Oleh: Achmad Faizal*
het zachtste volk ter wereld
kepada merdeka yang sunyi pada belenggu-belenggu
menggariskan abad kelam yang aksa
di sana kibaran angin asing menjulang diam-diam
tempat mereka berkelana dan menaruh makam
sebab pribumi ingin menyudahi musim yang suram
mengubah belai udara bualan menjadi badai-badai muram
(baca juga: Hujan dan Embun)
di meja lobi tak lagi menjadi tempat ngopi yang abadi
ceracau penjajahan sudah jadi penghantar pesan perang tak berkesudahan
seru dibalas deru, peluru dibalas bambu
sini, biar kukibarkan lagi angin negeri yang tak asing
di puncak hotel Yamato, pesan panjang telah dipajang
mengerang, menerjang, menghempas penindasan kepada cinta yang teralamatkan
Jember, Agustus 2021
*penulis adalah muallim Ma’had Aly Nuris, dan pengajar di MA Unggulan Nuris