Madrasah Hebat, Bermartabat, dan Go Internasional
Pesantren Nuris – Sayyid Husein Ahmadinejad, siswa kelas 11 Agama 4 MA Unggulan Nuris berhasil menuntaskan hafalan Al-Qurannya pada 19 September 2024. Putra dari Bapak Muhammad Syaiful Rijal Hasan dan Ibu Alkhoiriyatur Raudiatul Jannah. Lahir di Jember, 11 Juni 2008. Sayyid yang sangat mencintai almamater Nuris rupanya sudah bersekolah sejak MI, MTs, hingga MA.
Menyelesaikan hafalan Al-Quran memanglah tidak mudah, namun hal ini tidak membuat Sayyid patah semangat untuk selesai sampai akhir. “Saya ingin membahagiakan kedua orang tua saya di akhirat. Tidak ada yang bisa saya berikan kepada kedua orang tua saya selain dengan memberikan mahkota dan jubah kemuliaan di surga nanti” ucap Sayyid saat ditemui tim jurnalistik.
Berkeinginan selalu dekat dengan Al-Quran dan belajar lebih dalam tentang Al-Quran merupakan keinginan besar Sayyid dalam hidupnya. Karena Al-Quran bisa menemani dan bisa menjaga dirinya dari kefanaan duniawi. “Setelah dari MA Unggulan ini saya akan tetap di Nuris. Terkait dengan kuliah, saya ingin melanjutkan ke Mahad Aly Nuris. Ini merupakan pilihan matang saya ke depannya” imbuhnya.
(Baca juga: Setelah Hatamkan Hafalan Al Qur’an 30 Juz, Ingin Gapai Cita-Cita Jadi Dokter)
Memiliki hobi membaca membantu Sayyid untuk mempermudah hafalannya “Dengan cara mengulang beberapa kali sebagai bentuk perkenalan terhadap halaman yang sedang baru dihafal, setelah dirasa cukup, barulah saya mulai menghafal di halaman tersebut secara bertahap, anggap saja per-setengah ayat, terus lanjut sampai utuh satu halaman. Di samping itu saya juga membaca amalan untuk penguat hafalan (agar tidak cepat lupa) ijazah dari Kiai Muhyiddin Abdusshomad” tambahnya.
Pernah mengikuti lomba MHQ, pidato Bahasa Indonesia, dan ajang lomba Porseni dan bahana Muharram bahkan pernah mendapatkan juara 3 MHQ di Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Jember membuat Sayyid menambah kepercayaan diri dan banyak belajar. “Saya niat karena Allah. Hanya saja memang ketika menjadi seorang hafidz itu akan banyak peluang yang terbuka, itulah anugerah yang Allah berikan kepada para hafidz, entah di perkuliahan, pekerjaan, dan lain-lain apalagi di akhirat kelak nanti” Hal yang paling berharga menurut Sayyid adalah iman karena menurutnya percuma seseorang itu memiliki jabatan tinggi, harta yang begitu banyak, intinya kesuksesan yang gemilang tapi pada akhirnya akan masuk ke dalam tempat murkanya Allah (neraka) naudzubillahi min dzalik. [ANS/Red]