tak mampu kuceritakan serpihan keindahannya
Soal pantai, laut, dan teluk yang setia memeluk tubuh ombak yang genit
Menggoda buih-buih percintaan yang seolah timbul-tenggelam di dalam khayalan

(Baca juga: Ramadhan)


Dan aku yang tak kuasa menahan puja-pujian atas belas kasih Tuhan
Hingga alam yang terang kembali temaram pada garis tangan
Selalu, sebentuk bianglala melingkar di kedua bola mataku
Juga kini hatiku

Sumber gambar: insanprogres.com

Penulis merupakan siswa kelas XI IPA MA Unggulan Nuris yang aktif di ekstrakurikuler penulisan kreatif sastra

Related Post