Dulu Tak Kenal Kitab, Kini Hafy SMP Nuris Khatam Tiga Sekaligus!
Pesantren Nuris — GOR Nuris Jember dipenuhi suasana haru, syukur, dan kebanggaan. Ratusan santri berkumpul rapi, duduk bersama para guru dan wali murid, menyaksikan prosesi wisuda kitab kuning yang menjadi penanda keberhasilan menuntut ilmu agama. Di tengah deretan santri yang mengenakan toga, tampak seorang siswa kelas IX C, Ahmad Sidqi Hafy, berdiri tegak dengan senyum yang tak mampu ia sembunyikan. Santri yang akrab disapa Hafy ini baru saja menuntaskan perjalanan panjangnya dengan mengkhatamkan tiga kitab kuning: Tarbiyatus Shibyan, Aqidatul Awam, dan Nafinatun Najah.
Tiga kitab tersebut memiliki kedalaman materi yang berbeda-beda. Tarbiyatus Shibyan berisi dasar-dasar akhlak dan pendidikan anak, Aqidatul Awam mengajarkan pokok-pokok aqidah Islam, sedangkan Nafinatun Najah membahas kaidah-kaidah fiqih sederhana untuk kehidupan sehari-hari. Bagi Hafy, mempelajari dan menghafalkan isi kitab ini bukanlah perkara mudah.
“Salah satu tantangannya adalah membagi waktu antara pelajaran sekolah dan kewajiban di pondok,” kenangnya.
(Baca juga : Adelia Resti Ilyasa: Si Jagoan Matematika dari SMP Nuris Berhasil Taklukkan Lomba PMR Tingkat Kabupaten Jember!)
Selama tiga tahun menempuh pendidikan di SMP Nuris, Hafy menemui berbagai rintangan. Kesibukan di pondok dan sekolah sering membuat waktu terasa sempit, sementara hafalan kitab membutuhkan fokus yang tidak terganggu. Namun, perlahan ia belajar mengatur waktunya dengan baik, hingga akhirnya mampu menyelesaikan ketiga kitab tersebut di penghujung kelas IX. Baginya, keberhasilan ini bukan hanya untuk diri sendiri, melainkan sebagai persembahan terbaik bagi orang tua.
“Saya ingin orang tua bangga melihat anaknya bisa sampai di titik ini,” ujarnya dengan mata berbinar.
Prosesi wisuda ini menjadi momen yang penuh makna bagi Hafy. Di balik senyumnya, terselip rasa sedih karena ia sadar, waktunya sebagai siswa SMP Nuris tercinta tidak akan lama lagi. Beberapa bulan ke depan, ia akan meninggalkan bangku sekolah yang telah menjadi saksi perjuangan dan tawa canda bersama teman-teman. Kenangan saat belajar kitab di sela-sela kesibukan akan selalu ia simpan dalam hatinya.
Yang membuat Hafy semakin kagum pada dirinya sendiri adalah perjalanan yang telah ia lalui. Saat SD, ia sama sekali belum mengenal kitab kuning. Namun kini, berkat mondok di Nuris, ia mampu mempelajari, menghafal, dan memahami tiga kitab penting. Ibunya yang hadir dalam acara wisuda tak kuasa menahan rasa bangga. Pelukan hangat dan senyum haru menjadi hadiah terindah bagi Hafy di hari itu.
Ustadz Qorin, salah satu pengajar di Pondok Pesantren SMP Nuris, juga menyampaikan apresiasinya.
“Hafy adalah contoh bahwa dengan kemauan yang kuat, apa pun bisa dicapai. Semoga ilmunya bermanfaat, dan semangatnya terus terjaga di jenjang berikutnya,” tuturnya.
Wisuda kitab ini bukan akhir dari perjalanan Hafy, melainkan awal dari babak baru untuk terus memperdalam ilmu agama. Ia bertekad, meski nanti tidak lagi mengenakan seragam SMP, semangatnya untuk menuntut ilmu tidak akan pernah padam.[PUO.Red]
Nama : Ahmad Sidqi Hafy
Kelas/ Lembaga : IX C/ SMP Nuris Jember
Cita-cita : Masinis
Prestasi : Khatam 3 Kitab (Tarbiyatus Shibyan, Aqidatul Awam, dan Nafinatun Najah)