Sekitar 11 Tahun Mengabdi di Pesantren Nuris Jember, hingga Kini dengan Segala Suka Dukanya
Pesantren Nuris – Alumni Nuris yang satu ini terbilang jempolan dalam keistiqomahan pengabdian. Meski menapak jejak sekitar 11 tahun berada di Pesantren Nuris Jember, hingga kini masih terus mengajar dan membina santri dengan penuh semangat dalam berdedikasi. Bagaimana kisahnya? Ikuti terus profilnya!
Sejak dulu sudah sangat sering bergerumul dengan santri di berbagai kegiatan seperti Paskibra, Pramuka, dan Futsal. Tentu sosok yang penyabar dan supel ini cukup banyak dikenal di pesantren. Dia adalah M. Imron Safendra, lulusan SMA Nuris Jember, jurusan IPA, tahun 2005 silam.
Seusai lulus dari SMA Nuris Jember sempat merasakan gap year hingga akhirnya bisa meneruskan kuliah dimulai sejak tahun 2007. Lelaki kelahiran Jember, 04 Februari 1987 ini akhirnya mampu menuntaskan studi sarjananya di Universitas Islam Jember (UIJ) pada tahun 2011 pada jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI).
(baca juga: Raih Beasiswa, Alumni Nuris ini jadi Mahasiswa S2 di UNI Jakarta)
“Keinginan saya memang ambil tarbiyah karena bagi saya mengajar ilmu agama itu sangat menarik. Apalagi saya seorang santri sehingga terus tersambung dengan apa yang saya pelajari dan dapat diamalkan dalam keseharian.” Tukas Ustad Imron, sapaan akrabnya.
Skripsi berjudul “Pembinaan Akhlak di Sekolah Berbasis Pesantren” adalah bukti kemampuannya menuntaskan kuliah sarjana hingga tersemat di belakang namanya dengan titel S.Pd.I. Capaian indeks prestasi kumulatif yang diraihnya pun berpredikat sangat memuaskan yakni, 3,2.
Tercatat lelaki yang berasal dari Antirogo, Sumbersari, Jember ini mengabdikan diri di Pesantren Nuris Jember sejak tahun 2009 hingga kini. Bahkan dia pernah menjadi pembina ekstrakurikuler Paskibra, Pramuka, hingga futsal dan sepakbola.
Termasuk sosok yang multitalenta hingga sekarang ini, ustad Imron, tetap mengajar PAI di SMK Nuris Jember seraya meembantu membina siswa SMP dan MTs Unggulan Nuris di ekstrakurikuler futsal. Menurut prinsipnya adalah kesuksesan tak akan diraih tanpa kerja keras dan restu orang tua.
“Di Pesantren Nuris Jember saya mendapatkan dua hal yakni, saya mendapat mengamalkan ilmu saya sesuai dengan penelitian saya dalam skripsi. Yang kedua berusaha mendapat barokah dari KH. Muhyiddin Abdusshomad.” Imbuhnya.
Bagi suami Lyana Meisy Murdiawati ini, menjadi guru PAI tidak juga mudah karena harus terus ikut perkembangan dan terus banyak belajar. Menjadi guru PAI juga harus mampu menguasai teknologi hingga bisa mendidik siswa sesuai kebutuhan zaman terutama dari segi akhlak dan juga berprestasi.[AF.Red]
Nama : M. Imron Safendra
Lembaga : SMA Nuris Jember, jurusan IPA, tahun 2005
Kuliah : UIJ, jurusan PAI
Karier : Pengajar PAI di SMK Nuris Jember