Kedua: Membantu dengan Jiwa dan Harta
لاَ تُؤْذِيَنْهُ وَاغْفِـــــرَنَّ جَــهْلَهُ لاَ تَقْصِدَنَّ سَيْبَهُ وَجُــدْ لَــــهُ
Maafkan temanmu jangan kau sakiti
saling memberi dengan setulus hati
أَعِنْــــهُ بِـــالنَّفْسِ أَوِ اْلأَمْوَالِ إِلاَّ عَلَى عِــــصْيَانٍ ذِي الْجَلاَلِ
Bantukanlah tenaga atau hartamu
asal bukan maksiat pada tuhanmu
Syarah:
Membantu sesama muslim yang sedang dirundung masalah adalah tugas kita bersama. Bisa berwujud bantuan tenaga, harta ataupun doa sesuai dengan apa saja yang kita bisa. Ketika kita bisa memberikan pertolongan kepada orang yang sedang kesusahan, maka itu adalah jalan bagi kita untuk mendapatkan pertolongan Allah Swt terutama di akhirat kelak. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Saw:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا، نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ، يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا، سَتَرَهُ اللهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَاللهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ، (رواه مسلم)
Dari Abu Hurairah RA ia berkata, “Rasulullah Saw bersabda, “Barang siapa yang bisa memberikan solusi terhadap kesulitan seorang muslim di dunia, maka Allah Swt akan memberikan jalan keluar atas kesulitannya di akhirat kelak. Barang siapa yang memudahkan orang yang sedang kesusahan, maka Allah Swt akan memberikan kemudahan di dunia dan akhirat. Orang yang tidak menyebarkan kesalahan orang lain, maka Allah Swt akan menutup kesalahannya di dunia dan akhirat. Allah Swt akan membantu seorang hamba selama ia membantu saudaranya” (HR. Muslim)
(baca juga: Hujjah Aswaja: Nikah Mut’ah Kawin Kontrak)
Agama sangat menganjurkan kita untuk selalu menolong orang lain, namun bantuan yang dimaksud adalah terkait tolong-menolong dalam urusan kebaikan bukan keburukan, Allah Swt berfirman:
…وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلاَ تَعَاوَنُوْا عَلَى اْلإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ؛ وَاتَّقُوْا اللهَ، إِنَّ اللهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ (سورة المآئدة: 4)
…dan hendaklah kalian tolong-menolong dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan janganlah kalian tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Bertakwalah kepada Allah, karena sesungguhnya Allah amat berat siksaNya (Qs. Al-Mâ’idah: 2)
Dalam hal kemaksiatan, pertolongan harus juga diberikan. Bentuk bantuan yang diberikan adalah dengan mencegah agar orang tersebut membatalkan niatnya dalam berbuat maksiat, atau menghentikan perbuatan jahatnya sehingga tidak semakin terjerumus dalam lubang dosa. Rasulullah Saw bersabda:
عَنْ أَنَسٍ بْنِ مَالِكٍ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -: “أُنْصُرْ أَخَاكَ ظَالِمًا أَوْ مَظْلُومًا ” , فَقَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُولَ اللهِ , أَنْصُرُهُ إِذَا كَانَ مَظْلُومًا، أَفَرَأَيْتَ إِذَا كَانَ ظَالِمًا؟, كَيْفَ أَنْصُرُهُ؟ قَالَ: ” تَحْجُزُهُ أَوْ تَمْنَعُهُ مِنَ الظُّلْمِ، فَإِنَّ ذَلِكَ نَصْرُهُ (صحيح بخاري)
Dari Anas bin Malik RA ia berkata, “Rasulullah Saw bersabda, “Bantulah saudaramu yang berbuat zalim dan yang dizalimi”. Seorang laki-laki bertanya, “Ya Rasulullah Saw aku bisa menolongnya ketika ia dizalimi, tetapi bagaimanakah cara aku menolongnya ketika mereka berbuat zalim? Rasulullah Saw bersabda, “Engkau mencegahnya agar tidak berbuat zalim, itulah bentuk pertolongannya” (HR. Bukhari)
Jadi, membantu tidak selalu berarti memberi. Tidak menyakiti, tidak menggangu, serta mencegah suatu perbuatan jahat adalah bentuk lain dari bantuan yang diberikan. Begitu pula memaafkan kesalahannya kalau ia belum tahu atau sudah tahu bahwa tindakannya salah, dan tidak mencacinya, itu juga wujud bantuan, meski hanya bersifat menjaga perasaannya. Karena sudah menjadi kewajiban kita untuk memaafkan kesalahan sesama kepada kita, tanpa persyaratan apapun. Hal ini telah diisyaratkan oleh Allah Swt dalam firmanNya:
وَلْيَعْفُوْا وَلْيَصْفَحُوا؛ أَلاَ تُحِبُّوْنَ أَنْ يَغْفِرَ اللهُ لَكُمْ، وَاللهُ غَفُوْرٌ رَحِيْمٌ (سورة النور: 22)
…hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (Qs. An-Nur: 22)[AF.Editor]
*terjemahan Kitab Tarbiyatus Shibyan oleh KH. Muhyiddin Abdusshomad, Syaikhul Ma’had Pesantren Nuris Jember