Simfoni Lima Kitab dalam Langkah Miftahul Hidayah
Pesantren Nuris — Langkah anggun seorang gadis remaja menyusuri barisan kirab wisuda di halaman SMP Nuris Jember hari ini mencuri perhatian banyak mata. Toga hitam yang ia kenakan tampak kontras dengan senyum manis yang terukir di wajahnya. Dialah Miftahul Hidayah, siswi kelas IX D asal Banyuwangi, yang berhasil mencetak prestasi membanggakan dengan mengkhatamkan lima kitab kuning di usia belia.
Di tengah semilir angin pagi yang membawa suasana khidmat, langkah Miftahul terasa penuh makna. Tak hanya sekadar mengikuti kirab, ia sedang menapaki satu tangga keberhasilan yang luar biasa untuk anak seusianya. Kitab Tarbiyatus Shibyan, Aqidatul Awam, Lugmatus Saighoh, Nahwu Dasar, dan Kailani telah berhasil ia pelajari dan khatamkan. Deretan kitab yang tak hanya menyimpan ilmu agama, tetapi juga membentuk karakter dan keteguhan dalam menuntut ilmu.
“Awalnya saya merasa ini berat, tapi karena saya ingin membanggakan orang tua dan mengejar cita-cita saya menjadi dokter, saya terus berusaha. Saya yakin, kalau kita sungguh-sungguh, Allah akan memudahkan,” tutur Miftahul saat diwawancarai setelah prosesi wisuda.
Ketekunan dan semangat belajar Miftahul bukan tanpa pengorbanan. Ia mengatur waktunya dengan cermat antara pelajaran sekolah, kegiatan santri, dan hafalan kitab. Gadis kelahiran Banyuwangi ini dikenal sebagai pribadi yang tenang namun penuh tekad. Tak jarang ia menjadi rujukan teman-temannya ketika kesulitan memahami isi kitab.
(Baca juga : Ledakan Warna di Hari Ketiga: Ketika Kain Putih Bicara di Tangan Siswa SMP Nuris Jember)
“Saya senang bisa menyelesaikan ini semua. Tapi yang paling membahagiakan adalah saat saya melihat senyum bangga dari orang tua saya. Saya persembahkan semua ini untuk mereka,” ujar Miftahul sambil menahan haru.
Kelima kitab yang dikhatamkan Miftahul memiliki nilai pembelajaran yang dalam. Tarbiyatus Shibyan adalah kitab dasar akhlak untuk anak-anak, Aqidatul Awam mengajarkan dasar-dasar akidah, Lugmatus Saighoh dan Nahwu Dasar membekali pemahaman bahasa Arab, sementara Kailani memperkenalkan dasar-dasar fikih. Semua kitab ini menjadi fondasi utama dalam pendidikan pesantren.
Melihat pencapaian tersebut, keluarga Miftahul yang datang langsung dari Banyuwangi tak kuasa menyembunyikan rasa haru. Tangis bahagia mengiringi langkah Miftahul saat menyapa mereka di antara barisan penonton kirab. Senyumnya teruntai lembut, seperti menyampaikan pesan bahwa perjuangannya selama ini terbayar lunas.
Wakil Kepala Sekolah, Bapak Suharto, juga menyampaikan apresiasi khusus atas capaian Miftahul.
“Ini bukan hanya tentang menghafal, tetapi tentang dedikasi dan semangat menuntut ilmu di usia muda. Miftahul adalah contoh nyata bahwa generasi kita mampu bersinar, bahkan dari halaman sekolah ini.”
Kini, Miftahul melangkah ke jenjang baru dengan bekal ilmu yang telah tertanam kuat dalam dirinya. Cita-citanya menjadi seorang dokter seolah mendapatkan restu dari langit setelah melewati masa-masa yang penuh kerja keras dan doa.
“Doakan saya, semoga kelak bisa jadi dokter yang juga paham agama. Saya ingin membantu orang lain, bukan hanya secara medis tapi juga secara spiritual,” ujarnya dengan mata berbinar.
Kisah Miftahul adalah satu dari sekian banyak kisah inspiratif yang lahir dari bumi pesantren. Ia membuktikan bahwa usia bukan halangan untuk menoreh prestasi, dan bahwa seorang perempuan muda pun bisa berdiri tegak dengan ilmu di tangan dan impian di dada. [PUO.Red]
Nama : Miftahul Hidayah
Cita-cita : Dokter
Kelas/ Lembaga : IX D/ SMP Nuris Jember
Prestasi : Khatam 5 Kitab (Tarbiyatus Shibyan, Aqidatul Awam, Lugmatus Saighoh, Nahwu Dasar dan Kailani)