Bercita-Cita Menjadi Psikolog, Alumni Nuris ini Akhirnya Diterima di Jurusan Psikologi UIN Malang

Karena Mondok, Membuatnya Lebih Mandiri dan Memiliki Mental yang Kuat

Pesantren Nuris – Nadistya Faradila Putri, gadis asal Situbondo yang merupakan alumni MA Unggulan Nuris Jember, lulusan tahun 2023. Saat ini, dia sudah menjadi mahasiswi di  UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Fakultas Psikologi, Jurusan Psikologi.

Gadis yang akrab disapa Nadistya ini sangat senang saat dia tahu kalau dia diterima di jurusan psikologi. Karena untuk meraih itu semua Nadistya harus bersaing dengan ribuan siswa. Dia diterima di jurusan psikologi dengan lewat jalur SNBT. Meskipun diterima bukan di kampus impiannya tapi Nadistya tetap senang karena dia bisa mendapat kabar kalau di terima di jurusan psikologi “Senang, meskipun ke tolak psikologi UM setidaknya saya masih bisa kuliah psikologi di UIN yang tidak kalah bagus dengan psikologi UM” tutur Nadistya.

(Baca juga: Sungguh Mulia, Ingin Mencerdaskan Anak Bangsa dengan Kuliah di PG PAUD UNEJ)

Nadistya memilih Jurusan Psikologi tersebut karena dia ingin belajar tentang proses mental manusia. Karena, semakin hari Nadistya melihat semakin banyak orang-orang yang menyepelekan kesehatan mental yang berakhir dengan bunuh diri. Nadistya juga ingin menjadi seorang psikolog yang di mana pada hari pertama dia menjadi seorang psikolog setidaknya dia bisa menjadi manusia yang bermanfaat bagi sesama meskipun hanya menjadi pendengar yang baik.

Nadistya juga memiliki harapan ke depan yaitu dia ingin menjadi lebih baik lagi, memperbarui bidang-bidang yang sudah dia kuasai dan menambah jaringan yang luas. “Harapan saya ke depannya adalah saya bisa menjadi versi terbaik dari diri saya sendiri dibanding sebelumnya dengan mengupgrade bidang-bidang yang saya kuasai, membentuk personal branding yang kuat dan menjalin networking yang luas” tutur Nadistya.

Gadis cantik yang hobi membaca ini saat kuliah juga masih wajib tinggal di pondok selama setahun, dia juga harus mengikuti kuliah regular, kuliah pkpba yaitu kuliah Bahasa Arab yang dikelola suatu program khusus. Jadi saat kuliah dia belum mengikuti kegiatan yang lain karena dia takut tidak bisa membagi waktu dengan baik. “Saya masih belum mengikuti organisasi lain, karena selama setahun saya wajib Ma’had dan untuk ikut organisasi saya masih ragu karena khawatir tidak bisa memanajemen waktu antara Ma’had, kuliah reguler, kuliah pkpba dengan organisasi.

Nadistya juga memberikan kesan selama dia menimba ilmu di pondok pesantren Nuris Jember. Dia menuturkan selama dia mondok di Nuris, dia mendapatkan banyak ilmu yang sebelumnya belum dia dapatkan dari tempat dia menimba ilmu sebelumnya. di pondok Nuris dia bisa mendapatkan ilmu agama, ilmu umum, serta ilmu sosial sekaligus. Di pondok juga membentuk kepribadian dia untuk menjadi pribadi yang lebih mandiri dan kuat mental karena jauh dari orang tua.

Selama di pondok Nuris Jember, Nadistya juga termasuk santri yang aktif, dia mengikuti beberapa kegiatan di antaranya dia pernah ikut ekstrakulikuler SSN (Sastra Santri Nuris), tilawah, dan Arabic Conversation. [Red.ANF] 

Related Post