Jejak Perjuangan Nohan: Dari Susah Payah Hafalan hingga Toga Wisuda Kitab
Pesantren Nuris — Gema doa dan lantunan ayat suci mengiringi prosesi wisuda kitab kuning yang berlangsung khidmat di GOR Nuris Jember. Di antara deretan santri yang mengenakan toga kebanggaan, tampak sosok Nohan Fausta Hamdani, siswa kelas IX A SMP Nuris Jember, yang dengan penuh rasa syukur dan bangga berhasil mengkhatamkan tiga kitab dasar yang wajib dikuasai oleh setiap santri, yakni Tarbiyatus Shibyan, Aqidatul Awam, dan Nafinatun Najah.
Ketiga kitab kuning tersebut bukan sekadar lembaran tulisan berhuruf Arab, melainkan pondasi keilmuan dasar bagi para santri. Tarbiyatus Shibyan dikenal sebagai kitab dasar yang berisi pelajaran akhlak dan adab, Aqidatul Awam mengajarkan prinsip-prinsip keimanan, sementara Nafinatun Najah membimbing santri pada pemahaman fiqih dasar. Mampu mengkhatamkan ketiganya berarti santri telah menapaki landasan penting dalam menuntut ilmu agama.
Dengan mengenakan toga wisuda kitab berwarna hitam yang menjuntai anggun, Nohan melangkah penuh percaya diri menuju panggung. Senyum tipisnya menyiratkan rasa bangga sekaligus haru. Baginya, wisuda ini bukan sekadar seremoni, melainkan titik puncak dari perjuangan selama tiga tahun belajar di SMP Nuris tercinta.
“Tidak terasa, waktu tiga tahun ini begitu cepat. Wisuda ini mengingatkan saya bahwa sebentar lagi saya akan meninggalkan bangku SMP Nuris. Rasanya sedih, tapi juga bangga, karena bisa menutup masa ini dengan khatam tiga kitab,” ungkap Nohan lirih seusai prosesi.
(Baca juga : Kevin Ramadhan, Siswa Unggulan SMP Nuris Jember yang Lolos ke Tingkat Provinsi Olimpiade Bahasa Inggris COSMII)
Perjuangan Nohan untuk sampai di titik ini tentu penuh rintangan. Ia mengaku sempat merasa lelah dan kesulitan ketika harus menghafalkan isi kitab yang seluruhnya berbahasa Arab. Namun, semangatnya untuk tidak mengecewakan orang tua, serta keinginannya meraih barokah ilmu, membuat ia terus bangkit melawan rasa malas. “Saya tidak ingin sia-siakan waktu belajar di pondok. Saya ingin membuktikan bahwa saya bisa menyelesaikan kewajiban ini,” tambahnya dengan penuh tekad.
Bagi ibunya, pencapaian Nohan adalah anugerah yang tidak ternilai. Saat menghadiri acara wisuda, sang ibu tak mampu menyembunyikan kebanggaannya. Air mata haru sempat menetes ketika melihat putranya menerima penghargaan atas khatam kitab. “Saya sangat bangga pada Nohan. Semoga ilmunya bermanfaat dan menjadi bekal untuk masa depan,” ucap sang ibu penuh rasa syukur.
Apresiasi juga datang dari Ustad Qorin, salah satu guru sekaligus pengurus pondok SMP Nuris Jember. Beliau menyampaikan bahwa capaian Nohan adalah bukti nyata ketekunan seorang santri. “Nohan telah membuktikan bahwa dengan kesungguhan, seorang santri bisa menyelesaikan apa yang menjadi tanggung jawabnya. Ini adalah bekal penting untuk melangkah lebih jauh dalam perjalanan menuntut ilmu,” tuturnya.
Kini, wisuda kitab ini tidak hanya menjadi kebanggaan pribadi Nohan dan keluarganya, tetapi juga menjadi teladan inspiratif bagi para santri lainnya. Ia membuktikan bahwa setiap usaha, meski penuh rintangan, akan berbuah manis jika dijalani dengan kesabaran dan keikhlasan.
“Pesan saya untuk adik-adik kelas, jangan mudah menyerah. Hafalkan kitab dengan sungguh-sungguh, karena ilmu ini akan menemani kita, bukan hanya di sekolah, tapi juga dalam kehidupan,” kata Nohan menutup wawancara dengan senyum tulus.
Perjalanan Nohan Fausta Hamdani mengajarkan bahwa keberhasilan bukanlah hadiah yang datang dengan mudah, melainkan hasil dari perjuangan panjang yang penuh kesabaran. Ia adalah bukti nyata bahwa seorang santri SMP Nuris Jember mampu mengukir prestasi yang membanggakan, sekaligus meninggalkan jejak inspirasi bagi generasi berikutnya.[PUO.Red]
Nama : Nohan Fausta Hamdani
Kelas/ Lembaga : IX A/ SMP Nuris Jember
Cita-cita : Polisi
Prestasi : Khatam 3 Kitab (Tarbiyatus Shibyan, Aqidatul Awam, dan Nafinatun Najah)