Judul Buku : Kala Petang
Judul Karya : Santri Ngantre
Penulis : Ahmad Harisun Nafi
Penerbit : Jagat Liter
Tahun terbit : Cetakan Pertama, Maret 2023
Jumlah Halaman Buku : 108 halaman
Jumlah Halaman Karya : 1 halaman
QRBN : 62-896-8053-898
Peresensi : Dewi Ernawati, S.Pd
Sinopsis
Puisi ini dibuka dengan sapaan lembut dengan menggunakan kata “Santri” yang diulang beberapa kali, seolah ingin menekankan sosok sentral dalam karya ini. Kemudian, muncul pertanyaan retoris “Tahukah kalian, Santri aktivitasnya selalu ngantre,” yang mengisyaratkan bahwa kehidupan seorang santri dipenuhi dengan antrean dalam berbagai aspek. Namun, antrean ini tidaklah semata-mata kegiatan fisik, melainkan mengandung makna yang lebih dalam. Di balik setiap antrean tersebut, tersimpan ilmu dunia dan akhirat yang menjadi bekal penting bagi para santri.
Paragraf kedua melanjutkan dengan menyoroti motivasi dan tujuan mulia para santri. Mereka digambarkan sebagai sosok yang berjuang untuk membanggakan orang tua dan berupaya mendapat barokah kyai. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan dan pengabdian seorang santri tidak hanya berorientasi pada diri sendiri, tetapi juga memiliki dimensi sosial dan spiritual yang kuat. Keinginan untuk membahagiakan orang tua dan memperoleh keberkahan dari guru menjadi pendorong semangat dalam menuntut ilmu.
Selanjutnya, puisi ini menggambarkan karakter dan prinsip hidup seorang santri. Mereka digambarkan sebagai sosok yang pantang menyerah, berakhlak mulia, berjiwa aswaja. Ketiga sifat ini menjadi landasan kokoh dalam menjalani kehidupan sebagai seorang santri. Semangat pantang menyerah mengajarkan ketekunan dalam menghadapi tantangan, akhlak mulia menjadi pedoman dalam berinteraksi dengan sesama, dan jiwa Aswaja (Ahlussunnah wal Jama’ah) menjadi identitas dan pegangan dalam berakidah dan beragama.
Lebih lanjut, puisi ini menegaskan bahwa nilai-nilai luhur tersebut menjadi pegangan santri Nurul Islam. Hal ini mengindikasikan bahwa puisi ini secara spesifik merujuk pada santri di lingkungan Pondok Pesantren Nurul Islam. Pegangan ini menjadi kompas moral dan spiritual yang membimbing setiap langkah dan tindakan para santri dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam proses menimba ilmu.
Secara keseluruhan, puisi “Santri Ngantre” karya Ahmad Harisun Nafi ini menggambarkan sosok santri sebagai individu yang gigih dalam menuntut ilmu dunia dan akhirat, memiliki motivasi yang mulia untuk membanggakan orang tua dan mencari keberkahan guru, serta menjunjung tinggi nilai-nilai pantang menyerah, akhlak mulia, dan berjiwa Aswaja. Nilai-nilai ini menjadi identitas dan pegangan hidup bagi para santri, khususnya di lingkungan Pondok Pesantren Nurul Islam.
Kelebihan
- Sederhana dan mudah dipahami. Pilihan kata dalam puisi ini cenderung sederhana dan lugas, sehingga pesannya mudah ditangkap oleh pembaca dari berbagai kalangan.
- Pesan moral yang kuat. Puisi ini menyampaikan pesan moral yang positif dan inspiratif tentang semangat belajar, menghormati orang tua dan guru, serta pentingnya memiliki akhlak mulia dan pegangan agama yang kuat.
- Representasi nilai pesantren yang spesifik. Puisi ini berhasil merepresentasikan nilai-nilai penting dalam tradisi atau kebiasaan” positif dipesantren.
Kekurangan
- Kurangnya kedalaman figuratif. Puisi ini cenderung deskriptif dan kurang menggunakan bahasa figuratif seperti majas metafora, hiperbola, atau personifikasi yang bisa memperkaya imajinasi pembaca dan memberikan kedalaman makna yang lebih.
- Pengulangan kata yang kurang variatif. Kata santri pada puisi ini di ulang-ulang sehingga menimbulkan efek monoton kepada pembaca
- Kurangnya pengembangan ide. Setiap bait cenderung menyampaikan satu ide utama tanpa banyak pengembangan. Hal ini membuat puisi terasa ringkas namun kurang memiliki kompleksitas.