Resensi Karya Sastra SMA Nuris Jember : Alif Ba’ Ta’ dan Konferensi Meja Bualan

Judul Karya              : Alif Ba’ Ta’ dan Konferensi Meja Bualan

Penulis                      : Tazyinatul Ilmiah

Penerbit                     : AE Publishing

Tahun terbit              : Cetakan Pertama, Maret 2021

Jumlah halaman karya : 8 halaman

Jumlah halaman buku  : 197 halaman

ISBN                           : 978-623-306-531-3

Peresensi                    : Putri Utami Octaviya, S.Pd

Sinopsis:

Antologi cerpen berjudul Alif Ba’ Ta’ dan Konferensi Meja Bualan merupakan hasil karya pertama dari tangan seorang santri SMA Nuris Jember bernama Tazyinatul Ilmiah. Tak sekedar melahirkan sajak-sajak kata, dalam karyanya yang istimewa ini sang penulis ingin membagikan kisah yang penuh pembelajaran hidup. Seolah memutar kembali memori peristiwa alam yang sangat dahsyat merenggut rubuan nyawa masyarakat Indonesia.

Konferensi Meja Bualan (KMB) ini bukanlah suatu pertemuan, melainkan kegiatan Baca Tulis Al-Qur’an yang dipimpin oleh guru ngaji di kampung Ranjau bernama Mbah Tarjo. Beliau merupakan sesepuh kampung di sini. Tsunami Aceh yang sempat menggemparkan dunia telah merenggut nyawa istri dan anaknya. Pada waktu kejadian Mbah Tarjo tidak beraada di Aceh, ia sedang terbang ke Jakarta dengan tujuan untuk mengambil hadiah dari undian yang beliau menangkan. Semenjak kejadian itu Mbah Tarjo merasa terpukul sehingga memutuskan untuk tidak menikah lagi dan tinggal menjadi penunggu surau yang hampir bobrok ini.

Sebagai guru ngaji yang telaten ia memiliki tiga anak didik yang sangat rajin menemaninya. Mereka bernama Alifah, Ba’drul dan Ta’lis. Mbah Tarjo sering memanggil mereka dengan sebutan Alif, Ba’ dan Ta’. Sebelum berangkat ke surau itu, mereka bertiga selalu menyempatkan untuk mampir ke warung sebelah hanya untuk menumpang 9menonton kartun-kartun kesukaan mereka.

Bulan sabit terukir indah pada wajah ketiga bocah petualang dalam surau bobrok ini. Sepertinya mereka sangat menikmati suasana tenang didalam surau ini dengam menyamtap pembahasan sederhana namun makna seluas buana. Mungkin disinilah satu-satunya tempat dimana mereka dapat meliarkan imajinasi kecilnya tanpa takut terefakuasi.

Mbah Tarjo menjadi sosok penguat dalam hidup merekas. Sesekali mereka mengingat akan peristiwa dahsyat yang merenggut nyawa keluarga mereka.

“Allah jahat ya Mbah?”

“Allah buat umi kami mati, buat ayah kmai pergi,” jelas Alif dengan sangat tenang tanpa mengeluarkan air mata, mungkin air matanya telah mengering hingga tak tersisa lagi untuk menangisi takdir kejam ini.

Bagaimana jawaban bijak dan kelanjutan kisah hidup mereka? baca cerita selengkapnya dalam antologi cerpen karya SMA Nuris dengan judul buku Alif Ba’ Ta’ dan Konferensi Meja Bualan.

Kelebihan:

Dalam antologi buku ini terdapat banyak sekalo pesan moral yang bisa diambil dalam kehidupan kita kedepannya. Salah satunya adalah ikhlas dalam menerima takdir Allah dan tetap menjalani hidup dengan sebaik-baiknya. Tidak perlu menyalahkan siapapun atas peristiwa atau kejadian yang telah terjadi. Selain itu untaian yang penulis tampilkan sangat menarik dengan banyaknya gaya bahasa yang digunakan sehingga membuat pembaca tidak bosan dalam menikmati karya ini.

Kekurangan:

Karakter setiap aktor yang terdapat dalam cerita kurang digambarkan secara rinci. Konflik yang dihadirkan juga kurang berfariasi sehingga membuat pembaca kurang puas dengan plot yang tersedia.

Related Post