Kitab yang Hilang, Semangat yang Tak Padam: Kisah Inspiratif Menuju Wisuda
Pesantren Nuris — GOR Nuris kembali menjadi saksi bisu pencapaian luar biasa para santri SMP Nuris Jember dalam prosesi Wisuda Khatam Kitab Kuning tahun ini. Di antara para wisudawan dan wisudawati yang berdiri dengan toga kebanggaan, terdapat sosok gadis asal Jelbuk yang menyita perhatian. Dia adalah Widiyana Maslucha Putri, santri dari kelas IX D yang akrab disapa Widi.
Bukan hanya sekadar tampil dengan senyum manis dan toga yang anggun, Widi berhasil mengukir prestasi membanggakan sebagai salah satu wisudawan putri yang berhasil mengkhatamkan lima kitab kuning sekaligus. Kitab-kitab yang telah ia tuntaskan adalah Tarbiyatus Shibyan, Aqidatul Awam, Lugmatus Saighoh, Nahwu Dasar, dan Kailani. Kitab-kitab penting yang menjadi dasar keilmuan dalam pendidikan pesantren.
Namun siapa sangka, perjalanan Widi menuju panggung wisuda tak semudah yang tampak dari luar. Di tengah-tengah proses menghafal, ia pernah mengalami cobaan yang cukup menguras emosi dan semangat. Salah satu kitab yang sedang ia hafalkan sempat hilang saat dipinjam oleh temannya. Perasaan kecewa, sedih, dan bahkan marah sempat menyelimuti hatinya. Tapi alih-alih membiarkan amarah menguasai dirinya, Widi dengan bijak memilih untuk menyelesaikan masalah dengan kepala dingin.
{Baca juga : MPLS Hari Keempat SMP Nuris Jember: Serunya PBB Bersama TNI dan Materi Edukatif dari Polri)
“Waktu itu rasanya benar-benar kacau. Aku panik dan marah banget. Tapi aku sadar, marah nggak akan menyelesaikan apa-apa,” kenangnya. Bersama temannya, Widi pun mulai mencari solusi. Mereka menyusuri setiap kemungkinan tempat kitab itu tertinggal. Memutar ulang ingatan demi ingatan. Hingga akhirnya, setelah perjuangan dan kekompakan, kitab yang hilang berhasil ditemukan. Momen itu menjadi pelajaran berharga tentang kesabaran, kerja sama, dan pentingnya menjaga amanah dalam menuntut ilmu.
Segala perjuangan yang ia lalui berbuah manis. Dalam prosesi wisuda yang berlangsung khidmat dan penuh kebanggaan, Widi tampil sebagai santri yang telah menuntaskan tanggung jawab keilmuannya dengan tuntas. Sorot mata bahagia tak bisa disembunyikan saat ia berdiri bersama rekan-rekannya, berfoto, saling tertawa, dan menikmati momen penuh syukur ini.
Namun, momen paling mengharukan justru terjadi setelah wisuda selesai. Sebuah pelukan hangat dari sang ibu menjadi hadiah terindah yang ia terima. Air mata bangga tak bisa ditahan, mengalir di pipi sang bunda yang selama ini tak pernah lelah mendoakan kesuksesan putrinya. “Semua ini berkat doa orang tua. Kalau bukan karena doa dan dukungan ibu dan ayah, aku mungkin sudah menyerah di tengah jalan,” ucap Widi dengan mata berkaca-kaca.
Kisah Widi bukan hanya tentang keberhasilan mengkhatamkan kitab, melainkan juga tentang ketekunan, keikhlasan, dan kebesaran hati dalam menghadapi ujian. Prestasi ini menjadi langkah awal menuju perjalanan ilmu yang lebih luas, dan semangatnya menjadi inspirasi bagi seluruh santri SMP Nuris Jember, bahkan bagi siapa saja yang sedang berjuang dalam dunia pendidikan dan keimanan.
Semoga Widi terus menapaki jejak-jejak keilmuan dengan semangat yang tak pernah padam, dan kelak menjadi pribadi yang tidak hanya cerdas dalam ilmu, tetapi juga bijak dalam sikap. [PUO.Red]
Nama : Widiyana Maslucha Putri
Cita-cita : Karyawan Bank Indonesia
Kelas/ Lembaga : IX D/SMP Nuris Jember
Prestasi : Khatam 5 Kitab (Tarbiyatus Shibyan, Aqidatul Awam, Lugmatus Saighoh, Nahwu Dasar dan Kailani)