Mengaji sebagai Kebutuhan, Tips Siswa MA Unggulan Nuris Sukses Khatamkan Hafalan Al Qur’an 30 Juz

Bercita-Cita jadi Pendakwah, Ingin Dalami Ilmu Akidah di Ma’had Aly Nuris Jember Setamat MA Unggulan Nuris

Pesantren Nuris – Belajar Al Qur’an sejak di bangku MI Unggulan Nuris, MTs Unggulan Nuris hingga kini berada di kelas XI PK 4 MA Unggulan Nuris, menunjukkan konsistensi Sayyid Husein Ahmadinejad dalam mengejar impiannya sebagai seorang hafiz mutqin 30 juz.

Putra dari bapak M. Syaiful Rijal Hasan dan ibu Alkhoiriyatur Raudiatul Jannah akhirnya berhasil menuntaskan hafalan 30 juznya pada 19 September 2024 lalu. Baginya, menjadi seorang hafiz memang tak mudah, tetapi berkat tekad dan semangat yang kuat akhirnya ia mampu mempersembahkan prestasi ini dengan gemilang.

“Saya ingin membahagiakan kedua orang tua saya di akhirat. Tidak ada yang bisa saya berikan kepada kedua orang tua saya selain  dengan memberikan mahkota dan jubah kemuliaan di surga nanti” ucap Sayyid saat ditemui tim jurnalistik website pesantrenuris.net.

(baca juga: 5 Kunci Mudah Hafalkan Al Qur’an hingga Khatam 30 Juz ala Ahmad Thufail, Siswa Inspiratif MA Unggulan Nuris)

Santri cerdas kelahiran Jember, 11 Juni 2008 ini menuturkan bahwa selama nyantri di Pesantren Nuris Jember, ia sangat menikmati pembelajaran dan pembimbingannya. Meski tak terlalu cepat khatam, tetapi ia berharap berkah di setiap proses belajar dan menghafalkan Al Qur’an terdapat barakah dan manfaat. Menjadikan mengaji sebagai kebutuhan membuat Sayyid istikamah menghafal hingga khatam.

Berkeinginan selalu dekat dengan Al-Quran dan belajar lebih dalam tentang Al-Quran merupakan keinginan besar Sayyid dalam hidupnya. Karena Al-Quran bisa menemani dan bisa menjaga dirinya dari kefanaan duniawi. “Setelah dari MA Unggulan ini saya akan tetap di Nuris. Terkait dengan kuliah, saya ingin melanjutkan ke Mahad Aly Nuris. Ini merupakan pilihan matang saya ke depannya” imbuhnya.

Memiliki hobi membaca membantu Sayyid untuk mempermudah hafalannya “Dengan cara mengulang beberapa kali sebagai bentuk perkenalan terhadap halaman yang sedang baru dihafal, setelah dirasa cukup, barulah saya mulai menghafal di halaman tersebut secara bertahap, anggap saja per-setengah ayat, terus lanjut sampai utuh satu halaman. Di samping itu saya juga membaca amalan untuk penguat hafalan (agar tidak cepat lupa) ijazah dari KH. Muhyiddin Abdusshomad.” tambahnya.

(baca juga: Santri Berprestasi dengan Hafal 3 Juz Al Qur’an dan Khatam Nazam Alfiyah 1002 Bait, Siswa MA Unggulan Nuris Keren)

Pernah mengikuti lomba MHQ, pidato Bahasa Indonesia, dan ajang lomba Porseni dan bahana Muharram bahkan pernah mendapatkan juara 3 MHQ di Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Jember membuat Sayyid menambah kepercayaan diri dan banyak belajar.

“Saya niat karena Allah. Hanya saja memang ketika menjadi seorang hafidz itu akan banyak peluang yang terbuka, itulah anugerah yang Allah berikan kepada para hafidz, entah di perkuliahan, pekerjaan, dan lain-lain apalagi di akhirat kelak nanti” Hal yang paling berharga menurut Sayyid adalah iman karena menurutnya percuma seseorang itu memiliki jabatan tinggi, harta yang begitu banyak, intinya kesuksesan yang gemilang tapi pada akhirnya akan masuk ke dalam tempat murkanya Allah (neraka) naudzubillahi min dzalik.[AF.Red] 

 

Related Post