Penulis: Alya Latifatul*
18.30
saat itu kamera sedang dimatikan
di sebuah meja bundar
yang tidak didapati sepotong telur dadar
mata Soekarno memerah memar
Lalu Bung Hatta, mengelap air matanya dengan
selembar tisue yang ia kelupas dari pohon randu
Soekarno terdiam, Bung Hatta tidak kehabisan akal
Bung Hatta memainkan wayang semar
di depan matanya yang masih nampak nanar
(Baca juga: Literasi Tak Berhati)
Di depan pak Habibi, yang sedang asyik
menyantap selembar dolar Amerika
yang rasanya seperti pizza Italia
Ahhh mantap
Di depan Pak Soharto, yang sedang asyik
memajang selembar won Korea di dompetnya
senyam senyum sendirian, layaknya menontn ludruk
yang cantik-cantik pemainnya
dan di depan Gus Dur yang sedang menyeduh kopi Robusta
sepertinya kamera ini terlalu fatamorgana
penulis merupakan alumni MA Unggulan Nuris