Imtiyaz Mustafidatul Wasi’ah, Alumni MA Unggulan Nuris yang Siap Mengabdi Lewat Jalan Psikologi Islam

Jejak Langkah Imtiyaz Mustafidatul Wasi’ah dari Nuris Hingga Psikologi Islam

Pesantren Nuris — Lahir dan tumbuh di sebuah kampung sederhana, Kp. Krajan Utara Kendit, Kecamatan Kendit, Kabupaten Situbondo, tidak pernah menjadi alasan bagi Imtiyaz Mustafidatul Wasi’ah untuk berhenti bermimpi besar. Dengan tekad kuat dan semangat yang tidak pernah padam, ia membuktikan bahwa latar belakang bukanlah penghalang untuk mencapai cita-cita. Kini, alumni MA Unggulan Nuris tahun 2025 itu sedang menempuh pendidikan tinggi di kampus impiannya, Universitas Kyai H. Achmad Shiddiq Jember, mengambil jurusan Psikologi Islam — langkah besar menuju impian masa kecilnya: menjadi seorang psikolog.

Sejak duduk di bangku MA Unggulan Nuris, Imtiyaz telah menunjukkan ketertarikannya pada dunia psikologi dan kemanusiaan. Ia dikenal sebagai pribadi yang tenang, pendiam, namun memiliki kepekaan yang tinggi terhadap lingkungan sekitarnya. Dalam setiap kesempatan, ia selalu menunjukkan empati terhadap teman-teman dan guru, bahkan tak jarang menjadi tempat curhat bagi banyak orang di sekitarnya.

“Saya ingin menjadi pendengar yang baik bagi orang lain. Menjadi tempat mereka merasa nyaman bercerita tanpa dihakimi. Itu yang mendorong saya memilih Psikologi Islam sebagai jurusan,” ungkap Imtiyaz saat diwawancarai.

Memilih Universitas Kyai H. Achmad Shiddiq Jember bukanlah keputusan yang mudah, namun bukan pula sebuah kebetulan. Ia menilai kampus tersebut tidak hanya menawarkan pendidikan akademik yang kuat, tetapi juga pendekatan spiritual dan moral yang sejalan dengan nilai-nilai yang selama ini ia pelajari di Nuris. “Saya percaya, dengan kombinasi ilmu psikologi dan pemahaman keislaman yang baik, saya bisa membantu banyak orang dengan cara yang lebih utuh — baik secara mental maupun spiritual,” tambahnya.

(Baca juga : Sulung Destiawan Pratama Harumkan Nama MTs Unggulan Nuris dengan Prestasi Matematika)

Momen ketika pengumuman seleksi masuk PTN diumumkan adalah momen yang tak terlupakan bagi Imtiyaz. Dengan tangan gemetar dan doa yang tak putus, ia membuka portal pengumuman resmi. Dan saat tulisan “Selamat Anda Diterima di Universitas Kyai H. Achmad Shiddiq Jember, Program Studi Psikologi Islam” muncul di layar, air mata kebahagiaan pun tumpah.

“Rasanya seperti mimpi. Sangat senang dan terharu karena perjuangan saya tidak sia-sia. Semua usaha, doa, dan dukungan dari keluarga serta guru-guru di Nuris akhirnya membuahkan hasil,” tuturnya penuh syukur.

Meski kini tengah sibuk menempuh pendidikan tinggi, Imtiyaz tetap aktif dalam berbagai kegiatan di luar kuliah. Ia bergabung dengan komunitas mahasiswa psikologi kampus dan aktif dalam beberapa kegiatan sosial yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental di kalangan remaja.

Tak hanya itu, hobi lamanya yaitu bersepeda tetap menjadi bagian dari hidupnya. Ia rutin bersepeda di pagi hari sebagai cara untuk menjaga kesehatan fisik dan mental. “Bersepeda membuat pikiran saya lebih segar. Ini juga jadi waktu saya untuk merenung dan merencanakan langkah-langkah hidup ke depan,” katanya.

Saat mengenang masa-masa di MA Unggulan Nuris bagi dirinya, Nuris bukan sekadar lembaga pendidikan, tapi rumah kedua yang membentuk karakter dan jati dirinya hari ini.

“Saya sangat senang dan bangga pernah menjadi bagian dari keluarga besar Nuris. Di sana saya belajar bukan hanya tentang pelajaran akademik, tapi juga tentang kehidupan, tanggung jawab, dan spiritualitas,” kenangnya. Ia juga pernah aktif dalam beberapa organisasi sekolah yang membentuk kepercayaan dirinya dan membantunya berani berbicara di depan umum — kemampuan penting bagi seorang calon psikolog.

Meski belum sempat mencatatkan banyak prestasi nasional, namun ia pernah menjadi perwakilan sekolah dalam beberapa lomba ilmiah tingkat kabupaten dan juga aktif dalam kegiatan OSIS, menjadikannya pribadi yang seimbang antara akademik dan organisasi.

Kini, dengan langkah yang mantap dan semangat yang berkobar, Imtiyaz berharap kelak dapat menjadi psikolog profesional yang mampu memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat, terutama dalam bidang kesehatan mental remaja dan pendidikan karakter di lingkungan pesantren dan sekolah.

“Saya ingin kembali ke daerah saya, membangun pusat konseling untuk remaja, terutama mereka yang belum memiliki akses terhadap layanan psikologis yang memadai. Saya ingin membuktikan bahwa anak desa pun bisa menjadi cahaya perubahan bagi lingkungannya,” ucapnya penuh tekad.

Imtiyaz berpesan kepada seluruh adik kelas di Nuris agar tidak pernah lelah bermimpi dan berusaha. “Jangan pernah merasa kecil karena berasal dari daerah. Justru itu menjadi semangat untuk membuktikan bahwa kita bisa. Percaya pada diri sendiri, dekatkan diri pada Allah, dan maksimalkan setiap kesempatan yang ada. Nuris sudah memberikan fondasi yang kuat, tinggal bagaimana kalian membangunnya menjadi bangunan impian yang nyata.”

Imtiyaz Mustafidatul Wasi’ah bukan hanya alumni, tetapi teladan nyata bahwa dengan tekad, kerja keras, dan keyakinan, setiap mimpi bisa menjadi kenyataan. Nuris bangga telah menjadi bagian dari perjalanan hidupnya. Semoga jejak langkahnya menjadi inspirasi bagi generasi selanjutnya. [LA.Red]

 

Nama      : Imtiyaz Mustafidatul Wasi’ah

Alamat    : Kp. Krajan Utara Kendit, Kec. Kendit, Kab. Situbondo

Hobi         : Bersepeda

Cita2        : Psikolog

Lembaga : MA Unggulan Nuris, 2025

Kuliah      : Psikologi Islam, Universitas Kyai H. Achmad Shiddiq Jember 

Related Post