Karya: Zannuba Izza Afkarina*
Rupiah menjadi prioritas tanpa hampa
Selalu mengelucur terjun melewati punggungnya
Seakan sampah menjadi teman hidupnya
Menggugatnya tuk terus mencari kertas bernilai
Tak kudapati raut asa padanya
Ia bebas segala terikan dan guyuran
(baca juga: Memeluk Hujan)
Yang menghantamnya
Kau bejat, kau pecundang kau ambil
Semua telaga kenikmatannya
Kau lelah rebahkan resah, kau harap teriakan
Perintah dan kau hadirkan samudra duri di atasnya
Hey Kau!! Bumi tak pernah berharap hentakan
Kedua belah kaki yang tak paham arti perjuangan
Dan pengorbanan.
Jember, Sepanjang September Lalu
*penulis adalah alumni MA Unggulan Nuris Jember, dan pernah aktif sebagai peserta ekskul penulisan kreatif sastra.