Toga, Hafalan, dan Tekad Baja Mampu Banggakan Keluarga dengan Khatamkan Tiga Kitab di Usia Belia
Pesantren Nuris — Senyum bangga terpancar dari wajah Fendi Wahyu Syaputra, siswa SMP Nuris Jember kelas IX B, saat ia melangkah mantap mengenakan toga wisuda kitab kuning. Santri asal Pakusari, Jember ini sukses menorehkan prestasi membanggakan dengan mengkhatamkan tiga kitab kuning: Tarbiyatus Shibyan, Aqidatul Awam, dan Safinatun Najah. Di usia belianya, Fendi telah membuktikan bahwa ketekunan dan semangat belajar dapat menghantarkannya pada pencapaian luar biasa yang tidak semua pelajar seusianya mampu raih.
Menjadi santri di lingkungan pesantren tentu bukanlah hal mudah. Namun bagi Fendi, pilihan untuk mondok di SMP Nuris Jember adalah keputusan terbaik dalam hidupnya. Ia merasa bangga dan bersyukur bisa belajar di lingkungan yang religius dan disiplin. “Saya sangat bersyukur bisa mondok di SMP Nuris. Di sini saya belajar banyak hal, terutama dalam bidang agama. Saya tidak menyangka bisa sampai pada titik ini,” tuturnya penuh haru.
Proses menghafal tiga kitab kuning tentu tidak datang tanpa rintangan. Fendi mengungkapkan bahwa bagian tersulit yang ia alami adalah saat menghafal bait-bait dalam Tarbiyatus Shibyan. Kitab tersebut dikenal dengan susunan bait yang panjang dan penuh makna, menuntut konsentrasi tinggi serta pengulangan terus-menerus. “Bagian paling sulit adalah Tarbiyatus Shibyan, karena baitnya sangat panjang dan harus benar-benar fokus agar tidak keliru. Saya sempat merasa lelah dan ingin menyerah, tapi saya ingat kembali tujuan awal saya,” katanya.
(Baca juga : Santri Pendiam, Muhammad Zacky Nadid Siswa SMP Nuris Jember Sukses Khatamkan 3 Kitab di Pesantren)
Namun berkat tekad yang kuat, bimbingan dari para guru, serta semangat dari teman-teman seperjuangan, Fendi mampu melewati masa-masa sulit itu. Proses yang panjang dan penuh perjuangan itu kini terbayar lunas saat dirinya berdiri di panggung wisuda, memegang piagam tanda kelulusan kitab, dan mengenakan toga dengan penuh kebanggaan. “Saat memakai toga itu, saya merasa sangat bangga pada diri sendiri. Ternyata saya bisa melewati semua rintangan dan menyelesaikan hafalan dengan baik,” ucapnya dengan mata berbinar.
Fendi juga menyampaikan pesan khusus kepada para adik tingkat yang sedang atau akan menghafal kitab kuning. Pesan ini lahir dari pengalaman pribadi yang mendalam dan sarat makna. “Jangan pernah putus asa, tetap semangat untuk mengkhatamkan kitab karena Allah akan mempermudah niat baik kita. Harapan saya ke depannya ingin menambah hafalan kitab kuning agar semakin bertambah ilmu yang saya miliki,” ujar Fendi dengan suara tegas.
Semangat dan ketulusan Fendi dalam menuntut ilmu agama menjadi inspirasi bagi siswa-siswa lain di lingkungan SMP Nuris Jember. Tak hanya menjadi kebanggaan bagi sekolah, prestasinya juga menjadi simbol semangat generasi muda dalam menjaga tradisi keilmuan pesantren yang kaya nilai dan makna.
Di tengah derasnya arus teknologi dan tantangan zaman, kisah Fendi Wahyu Syaputra adalah pengingat bahwa ilmu agama tetap menjadi fondasi penting bagi kehidupan. Dengan semangat juang seperti Fendi, bukan tidak mungkin kelak ia menjadi ulama atau tokoh masyarakat yang membawa manfaat besar bagi umat. [PUO.Red]
Nama : Fendi Wahyu Syaputra
Kelas : IX B
Lembaga : SMP Nuris Jember
Prestasi : Khatam 3 Kitab (Tarbiyatus Shibyan, Aqidatul Awam, dan Safinatun Najah)