Peristiwa Isra wal Mikraj dalam Perspektif Hadis Sejarah (bagian 1)

Penulis : Muhammad Hamdi, M.E.*

Pesantren Nuris – Baginda Rasulullah صلى الله عليه وسلم di-isra’-kan (diperjalankan) oleh Allah Ta’ala dari Masjidil Haram ke Masjid al Aqsha di Baitul Maqdis atau Iliya’ (إيلياء), ini terjadi tatkala Islam sudah menyebar di Mekkah di kalangan suku Quraisy dan semua kabilah Arab.

Pada seluruh kisah isra’-nya, beliau ini terdapat berbagai cobaan dan ujian berat bagi beliau, juga terdapat ketetapan dari Allah, kekuasaan dan kemampuan Allah yang wajib menjadi bahan renungan bagi setiap orang yang berakal. Juga sebagai petunjuk, rahmat dan kemampuan bagi orang yang beriman dan membenarkan Allah dan Rasul-Nya, serta ini semua adalah atas kehendak Allah Ta’ala.

Karena ini adalah kehendak dan keinginan Allah sendiri, maka Allah memperjalankan baginda nabi dengan cara dan model yang sesuai dengan kehendak-Nya sendiri dalam rangka memperlihatkan berbagai tanda-tanda kekuasan-Nya kepada beliau hingga baginda nabi benar-benar melihat dengan nyata hal-hal gaib yang diperlihatkan kepada beliau akan kekuasaan dan kerajaan Allah Ta’ala. Al Hafidz Ibn Katsir mengatakan :

فأسرى به كيف شاء و كما شاء ليريه من آياته ما أراد حتى عاين ما عاين من أمره و سلطانه العظيم و قدرته التي يصنع بها ما يريد

“Allah memperjalankan baginda nabi dengan cara dan model yang sesuai dengan kehendak-Nya sendiri dalam rangka memperlihatkan berbagai tanda-tanda kekuasan-Nya kepada beliau, hingga baginda nabi benar-benar melihat dengan nyata hal-hal gaib yang diperlihatkan kepada beliau akan kekuasaan Allah, kerajaan-Nya yang agung serta kemampuan-Nya menciptakan segala sesuatu yang dikehendaki-Nya.”

(baca juga: Dasar Ucapan Selawat kepada Baginda Nabi SAW, Keluarga, dan Sahabat)

Abdullah bin Mas’ud meriwayatkan bahwa Baginda Rasulullah صلى الله عليه وسلم difasilitasi oleh Allah Ta’ala dengan Burak, yakni hewan yang sering dinaiki oleh para nabi sebelumnya, yang menjatuhkan langkahan kakinya sejauh dia memandang. Al Hafidz Ibnu Katsir menerangkan tentang burak:

الدابة التي تحمل عليها الأنبياء قبله، تضع حافرها في موضع منتهى طرفها

“Burak adalah hewan yang sering dinaiki oleh para nabi sebelumnya, yang menjatuhkan langkahan kakinya sejauh dia memandang.”

Sesaat sebelum isra’, baginda nabi dibangunkan dari tidurnya oleh Malaikat Jibril, lalu di ajak ke pintunya Masjidil Haram untuk dinaikkan ke burak (riwayat Hasan al Bashri).

Berangkatlah baginda nabi dengan menggunakan burak dari Masjidil Haram ke Masjid al Aqsha di Baitil Maqdis, yang sesampainya di sana langsung bertemu dengan Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa beserta para nabi lainnya alaihimussalam yang mana mereka sengaja dikumpulkan oleh Allah Ta’ala khusus dalam rangka menyambut Baginda Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم. Lantas beliau salat bersama mereka dengan beliau sebagai imamnya. (Dalam perjalanan dari Mekkah ke Baitil Maqdis beliau melihat berbagai kekuasaan Allah Ta’ala di alam semesta).

Saat di Masjidil Aqsha ini, didatangkan kepada beliau 3 wadah yang berisi susu, khomr dan air. Diriwayatkan bahwa beliau meminum wadah berisi susu. Lalu Jibril berkata:

هديت و هديت أمتك

“Kamu dan umatmu diberi hidayah”
Bersambung…

*Penulis merupakan Dosen Ma’had Aly Nurul Islam PP. Nuris Antirogo Jember

Related Post