Santriwati Berprestasi: Zur’atun Nisa’ Membanggakan MA Unggulan Nuris Raih Terbaik 1 Hifdzun Nadzom Imrithy

Zur’atun Nisa’ Raih Terbaik 1 dalam Lomba Hifdzun Nadzom Imrithy Tingkat Pesantren

Pesantren Nuris — Dalam dunia pendidikan Islam klasik, keberhasilan dalam menghafal dan memahami nadzom-nadzom keilmuan bukan hanya sebuah capaian akademik, melainkan juga bentuk kecintaan terhadap warisan ulama. Seperti itulah yang dirasakan oleh Zur’atun Nisa’, siswi kelas XII Agama 3 MA Unggulan Nurul Islam Jember, yang berhasil meraih prestasi terbaik pertama dalam ajang Musabaqah Hifdzun Nadzom Imrithy tingkat internal Yayasan Nurul Islam Jember.

Gadis yang akrab disapa Ninis ini berasal dari Pontang, Ambulu, Jember. Ia dikenal sebagai sosok yang sederhana, ramah, dan memiliki dedikasi tinggi dalam menekuni ilmu agama. Di tengah kesibukan sebagai santri sekaligus pelajar kelas akhir yang sedang mempersiapkan ujian dan kelulusan, ia tetap menyempatkan diri untuk mengikuti perlombaan yang tidak mudah: menghafal dan memahami nadzom Imrithy, salah satu kitab penting dalam ilmu nahwu yang disusun dalam bentuk syair agar lebih mudah dihafalkan.

Ketika ditanya apa yang mendorongnya untuk ikut serta dalam perlombaan ini, Ninis menjawab dengan tenang, “Saya ingin menantang diri sendiri, sejauh mana saya hafal dan paham terhadap nadzom-nadzom dalam kitab Imrithy ini. Ini bukan hanya tentang lomba, tapi juga tentang refleksi diri dan penguatan niat belajar.” Sikap ini mencerminkan kedewasaan dan kematangan berpikir seorang pelajar yang sudah memahami pentingnya ilmu sebagai jalan hidup, bukan sekadar kewajiban belajar di bangku sekolah.

(Baca juga : Kuliah dengan Beasiswa, Santri Thailand Alumni MA Unggulan Nuris Sukses Raih Sarjana dengan Membanggakan)

Salah satu motivasi utama yang melekat dalam hati Ninis berasal dari petuah gurunya, Ustadz Hidayatullah, S.Ag., yang pernah mengatakan: “Ilmu itu bukan perkara suka atau tidak suka.” Kalimat sederhana yang penuh makna ini menjadi prinsip bagi Ninis dalam menuntut ilmu. Ia menyadari bahwa dalam proses belajar, tidak semua hal akan selalu menyenangkan, tetapi jika dijalani dengan niat dan ketekunan, semuanya akan terasa ringan dan penuh keberkahan.

Meski berhasil meraih prestasi tertinggi, perjalanan Ninis tentu tidak mulus. Ia menghadapi tantangan besar berupa lupa sebagian hafalan nadzom karena lama tidak mengulang. Hal itu membuatnya harus melakukan muroja’ah secara intensif, terutama menjelang perlombaan. Setiap hari, ia menyisihkan waktu khusus untuk mengulang hafalan, memahami makna nadzom, dan memperdalam materi yang berkaitan dengan Imrithy. Baginya, persiapan bukan hanya soal hafalan, tetapi juga tentang pemahaman mendalam terhadap isi kandungan nadzom.

“Saya ingin, ketika saya membacakan nadzom, saya tahu arti dan maksudnya. Karena itu yang membedakan antara hafal dan paham. Keduanya harus berjalan beriringan.” ucap Ninis dengan penuh keyakinan.

Ketika diumumkan sebagai peserta terbaik ke-1, perasaan haru dan syukur menyelimuti dirinya. Ia mengaku senang dan bangga, bukan semata karena namanya dipanggil sebagai juara, melainkan karena ia berhasil melewati proses panjang dan berat dengan baik. “Ini adalah pembuktian, bahwa kerja keras itu tidak mengkhianati hasil. Saya senang bisa berpartisipasi dalam lomba internal ini. Ini bukan tentang siapa yang menang, tapi tentang siapa yang mau terus belajar.”

Aktif dalam ekstrakurikuler KIR Keagamaan, Ninis memang sejak awal dikenal sebagai siswi yang memiliki ketertarikan besar terhadap ilmu-ilmu keislaman, terutama ilmu alat seperti nahwu dan sharaf. Ketertarikannya ini sejalan dengan cita-cita mulianya menjadi seorang mutawwifah, pembimbing ibadah haji. Ia ingin suatu saat dapat membimbing jamaah haji dengan pemahaman agama yang kuat dan karakter akhlak yang lembut, khas perempuan pesantren.

Hobi memasak yang ia tekuni di sela-sela kesibukannya menunjukkan bahwa Ninis bukan hanya pintar di bidang akademik, tetapi juga memiliki sisi domestik dan kreatif yang sangat menonjol. Dalam setiap kesempatan, ia berusaha menyeimbangkan antara aktivitas belajar, kegiatan ekstrakurikuler, serta hobinya yang ia anggap sebagai salah satu bentuk terapi dari kepenatan belajar.

Dalam pesannya, Ninis berharap bahwa prestasi ini bisa menjadi pelecut semangat, bukan hanya bagi dirinya, tetapi juga bagi teman-temannya untuk terus belajar dan memperdalam ilmu-ilmu agama. “Semoga ilmu yang kita peroleh bisa bermanfaat, bukan hanya untuk diri sendiri, tapi juga bagi orang-orang di sekitar kita. Karena ilmu sejatinya bukan untuk disimpan, tapi untuk diamalkan dan dibagikan.”

Pihak sekolah memberikan apresiasi setinggi-tingginya atas prestasi yang diraih Ninis. Kepala madrasah menilai bahwa lomba-lomba seperti ini tidak hanya mengasah kemampuan intelektual siswa, tetapi juga memperkuat karakter dan nilai-nilai pesantren yang menjadi ciri khas pendidikan di MA Unggulan Nurul Islam.

Melalui prestasi ini, Zur’atun Nisa’ telah menunjukkan bahwa ketekunan, komitmen terhadap ilmu, serta semangat untuk terus belajar dan memperbaiki diri adalah kunci utama dalam meraih keberhasilan. Ia bukan hanya menjadi juara dalam lomba, tetapi juga teladan dalam kesungguhan belajar dan pengabdian terhadap ilmu.

Dengan langkah pasti dan niat yang tulus, ia terus melangkah menjemput masa depan yang ia impikan — menjadi mutawwifah yang tak hanya membimbing dengan lisan, tetapi juga dengan keteladanan dan akhlak mulia. [LA.Red]

 

Nama       : Zur’atun Nisa’

Alamat    : pontang, ambulu, jember

Hobi         : Memasak

Lembaga : MA Unggulan Nuris Jember

Prestasi   : Musabaqoh hifdzun nadhom imrithy terbaik ke 1 Tingkat Pesantren Nurul Islam Jember

Related Post