Ahmad Jupriyanto: Menjadi Guru Itu Ibadah
Pesantren Nuris- Alumni Nuris memiliki berbagai macam cerita mereka masing-masing, tak sedikit dari mereka yang memilih untuk bekerja sebagai seorang pengajar, wirausaha, menjadi pegawai negeri dan lain sebagainya. Apapun itu, sebagai santri mereka akan terus tetap sebagai santri yang membawa akidah di hati mereka.
Alumni Nuris yang satu ini, ia adalah seorang pengajar di sebuah lembaga pendidikan ternama di Kabupaten Jember, ia adalah Ahmad Jupriyanto. Lelaki yang akrab dipanggil Jupri ini merupakan alumni SMP Nuris Jember lulusan tahun 2003, dan SMA Nuris Jember, jurusan IPS lulusan tahun 2006.
(Baca juga: selamat raih predikat cumlaude dari polije alumni ini siap bangun usaha peternakan)
Selama menjadi santri di Pesantren Nuris Jember, ia aktif menjadi pengurus pesantren di Bagian perizinan, sekaligus membantu mengajar qori Al Quran, sedang di sekolah ia aktif di OSIS.
Lelaki yang mengaku gemar olahraga ini ketika lulus dari SMA Nuris Jember, kemudian mengambil jurusan pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan di Universitas Banyuwangi. Ia juga aktif di organisasi wilayah yakni sebagai ketua koordinator mahasiswa Jember. Biasanya di organisasinya ini, mengadakan kegiatan yang berhubungan dengan olahraga, seperti mengadakan pertandingan volly, futsal antar wilayah dan lain-lain.
Untuk tugas akhir skripsinya, ia mengambil judul “Hubungan Antara Menendang Bola Dengan Kaki Bagian Dalam Dan Kaki Bagian Luar,”. Ia lulus tugas proyek pada tahun 2010, namun masih melanjutkan FPOK dan lulus tahun 2014.
Setelah lulus ia kemudian mengajar di SMP Al Baitul Amin Jember, dari tahun 2015 hingga sekarang, selain mengajar ia juga menjadi bagian Sarana dan prasarana (Sarpras). Dan pada 2019 lalu ia diberi amanah untuk menjadi Waka Kesiswaan.
(Baca juga: pernah jadi ketua osis, alumni ini kini berkarier di kantor desa)
Bagi lelaki kelahiran Jember, 12 Agustus 1988 ini menjadi seorang guru itu ibadah.
“Sosok guru itu adalah suatu sosok keteladanan bagi diri sendiri baik dalam ibadah, sosial dan setiap kehidupan di ruang lingkup masyarakat, selain juga teladan bagi anak didik kita. Bagi saya pribadi di dawuhi kyai bahwa, menjadi seorang pendidik itu adalah amal yang tidak akan terputus sampai yaumul qiyamah. Dan juga keinginan keras ibu saya mulai kecil, supaya menjadi seorang guru meskipun cita-cita saya adalah seorang polisi tapi selalu gagal dalam tes. Berkat do’a Kyai, guru dan kedua orang tua saya akhirnya saya tanpa disadari menjadi seorang tenaga pendidik/Guru sungguhan,” ujarnya.
Ia juga memberikan sedikit kesan selama menjadi santri di Pesantren Nuris Jember. “Kesannya sangat bangga sekali bisa menjadi bagian keluarga besar NURIS selama hampir 8 tahun, tidak bisa diungkapkan,” ungkapnya.
“Pesanya untuk adik-adik, sekarang berdoa, takdim terhadap kedua orang tua, terhadap guru, belajar sungguh dan selalu mendoakan sesama kaum muslimin wal muslimat, Insyaallah hidup menjadi barokah fiddini wadduhya wal akhiraht Amin,” tambahnya. [Red.Dev]
Biodata
Nama: Ahmad Jupriyanto
Alamat: Jl.Rembangan desa kemuning Lor, Arjasa Jember
Tempat, tanggal, lahir: Jember,12 Agustus 1988
Lembaga: SMP Nuris Jember, 2003 dan SMA Nuris Jember 2006
Kuliah: Jurusan Pendidikan Jasmani, Olahraga Kesehatan, UNIBA
Karier: Guru dan Staff Sarpras SMP Al Baitul Amien Jember (2015-2019)
Guru dan Waka kesiswaan SMP Al Baitul Amien Jember (2019-sekarang)