Nisa Arini Sa’adah Siswi MA Unggulan Nuris Raih Terbaik 1 dalam Musabaqah Hifdzun Nadzom Alfiyyah 500 Bait

Perjuangan Santri MA Unggulan Nuris dari Kalisat yang Menginspirasi

Pesantren Nuris — Ketika sebagian remaja seusianya menghabiskan waktu luang dengan hal-hal ringan dan hiburan modern, Nisa Arini Sa’adah, siswi kelas XI A MA Unggulan Nuris, justru memilih jalan penuh tantangan: menghafal 500 bait Alfiyyah Ibnu Malik, sebuah karya agung ilmu nahwu yang menjadi tonggak keilmuan dalam tradisi pesantren. Berkat kerja keras dan ketekunannya, Nisa berhasil menyabet gelar “Terbaik 1” dalam ajang Musabaqah Hifdzun Nadzom Alfiyyah 500 Bait Tingkat Internal Yayasan Nurul Islam Jember.

Gadis asal Kalisat, Jember yang akrab disapa Nisa ini merupakan pribadi yang penuh semangat, disiplin, dan haus akan ilmu. Sejak awal, ia dikenal sebagai santri yang memiliki tekad kuat untuk menjadi guru Bahasa Arab, sebuah cita-cita mulia yang tidak hanya menggambarkan semangat akademisnya, tetapi juga panggilan hati untuk berbagi dan mendidik.

Ketertarikannya terhadap dunia bahasa, khususnya Bahasa Arab dan ilmu alat, membuat Nisa tak ragu saat ditunjuk untuk mengikuti lomba Hifdzun Nadzom Alfiyyah. Ia justru menganggapnya sebagai kesempatan emas untuk memperkuat hafalan. “Suatu kesempatan untuk saya bisa muroja’ah dan mengulang-ulang bait-bait Alfiyyah yang luar biasa indah dan bermanfaat itu. Kalau tidak ikut lomba, mungkin saya tidak akan sesering ini muroja’ah,” tutur Nisa dengan senyum hangat yang mencerminkan kebijaksanaan seorang pelajar sejati.

(Baca juga : Annida Alifah, Siswi MA Unggulan Nuris Jember Raih Juara 3 Musabaqah Tartil Qur’an Putri)

Lebih dari sekadar keinginan pribadi, Nisa menjadikan keikutsertaannya sebagai bentuk penghargaan terhadap kepercayaan yang diberikan padanya. “Kalau kita dipercaya untuk ikut suatu lomba, jangan ditolak. Itu artinya kita dianggap mampu. Tinggal ditingkatkan saja. Jangan katakan ‘aku tak bisa’, tapi katakan ‘aku pasti bisa melakukannya’, bahkan hal yang mustahil sekalipun!” ujarnya penuh semangat. Kalimat itu bukan hanya motivasi bagi dirinya, tetapi juga pesan kuat bagi teman-temannya di lingkungan sekolah dan pondok.

Namun, di balik pencapaian gemilang tersebut, Nisa tidak menutup-nutupi bahwa prosesnya penuh rintangan. Tantangan terbesarnya adalah sulitnya mengatur waktu di tengah jadwal padat kegiatan pondok. Mulai dari sekolah pagi, kegiatan keagamaan, ekstrakurikuler, hingga tugas harian sebagai santri membuat waktu untuk muroja’ah sangat terbatas. “Sering kali kegiatan datang terus menerus, hingga tak sempat muroja’ah. Tapi saya tetap cari waktu, kapan pun ada celah, saya sempatkan mengulang hafalan,” kisahnya.

Persiapan menuju lomba pun dilakukan secara konsisten meski dengan segala keterbatasan. Nisa memanfaatkan setiap waktu kosong untuk muroja’ah, menanamkan bait-bait Alfiyyah dalam ingatan, mengulang-ulang hingga nadzom-nadzom itu terasa menyatu dengan jiwanya. Ia juga memperkuat persiapan dengan doa dan keikhlasan hati, menyadari bahwa setiap langkahnya adalah bagian dari jihad ilmiah sebagai seorang pelajar.

Saat hari perlombaan tiba dan ia tampil di depan dewan juri, rasa gugup sempat menyelimuti, tetapi keyakinan dalam hati mengalahkan segalanya. Dan benar saja, hasil tak pernah mengkhianati usaha. Nama Nisa Arini Sa’adah pun diumumkan sebagai peserta terbaik pertama dalam Musabaqah Hifdzun Nadzom Alfiyyah 500 Bait.

“Senang, sangat bersyukur, menjadi motivasi untuk diri saya sendiri bahwa saya bisa,” ujar Nisa, menyampaikan perasaannya yang tak terlukiskan. Ia tak lupa menyampaikan terima kasih mendalam kepada para guru, kedua orang tua, dan teman-teman yang selalu memberikan dukungan dan motivasi, baik dalam bentuk bimbingan, doa, maupun semangat yang tak pernah padam.

Dalam kesannya, Nisa menegaskan bahwa mengikuti lomba ini adalah pengalaman yang sangat berharga, terlebih karena sesuai dengan bidang yang ia cintai. Ia berharap, ke depan, hafalan yang ia miliki bisa terus ditingkatkan, tidak hanya berhenti di 500 bait, tetapi terus hingga 1002 bait lengkap. Harapan lainnya adalah agar proses muroja’ah dan menghafal ini bisa meningkatkan kekuatan ingatan dan keberkahan dalam menuntut ilmu.

Aktif dalam ekstrakurikuler Arabic Conversation dan kajian Kitab Kuning, Nisa merupakan salah satu siswi unggulan di MA Unggulan Nuris. Ia bukan hanya dikenal karena kecerdasannya dalam bidang Bahasa Arab, tetapi juga karena kedisiplinan, kesantunan, dan keuletannya dalam belajar. Selain itu, ia memiliki beragam hobi positif seperti berenang, bernyanyi, membaca, dan belajar. Keempatnya menjadi cara bagi Nisa untuk menyeimbangkan antara kehidupan akademik, spiritual, dan pribadi.

Menurut para guru, Nisa adalah contoh santri milenial yang mampu merangkul tradisi keilmuan klasik dengan semangat kekinian. Ia tidak hanya belajar demi nilai, tapi demi kebermanfaatan. Dan ini sejalan dengan misi MA Unggulan Nuris sebagai lembaga pendidikan yang memadukan keunggulan akademik dengan kedalaman spiritual dan keilmuan pesantren.

Keberhasilan Nisa menjadi terbaik 1 dalam lomba Hifdzun Nadzom Alfiyyah 500 bait bukan hanya kemenangan pribadi, tapi juga simbol bahwa santri mampu bersaing dalam bidang keilmuan yang tinggi, selama mereka memiliki niat, kerja keras, dan keberanian untuk menjawab tantangan.

Selamat untuk Nisa Arini Sa’adah atas prestasi luar biasa ini. Semoga pencapaian hari ini menjadi batu loncatan menuju impianmu menjadi guru Bahasa Arab yang bijak, berilmu, dan menginspirasi. Semoga Allah SWT senantiasa menambahkan keberkahan dalam ilmumu dan kekuatan dalam hafalanmu. [LA.Red]

Nama       : Nisa Arini Sa’adah

Alamat     : Kalisat, Jember

Hobi         : berenang, bernyanyi, membaca, dan belajar

Lembaga : MA Unggulan Nuris Jember

Prestasi   : Musabaqoh hifdzun nadhom alfiyyah 500 bait terbaik ke 1

Related Post