Masih SMP Sudah Khatam Tiga Kitab? Fathan Nuris Emang Gak Ada Lawan!
Pesantren Nuris — Suasana GOR Nuris Jember pada hari wisuda khataman kitab dipenuhi aura haru dan rasa syukur. Lantunan doa dan puji-pujian menyambut para santri yang berhasil menamatkan hafalan mereka terhadap kitab kuning, simbol keilmuan klasik pesantren yang sarat nilai. Di antara para peserta wisuda, tampak sosok santri tenang dan penuh percaya diri, Fathan Aqylathallah Ardiona, siswa kelas IX C SMP Nuris Jember, yang telah mengkhatamkan tiga kitab kuning sekaligus: Tarbiyatus Shibyan, Aqidatul Awam, dan Nafinatun Najah.
Dengan balutan toga khataman berwarna khas, Fathan melangkah mantap ke panggung utama. Toga itu bukan sekadar simbol kelulusan, melainkan penanda perjuangan panjang, konsistensi belajar, dan awal dari cita-cita besar yang mulai dirajutnya. Sebagai santri yang bercita-cita menjadi seorang guru profesional, Fathan merasa bahwa proses menghafalkan kitab kuning ini adalah batu loncatan penting dalam perjalanannya menjemput mimpi.
Baginya, menjadi guru bukan hanya tentang memahami teori atau menyampaikan materi, tetapi juga tentang menanamkan nilai-nilai keislaman secara mendalam kepada para peserta didik. Ia ingin menjadi sosok pendidik yang mampu menggabungkan keilmuan umum dan agama dengan seimbang, dan proses khataman ini menjadi salah satu bentuk latihan awalnya.
(Baca juga : Keano Khatam Tiga Kitab di Wisuda GOR Nuris: Bukti Cinta Ilmu Santri Kelas IX C SMP Nuris Jember)
Tak mudah tentu, bagi seorang pelajar SMP yang masih dalam usia belia, untuk bisa menamatkan tiga kitab kuning dengan bahasa dan struktur yang khas serta menantang. Pada awalnya, Fathan mengaku kesulitan memahami dan menghafal bait demi bait, terutama dalam bentuk nadhom. Namun semangatnya untuk terus belajar tak pernah padam. Ia paksakan diri untuk tetap konsisten, walau terkadang rasa jenuh datang menghampiri.
Perjuangan itu kini membuahkan hasil. Fathan merasa bangga atas capaian yang telah ia raih. Ia menyadari bahwa khataman ini bukan sekadar prestasi pribadi, tapi juga bentuk baktinya kepada kedua orang tua yang telah mendukung dan mendoakannya sepanjang waktu. “Prestasi ini saya persembahkan untuk Ayah dan Ibu,” ungkapnya singkat dengan mata berbinar dan penuh haru.
Prosesi wisuda ini juga menjadi momen reflektif baginya. Sebentar lagi masa belajarnya di SMP Nuris akan berakhir, dan langkahnya akan berlanjut ke jenjang berikutnya. Namun, ia percaya bahwa apa yang telah ditanamkan selama tiga tahun terakhir. Baik dalam pelajaran umum maupun agama akan menjadi bekal kuat untuk masa depan.
Pihak sekolah turut mengapresiasi capaian Fathan. Mereka menilai bahwa semangat belajar dan cita-cita menjadi guru adalah contoh yang sangat baik bagi teman-temannya. Seorang guru bukan hanya pencetak masa depan bangsa, tetapi juga penyalur cahaya ilmu yang akan terus menyala sepanjang zaman.
Dengan tiga kitab telah khatam di dada, dan mimpi besar di pelupuk mata, Fathan kini bersiap menapaki jenjang kehidupan selanjutnya. Ia telah memulai langkah awal sebagai seorang pembelajar sejati, yang tak hanya menghafal, tapi juga menghidupkan ilmu dalam laku sehari-harinya. [PUO.Red]
Nama : Fathan Aqylathallah Ardiona
Kelas/ Lembaga : IX C/ SMP Nuris Jember
Cita-cita : Guru
Prestasi : Khatam 3 Kitab (Tarbiyatus Shibyan, Aqidatul Awam, dan Safinatun Najah)