Nonton Bareng Film ‘Pulau Plastik’ untuk Masa Depan Bersih Tanpa Plastik
Pesantren Nuris – Ledokombo, 26 Juli 2025, di bawah langit cerah Pasar Lumpur Tanoker, siswa-siswi SMA Nuris Jember mengikuti kegiatan nonton bareng (nobar) film dokumenter berjudul “Pulau Plastik”. Acara edukatif yang diselenggarakan mulai pukul 08.30 hingga 12.00 WIB ini bukan sekadar tontonan biasa. Kegiatan ini dirancang untuk membangun daya kritis generasi muda terhadap isu lingkungan, khususnya bahaya plastik sekali pakai dan mikroplastik.
Film berdurasi sekitar satu jam lebih itu mengangkat fakta mengejutkan bahwa mikroplastik kini telah ditemukan dalam darah manusia, bahkan di air ketuban seorang ibu. Di balik visual yang indah, tersembunyi kenyataan yang mencengangkan. Sebuah kutipan dari film tersebut menggema di benak para peserta, “Apa yang kamu makan adalah apa yang kamu buang.”
Melalui tayangan itu, siswa-siswi diajak untuk merenungkan satu pertanyaan penting, yakni “Kemana sebenarnya sampah plastik yang kita buang?”
Setelah film selesai, kegiatan berlanjut dengan sesi diskusi terbuka, dipandu oleh fasilitator dari komunitas nonton bareng. Para siswa diberikan ruang untuk mengungkapkan pendapat, bertanya, hingga mengemukakan solusi. Diskusi berjalan hangat dan membangun. Beberapa siswa bahkan mulai mempertanyakan kebiasaan sehari-hari mereka, dari penggunaan sedotan plastik, kantong kresek, hingga botol air minum kemasan.
Banyak dari mereka menyadari bahwa plastik sekali pakai yang dibuang sembarangan akan berakhir di sungai dan laut, melukai biota laut, dan pada akhirnya masuk kembali ke tubuh manusia melalui rantai makanan. Ini bukan hanya tentang sampah. Ini tentang keberlangsungan hidup.
Bahaya mikroplastik bisa menimbulkan penyakit kanker, gangguan pencernaan, penurunan fungsi otak, hingga gangguan hormon dan reproduksi. Sebuah kesadaran mulai tumbuh hari itu, bahwa perubahan harus dimulai dari diri sendiri.
Indonesia saat ini menjadi penyumbang sampah plastik terbesar nomor dua di dunia, terutama di lautan. Ironisnya, biaya produksi plastik jauh lebih murah dibanding biaya daur ulangnya. Hal ini menyebabkan kesadaran masyarakat untuk berhenti menggunakan plastik sekali pakai masih menjadi tantangan besar.
Namun, dari kegiatan sederhana seperti nobar ini, harapan besar pun tumbuh. Pelajar SMA Nuris Jember adalah generasi muda yang diharapkan mampu memahami dan mengaplikasikan gerakan menolak plastik ini. Mereka diajak untuk mulai dari langkah kecil, seperti membawa tumbler sendiri, menolak sedotan plastik, hingga mengkampanyekan hidup minim sampah di lingkungan sekitar.
Kegiatan ini bukan sekadar bentuk rekreasi edukatif, tetapi juga wujud dari komitmen SMA Nuris Jember dalam menanamkan nilai-nilai peduli lingkungan dan berpikir kritis kepada para siswa. Diskusi yang dilakukan setelah menonton menjadi media latihan berpikir, menyampaikan pendapat, dan mendengarkan sudut pandang lain secara terbuka.
Kegiatan ini membuktikan bahwa pendidikan tak selalu harus berada di dalam kelas. Di tempat seperti Pasar Lumpur Tanoker, para pelajar menemukan pelajaran yang lebih dalam, bahwa setiap keputusan kecil yang mereka ambil dapat berdampak besar bagi bumi ini. [RY.Red]