Jejak Pena dan Hafalan : Umi Zakiyatun Nabila Menjadikan Kelelahan sebagai Cahaya
Pesantren Nuris — Derai semangat dan rona bahagia menghiasi GOR Nuris saat SMP Nuris Jember menggelar prosesi wisuda khataman kitab kuning. Di antara para santri yang melangkah mantap ke panggung kehormatan, tampak seorang gadis mengenakan toga hitam dengan sorban putih, tersenyum penuh rasa syukur. Dialah Umi Zakiyatun Nabila, santri kelas IX D yang akrab disapa Nabila.
Nabila bukanlah santri biasa. Di penghujung masa belajarnya di bangku SMP, ia berhasil menorehkan prestasi membanggakan: mengkhatamkan lima kitab kuning sekaligus. Kelima kitab tersebut adalah Tarbiyatus Shibyan, Aqidatul Awam, Lugmatus Saighoh, Nahwu Dasar, dan Kailani — kitab-kitab dasar dalam dunia pesantren yang sarat dengan nilai-nilai tauhid, tata bahasa Arab, dan pendidikan akhlak.
Prestasi ini tentu tidak diraih dengan mudah. Dalam pengakuannya, Nabila menceritakan bagaimana jalan yang ia tempuh penuh liku dan tantangan. “Halangan dan rintangan itu selalu ada,” ujarnya, “tapi saya memilih untuk tetap memaksakan diri menghafal, walau lelah dan bosan menghampiri. Karena sesuatu yang kita paksakan demi kebaikan, pada akhirnya akan membuahkan hasil yang baik.”
(Baca juga : Taklukkan Huruf Pegon Hingga Berhasil Khatam Lima Kitab dalam Wisuda SMP Nuris Jember)
Tekad dan prinsip itu terbukti menjadi kunci keberhasilan gadis asal Jember ini. Saat teman sebayanya memilih menyerah pada rasa jenuh, Nabila justru menjadikan kelelahan sebagai titik tolak untuk bangkit. Di tengah padatnya jadwal sekolah dan tugas pondok, ia menemukan oase semangatnya lewat hobi yang tak banyak diketahui orang: menulis.
“Menulis itu seperti menyegarkan kepala. Kalau sudah banyak tugas atau hafalan, saya menulis saja dulu. Rasanya seperti membuka jendela di kamar yang pengap,” ucap Nabila sambil tertawa kecil. Ia pun kerap menulis puisi, refleksi harian, dan kisah-kisah pendek yang terinspirasi dari kehidupan pondok dan pelajaran kitab.
Di hari wisuda, sang ibu yang setia mendampingi dari bangku wali santri tampak tak kuasa menahan air mata haru. Pelukan hangat pun menjadi pengikat rasa bangga dan cinta yang tak terucap. Sang ibu mengaku sangat terharu dan bersyukur atas prestasi luar biasa yang diraih putrinya. “Semoga ilmu yang telah ia dapatkan bisa menjadi cahaya untuk kehidupan dunia dan akhiratnya,” doanya penuh tulus.
Keberhasilan Nabila bukan hanya menjadi kebanggaan keluarga, tetapi juga bagi seluruh civitas SMP Nuris Jember. Ia menjadi contoh bahwa disiplin, kesungguhan, dan cinta terhadap ilmu mampu mengantarkan siapa pun menuju keberhasilan. Lebih dari itu, Nabila juga menunjukkan bahwa menuntut ilmu tidak harus memadamkan hobi dan kreativitas. Justru, keduanya bisa berjalan seiring dan saling menguatkan.
Sebagai penutup masa belajarnya di SMP Nuris Jember, Nabila meninggalkan jejak manis yang menginspirasi banyak pihak. Ia membuktikan bahwa setiap perjuangan, jika dijalani dengan niat yang lurus dan semangat yang tak padam, akan membuahkan hasil yang tak hanya membanggakan di dunia, tetapi juga bernilai di sisi Allah SWT.
Kini, Umi Zakiyatun Nabila telah menapaki satu tangga dalam kehidupannya. Khataman lima kitab adalah batu pijakan awal untuk perjalanan panjang di jalan ilmu. Semoga langkahnya terus diberkahi dan tulisannya kelak menjadi saksi bahwa seorang santri bisa menjadi cahaya di tengah zaman yang gelap akan nilai-nilai luhur.
Nabila bukan hanya santri penghafal kitab. Ia adalah penulis kehidupan, yang setiap katanya ditulis dengan tinta perjuangan dan doa.[PUO.Red]
Nama : Umi Zakiyatun Nabila
Cita-cita : Pengusaha
Kelas/ Lembaga : IX D/SMP Nuris Jember
Prestasi : Khatam 5 Kitab (Tarbiyatus Shibyan, Aqidatul Awam, Lugmatus Saighoh, Nahwu Dasar dan Kailani)